AIESEC

Impact Circle: Moving Beyond Awareness and Creating Disability-Inclusive Communities #EQUALitywithinYOUth

Impact Circle merupakan sebuah acara yang diadakan oleh AIESEC in Indonesia yang bertujuan memberi wadah bagi kalangan muda untuk berdiskusi mengenai berbagai macam topik seputar Sustainable Development Goals atau SDGs, sebuah bagian dari The 2030 Agenda for Sustainable Development yang disetujui oleh negara-negara anggota PBB pada tahun 2015 lalu dan secara keseluruhan terdiri dari 17 Sustainable Development Goals. Impact Circle membahas bagaimana perkembangan dari SDGs tersebut, dan bagaimana implementasi SDGs tersebut di Indonesia. Untuk memfasilitasi diskusi-diskusi tersebut, Impact Circle akan mengundang narasumber yang ahli dalam bidangnya untuk berbagi wawasan mengenai SDGs yang terpilih untuk dijadikan tema acara.

Kehidupan penyandang disabilitas masih menjadi hal yang belum lumrah dalam kehidupan sosial di Indonesia. Maka pada saat ini, kami memilih topik dari SDG ke-10 tentang Reduced Inequalities. Poin yang ditunjukkan dalam SDG ini memiliki nilai dalam mengurangi kesenjangan dalam masyarakat dan sosial. Pemilihan SDG ini berdasarkan pandangan kami kepada masyarakat Indonesia yang masih belum memiliki kesadaran dalam membantu atau mendukung penyandang disabilitas. 

Terdapat sekitar 16,5 juta orang penyandang disabilitas di Indonesia, yang terdiri dari 7,6 juta laki-laki dan 8,9 juta perempuan. Dengan jumlah yang tidak sedikit, hal ini membutuhkan perhatian yang serius. Dengan itu, pada acara Impact Circle 1: “Disabilities Inequalities, Breaking Barriers: Moving Beyond Awareness and Creating Disability-Inclusive Communities #EQUALitywithinYOUth” hadir untuk memberikan penyuluhan dan edukasi mengenai informasi tersebut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia. Diharapkan melalui acara ini, peserta dapat menambah wawasan, mendapatkan solusi dari permasalahan yang dihadapi serta menyebarkan kesadaran di sekitar dengan membangun masyarakat inklusif.

Acara Impact Circle tahun ini “Disabilities Inequality diiringi oleh Master of Ceremony (MC), Vania Edisa dan Moderator Ara.. yang mempersilahkan Organizing Committee President, Audrey Nirwasita dan Benjamin Sawaruddin sebagai Person in Charge (PIC) untuk memulai acara dengan kata sambutan. Acara dilanjutkan dengan moderator dan MC yang mempersilahkan pembicara pertama yaitu Yuni Widiawati untuk membawakan sesi pertama yang berjudul Fostering Understanding and Awareness of Disabilities in Indonesia. Yuni Widiawati merupakan Founder Bumi Disabilitas. Yuni membuka topik dengan mengenalkan Yayasan Bumi Disabilitas secara general. Beliau juga membuka topik mengenai jenis-jenis disabilitas serta ketidakadilan dan stereotype orang yang mengidap disabilitas.  Sesi ini bersifat interaksi 1 arah dan dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab melalui website Slidoo, pertanyaan-pertanyaan seputar pengetahuan Yuni dalam bidang ini dilontarkan dengan aktif oleh partisipan. 

Sesi kedua yang berjudul Create accessible spaces and infrastructure to promote equal participationmerupakan sesi yang dibawakan oleh Irene Ridjab, Founder dari Yayasan House of Hope. Dalam sesi ini, Irene menjelaskan accessible design seputar infrastruktur untuk memudahkan penyandang disabilitas. Selain itu Irene juga memberikan strategi untuk youth mengatasi hambatan yang dirasakan penyandang disabilitas. Beliau juga menjawab pertanyaan -pertanyaan dari partisipan melalui website Slidoo.

Sesi ketiga merupakan “Case Study Discussion with Facilitators”, yaitu sesi yang terjadi interaksi dua arah antara pembicara dan partisipan. Interaksi tersebut terjadi dalam bentuk QnA secara langsung di chatbox. Kami mengundang 4 fasilitator yang turut membimbing peserta dan memberikan wawasan dan membimbing partisipan untuk mendiskusikan Case Study yang disediakan. Fasilitator pertama adalah Juanita Putrianawati yang merupakan Counselor for disability student di Friends for Care. Fasilitator kedua adalah Annisa Dwi Rachmawati, yaitu Disability services section head  di Friends for Care. Fasilitator ketiga adalah Hosea Gunawan, Counselor for disability student di Friends for Care. Fasilitator keempat adalah Joko Yuwono. Joko juga memenuhi Kaprodi S2 Pendidikan Luar Biasa dan Research Group Pusat Studi Difabilitas LPPM dan sekarang bekerja sebagai Lecturer di UNS. Setelah sesi discussion oleh partisipan dan fasilitator, acara dilanjutkan dengan presentasi dari masing-masing perwakilan breakout room sebanyak 3 perwakilan. Peserta menjelaskan hasil dari case study yang mereka lakukan selama breakout room session dan diberikan penilaian dari fasilitator.

