Mahasiswa Baru Merapat! Teori Komunikasi Ini Harus Kamu Terapkan di Awal Kuliah!

Bayangin kamu lagi duduk di aula besar kampus, dikelilingi ratusan wajah asing. Semua orang saling diam, sesekali melirik satu sama lain. Kamu nggak tahu siapa yang bakal jadi teman sekelas, siapa yang asik diajak ngobrol, atau bahkan siapa yang bisa diajak kerja kelompok nanti. Rasanya canggung banget. Tapi tiba-tiba, orang di sebelah kamu nyeletuk, “Eh, jurusan apa?” Dan dari situ, obrolan pun mulai mengalir.  Nah, tanpa sadar, di momen itu kamu sedang menerapkan Uncertainty Reduction Theory, sebuah teori yang menjelaskan usaha alami manusia untuk mengurangi ketidakpastian saat bertemu orang baru.

Istilah seperti “sokab” dan “SKSD” alias sok akrab dan sok kenal sok dekat adalah contoh nyata dari strategi ini. Apalagi di masa orientasi perkuliahan, mau nggak mau semua orang akan ngelakuin itu supaya mereka bisa saling kenalan, saling tahu, dan punya teman di lingkungan yang baru. Uncertainty Reduction Theory ini secara nggak langsung bilang bahwa istilah-istilah itu adalah usaha kita untuk mengurangi ketidakpastian saat bertemu orang baru. Dia mudah bergaul atau cenderung tertutup? Satu frekuensi atau tidak dalam hal minat? Sopan dan suportif atau malah judgemental?

Nah, supaya nggak bingung lagi caranya biar bisa ngobrol sama temen baru, yuk kita simak pengertian dan contoh dari Uncertainty Reduction Theory!

Apa itu Uncertainty Reduction Theory?
Fokus utama dari Uncertainty Reduction Theory menjelaskan bahwa ketika dua orang bertemu untuk pertama kali, mereka termotivasi untuk mengurangi ketidakpastian satu sama lain melalui komunikasi agar interaksi menjadi lebih dapat diprediksi dan nyaman. Komunikasi dianggap sebagai alat utama untuk memperoleh informasi yang bisa mengurangi ketidakpastian itu. Semakin tinggi ketidakpastian, semakin tinggi pula keinginan seseorang untuk mencari informasi.

Apa Strategi yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Ketidakpastian?
Untuk mengurangi ketidakpastian, ada beberapa tipe yang bisa kamu lakukan disesuaikan dengan kepribadian kamu!

  • Passive

Kalau kamu orang yang introvert, dan kamu lebih memilih mengamati dari jauh bisa jadi kamu tipe pasif yang cuma kepoin media sosialnya diam-diam. Misalnya, lihat dulu IG story-nya sebelum ngobrol biar kamu bisa tahu mukanya lebih jelas, dan siapa tahu kalian punya mutual IG yang sama buat dijadiin topik bicara.

  • Active

Kalau kamu orang yang ambivert, kamu berani bergerak tapi malu kalau ngajak kenalan orangnya langsung, kamu bisa jadi ada di tipe aktif yang nanya dulu ke teman yang kenal dia. “Eh, dia anak mana sih? Jurusan apa, ya?”

  • Interactive

Tapi kalau kamu ekstrovert, tipe interaktif yang langsung ngajak interaksi dan ngobrol mungkin kamu banget! Nggak pake basa-basi “Halo, kamu anak kelas mana?”

Kenapa Kamu Perlu Tahu Teori Ini?

Karena dunia kuliah itu penuh ketidakpastian, kamu ketemu orang baru, sistem belajar baru, bahkan rutinitas hidup yang beda dari sebelumnya. Uncertainty Reduction Theory bisa jadi bekal penting biar kamu nggak cuma jadi penonton, tapi juga aktif beradaptasi. Dengan paham teori ini, kamu bisa lebih percaya diri, tahu kapan harus mulai ngobrol, dan paham gimana caranya bikin orang nyaman sama kamu. Bukan buat jadi “sok kenal”, tapi supaya kamu bisa membangun hubungan yang sehat dari awal.

Gimana Caranya Biar Nggak Canggung Lagi?

Pertama, sadar dulu bahwa semua orang juga lagi sama-sama bingung. Mereka juga cari teman, juga deg-degan, juga pengen ngobrol. Jadi, nggak perlu takut kelihatan “sok akrab”, justru dengan mulai interaksi duluan, kamu bantu diri kamu dan orang lain untuk merasa lebih nyaman.

Coba deh mulai dari hal kecil. Tanya jurusan, asal daerah, atau kasih komentar ringan soal suasana kampus. Dari obrolan sederhana itu, kamu bisa tahu banyak hal: dia tertarik topik yang sama? Bisa diajak kerja kelompok? Satu frekuensi buat jadi teman ngobrol?

Jadi, Jangan Nunggu Nyaman, Bikin Nyaman Duluan!

Kuliah itu bukan cuma soal belajar, tapi juga soal beradaptasi. Dan adaptasi dimulai dari ngobrol. Uncertainty Reduction Theory kasih kamu kacamata baru buat lihat interaksi awal bukan sebagai hal canggung, tapi sebagai peluang. 

Ingat, semua orang juga lagi bingung dan butuh teman. Jadi, kenapa nggak kamu aja yang mulai duluan? Mau nanya jurusan? Gas. Mau senyum duluan? Boleh banget. Mau nebak-nebak nama? Seru juga! Daripada diem-dieman satu semester, lebih baik canggung sebentar tapi akhirnya dapet partner nongkrong, tim kerja kelompok, atau bahkan sahabat kuliah seumur hidup. 

Emerentia Giovani Eleta