Mengenal Tuhan secara Pribadi

Ada pepatah yang berbunyi “Tak kenal maka tak sayang,” yang berarti jika tidak mengenal seseorang maka tidak mungkin kita bisa mengasihi orang karena kita belum mengenalnya. Mengenal seseorang belum berarti mengenal dan mengetahui secara pribadi siapa orang tersebut. Mungkin kita hanya mengetahui rupa dan nama, namun tidak tahu siapa dia sesungguhnya. Ada begitu banyak orang hanya mengetahui seseorang dari rupa dan nama tanpa mengenal jati diri yang sebenarnya. Seperti berkenalan dengan teman baru yang bersikap acuh tak acuh, namun ketika mengenalnya lebih dalam kita mengetahui betapa pedulinya ia terhadap sesama meskipun tidak ditunjukan secara langsung.

 

Sama halnya dengan Tuhan Yesus, ada begitu banyak orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus dan bahkan ada yang mengaku sebagai pengikut Kristus tetapi tidak mengenal Yesus secara pribadi. Mengapa ? Karena ada sesuatu yang menghalangi mereka untuk mengenal Yesus secara pribadi. Firman Tuhan mengatakan di dalam Yesaya 59:1-2 bahwa yang menyebabkan kita terpisah dari Bapa dan tidak bisa mengenal Dia lebih dekat adalah dosa. Dosa yang masih menguasai hidup kita selalu berusaha menghalangi kita untuk tidak dapat mengenal Dia dengan baik. Ketika berada di gereja, mata dan pikiran kita mengawang-awang pada hal hal yang besifat duniawi seperti merencanakan liburan disaat Pendeta sedang membawakan Firman Tuhan atau pekerjaan yang  belum terselesaikan, inilah yang dapat menjadi berhala dalam hidup kita. Ketika membaca firman Tuhan, tidak ada yang bisa dimengerti karena hati kita keras seperti batu dan kita berusaha memahami firman Tuhan dengan akal pikiran sendiri tanpa meminta pertolongan Roh Kudus dalam menyiapkan hati yang bersuka dan pikiran yang tertuju kepaada Tuhan dalam menerima firman. Kalau kita sudah mengenal Yesus secara pribadi, maka segala sesuatu akan diserahkan terlebih dahulu kepada-Nya sehingga kita dapat mengambil tindakan dan melakukan segala hal secara tepat dan sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus inginkan.

 

Tuhan mengenal kita, dan Ia ingin kita mengenal-Nya. Kenyataannya, Dia mengatakan pada kita bahwa kekekalan kita tergantung atas pengenalan akan Dia. Yesus berkata, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Mengenal Tuhan dan Anak-Nya Yesus merupakan inti hidup kekal. Kata mengenal dalam ayat ini tidak menunjuk pada pengenalan biasa. Itu merupakan pengenalan yang didapat dari hubungan pribadi dan hidup. Jika mengenal Tuhan sepenting itu, mungkin kita harus mencari tahu bagaimana kita bisa mengenal Dia.

 

Seorang yang Ingin Dikenal Harus Memperkenalkan Diri

 

Apa artinya mengenal seseorang ? Mengenal seseorang berarti kita harus tahu sesuatu tentang dia. Jika seseorang  ingin mengenalmu, tentu kita perlu untuk bersikap terbuka dengan bersahabat, dan menunjukan ketertarikan untuk berelasi dengannya. Tuhan ingin dikenal. Dia yakin kalau kita mengenal dia dengan baik, kita akan semakin mengasihi-Nya, semakin percaya, semakin memuji-Nya, dan melayani Dia. Jadi dia berinisiatif dan membuka diri. Dia mengatakan tentang diri-Nya kepada kita.