Acara Impact Circle “Disabilities Inequality” ditutup dengan acara dokumentasi dan dilanjutkan oleh pengumuman pemenang dari Best Delegates yaitu participant terbaik. Pemenang juga mendapatkan hadiah e-money untuk mengapresiasi keaktifannya. MC kemudian melanjutkan dengan pengumuman Call to Action yang harus dilakukan oleh peserta dan dikumpulkan ke drive yang telah disediakan oleh panitia, dan mengisi exit forms dan satisfaction survey yang tersedia di layar (qr code) atau link di kolom komentar. Selain itu, MC juga menjelaskan promosi merchandise yang terlibat dalam acara ini.

Secara keseluruhan, acara Impact Circle Impact Circle 1: “Disabilities Inequalities, Breaking Barriers: Moving Beyond Awareness and Creating Disability-Inclusive Communities #EQUALitywithinYOUth” telah berjalan dengan sukses, dimulai dari perencanaan, penyusunan acara, sampai eksekusi di hari-h. Tingkat keaktifan peserta dan interaksinya dengan speakers, facilitators dan MC serta moderator membuat event ini cukup ramai dan interaktif. Dalam form feedback yang diberikan juga dapat kita lihat bahwa semua peserta dan pembicara memberikan respon yang sangat puas dengan jalannya acara. Mereka mengatakan banyak hal yang dapat diambil dari seminar ini. Kami percaya dengan berhasilnya acara ini, akan membuka kesempatan AIESEC in BINUS kedepannya untuk membuat acara yang jauh lebih baik lagi dan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.

English Version

Impact Circle is an event organized by AIESEC in Indonesia, aiming to provide a platform for young people to discuss various topics related to the Sustainable Development Goals (SDGs). The SDGs are part of The 2030 Agenda for Sustainable Development, which was approved by United Nations member states in 2015 and consists of 17 goals. Impact Circle focuses on the development of the SDGs and their implementation in Indonesia. To facilitate these discussions, Impact Circle invites experts in their respective fields to share insights on the selected SDGs that serve as the event’s theme.

The lives of people with disabilities are still not fully integrated into social life in Indonesia. Therefore, we have chosen SDG 10 on Reduced Inequalities as the current topic. The points addressed in this SDG hold value in reducing disparities within society. Our choice is based on our view of Indonesian society, which still lacks awareness in supporting and assisting individuals with disabilities. 

There are approximately 16.5 million people with disabilities in Indonesia, comprising 7.6 million males and 8.9 million females. With such a significant number, it requires serious attention. Hence, the event “Impact Circle 1: Disabilities Inequalities, Breaking Barriers: Moving Beyond Awareness and Creating Disability-Inclusive Communities #EQUALitywithinYOUth” aims to provide education and raise awareness about this issue to the Indonesian community. Through this event, we hope that participants can gain new insights, find solutions to the challenges faced, and contribute to spreading awareness by building an inclusive society.

This year’s Impact Circle event, “Disabilities Inequality,” is hosted by the Master of Ceremony (MC), Vania Edisa, and moderated by Ara. The Organizing Committee President, Audrey Nirwasita, and Benjamin Sawaruddin, as the Person in Charge (PIC),  open the event with a foreword.

The event continues with the moderator and MC  introducing the first speaker, Yuni Widiawati, who presents the session titled “Fostering Understanding and Awareness of Disabilities in Indonesia.” Yuni Widiawati is the Founder of Bumi Disabilitas and provides an overview of Bumi Disabilitas Foundation. She also addresses different types of disabilities, injustice, and stereotypes associated with individuals with disabilities. This session involves one-way interaction, followed by a Q&A session where participants actively engage by submitting questions through the Slidoo website.

The second session, titled “Create accessible spaces and infrastructure to promote equal participation,” is presented by Irene Ridjab, the Founder of House of Hope Foundation. Irene explains accessible design in relation to disability-friendly infrastructure. Additionally, she shares strategies for youth participation in addressing the barriers faced by individuals with disabilities. Irene also answers participant questions submitted through the Slidoo website.

The third session is a “Case Study Discussion with Facilitators,” which involves interactive two-way communication between speakers and participants. This interaction takes place through live Q&A in the chatbox. We invite four facilitators to guide participants, provide insights, and facilitate the discussion of the provided case study. The first facilitator is Juanita Putrianawati, a Counselor for disabled students at Friends for Care. The second facilitator is Annisa Dwi Rachmawati, the Disability Services Section Head at Friends for Care. The third facilitator is Hosea Gunawan, a Counselor for disabled students at Friends for Care. The fourth facilitator is Joko Yuwono, who holds a position as a lecturer at UNS and has expertise in Special Education and Disability Studies. After the discussion session between participants and facilitators, the event proceeds with presentations from three representatives of breakout rooms. Participants explain the outcomes of the case study they conducted during the breakout room sessions and receive feedback from the facilitators.

The Impact Circle event “Disabilities Inequality” concludes with documentation and the announcement of the Best Delegate, recognizing the most active participant who will receive an e-money prize as appreciation. The MC then announces the Call to Action that participants need to undertake, collecting them through a drive provided by the organizing committee, and encourages participants to fill out exit forms and satisfaction surveys available via QR code or link in the comment section. Additionally, the MC promotes the merchandise associated with the event.

Overall, the Impact Circle event, “Impact Circle 1: Disabilities Inequalities, Breaking Barriers: Moving Beyond Awareness and Creating Disability-Inclusive Communities #EQUALitywithinYOUth,” has been successful, from the planning and organization to the execution on the event day. The level of participant engagement and interaction with the MC made the event lively and interactive. Feedback received indicates that all participants and speakers were highly satisfied with the event. They mentioned taking away valuable insights from the seminar. We believe that the success of this event will open opportunities for AIESEC in BINUS to organize even better events in the future and make a positive impact on the surrounding environment.

 

Audrey Nirwasita