Dalam Alkitab Tuhan menunjukkan dirinya dengan fenomena alam, “Langit menceritakan kemuliaan Allah” (Amsal 19:1). Rasul Paulus mengajarkan kita bahwa Tuhan menyatakan hokum-Nya pada pikiran manusia (Roma 2:14-16). Tapi semua ini tidak memberikan kita petunjuk khusus tentang pribadi Tuhan. Kita perlu berinisiatif untuk tebuka sehingga kita memiliki sumber rohani untuk mengenal-Nya lebih baik. Dan itulah keinginan-Nya. Dia mendorong kita untuk bertumbuh dalam pengenalan akan diri-Nya (2 Petrus 3:18). Tapi bagaimana itu bisa terjadi ? Dia sudah berinisiatif dan menyatakan diri-Nya. Langkah berikutnya dari kita.

 

Seseorang yang Ingin Mengenal Harus Berespon

 

Ketika saya ingin mengenal anda, tentu anda harus membuka diri kepada saya dan berbagi dengan saya. Tapi saya tetap tidak mengenal anda kecuali saya berespon pada pernyataan anda. Kualitas respon saya tergantung pada besar kecilnya keinginan saya. Sebagian orang Kristen tidak berespon banyak terhadap hubungannya dengan Tuhan. Mereka sudah cukup mengenal-Nya untuk kebutuhan keselamatan, dan mereka telah bertemu dengan-Nya secara pribadi dalam hubungan keselamatan, tapi mereka tidak bergerak dari sana.

 

Mengenal Tuhan lebih baik merupakan hal penting dalam kehidupan Kristen. Itu mempengaruhi begitu banyak aspek kehidupan rohani kita. Musa memiliki keinginan untuk berelasi dengan Tuhan. Musa membangun tenda diluar perkemahan dan bertemu dengan Tuhan secara rutin. Tuhan bicara dengan-Nya muka dengan muka seperti manusia bicara pada temannya, dan Musa semakin mengenal-Nya. Tapi Musa ingin mengenal-Nya lebih jauh. “Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau” (Keluaran 33:13). Itulah keinginan membara hatinya-sungguh-sungguh ingin mengenal Tuhan. Permintaannya menghasilkan janji dari Tuhan : “Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu” (Keluaran 33:14). Itu merupakan kepastian yang indah tentang bimbingan dan perlindungan.

 

Tapi itu tidak cukup bagi Musa. Setiap kali Tuhan menyatakan dirinya, muncul kelaparan dalam hati untuk ingin lebih mengenalnya. Dengan keinginan dalam hatinya dia berkata, “Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku!” (Keluaran 33:18) Kemuliaan Tuhan merupakan keseluruhan atribut-Nya. Musa berseru ingin mengenal semua yang bisa manusia tahu tentang Tuhan. Dia sadar bahwa hidup dalam dunia ini kosong dan tiada arti diluar pengenalan yang intim akan Tuhan yang menciptakan dan mengatur dunia, yang menciptakan dirinya dan memberikannya hidup. Dia ingin mengenal Tuhan dan berseru dari kedalam hatinya, “perlihatkanlah kemuliaanMu kepadaku.” Orang itu siap menerima pengenalan akan Tuhan.

 

Terima Apa yang Sudah Tuhan Nyatakan

 

Terimalah apa yang sudah dinyatakanNya dan libatkan apa yang kita kerjakan saat ini. Setelah keinginan sudah dibangun, dan keputusan untuk menerima apa yang dinyatakan-Nya sudah dibuat, harus ada komitmen yang jelas untuk mengenal-Nya. Keinginan kita untuk mentaati Tuhan akan sangat meningkatkan pengenalan akan Dia.

 

Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang sungguh-sungguh mengenal-Nya. Tuhan akan melimpahkan berkat-Nya, dan Dia akan memberikan pertolongan pada waktunya. Allah berkata, “Carilah Aku, maka kamu akan hidup! (Amos 5:4). Karena itu, marilah kita sungguh-sungguh mencari dan mengenal Tuhan agar kita bisa lebih dekat kepada-Nya.