Scroll, Click, Repeat: Memahami Kenapa Kita Memilih Media yang Kita Gunakan
Setiap hari, jari kita seolah sudah tahu ritme otomatisnya: bangun tidur — scroll WhatsApp, lagi makan — buka TikTok, nunggu dosen — buka Instagram, mau tidur – buka YouTube. Tanpa sadar, kita menghabiskan waktu berjam-jam berpindah dari satu konten ke konten lain. Tapi pernah nggak sih kamu mikir: Kenapa ya aku otomatis buka WhatsApp waktu bangun tidur? Kenapa bukan yang lain? Atau lebih dalam lagi: Sebenarnya, aku lagi butuh apa sih sampai aku pilih platform itu?
Kita sering merasa aktivitas digital kita cuma “killing time”. Padahal, di balik semua klik dan swipe itu, ada kebutuhan yang sedang coba kita penuhi. Entah itu butuh hiburan, pelarian dari stres, cari informasi, atau sekadar pengakuan sosial. Semuanya nggak terjadi secara acak. Ada satu teori klasik dalam ilmu komunikasi yang bisa bantu kita memahami fenomena ini dengan lebih jernih: Uses and Gratifications Theory.
Apa Itu Uses and Gratifications Theory?
Secara sederhana, Uses and Gratifications Theory (U&G) menjelaskan bahwa audiens bukanlah objek pasif yang cuma “diterpa” konten media. Sebaliknya, kita aktif memilih media yang kita gunakan berdasarkan kebutuhan dan keinginan pribadi. Teori ini berangkat dari pemahaman bahwa setiap individu memiliki motivasi tertentu ketika menggunakan media, dan media dipakai sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan itu.
Apa sih Tujuan Orang Memilih Media Tertentu?
Uses and Gratifications Theory menjelaskan bahwa orang menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan spesifik. Menurut Katz, Gurevitch, dan Blumer (1974), ini beberapa tujuan utama yang jadi motivasi seseorang memilih media, yaitu:
- Cognitive – Mencari Informasi dan Pemahaman
Kita menggunakan media untuk menambah pengetahuan. Misalnya, buka X (Twitter) untuk cari update isu sosial, atau nonton video edukatif di YouTube saat belajar topik yang belum dipahami.
- Affective – Mencari Hiburan dan Kepuasan Emosional
Saat kamu lagi bad mood dan butuh hiburan, kamu buka TikTok, nonton komedi, atau dengerin lagu mellow. Media bisa jadi pelampiasan atau penguat perasaan tertentu.
- Social – Menjalin Hubungan Sosial
Media juga digunakan untuk tetap terkoneksi dengan orang lain. Contohnya, chatting di WhatsApp group, update Instagram Stories, atau bahkan gabung komunitas online untuk diskusi hobi tertentu.
- Diversion – Pelarian dari Stres atau Rutinitas
Ketika tugas menumpuk dan kamu merasa overwhelmed, kamu mungkin “melarikan diri” sejenak dengan menonton serial di Netflix atau main game.
- Personal Identity – Menguatkan atau Mengekspresikan Diri
Platform seperti LinkedIn menjadi media untuk membangun identitas diri dan memperkuat kredibilitas, terutama di ranah akademik dan profesional. Di sana, kita menampilkan sisi diri yang ingin dilihat orang lain—baik itu sebagai mahasiswa aktif, pemimpin organisasi, atau calon profesional yang kompeten.
Kenapa Kamu Perlu Tahu Teori ini?
Di tengah banyaknya platform digital, kita sering merasa overwhelmed tapi tetap aktif memilih. Teori ini bukan cuma buat bahan ujian atau kuliah teori komunikasi, tapi juga relevan dalam hidup sehari-hari kamu sebagai mahasiswa yang aktif, multitasking, dan digital native.
- Bantu Kamu Jadi Konsumen Media yang Lebih Kritis
Dengan memahami bahwa kamu aktif memilih media, kamu juga bisa lebih kritis terhadap isi yang kamu konsumsi. Kamu bisa menilai apakah konten tersebut memang memenuhi kebutuhanmu atau justru mengalihkan perhatian dari hal yang lebih penting.
- Cocok untuk calon Public Relations, Content Creator, dan Komunikator Masa Kini
Kalau kamu bikin konten atau kerja di bidang PR, penting banget tahu kenapa audiens memilih konten tertentu. Dengan memahami motivasi mereka, kamu bisa menyusun pesan yang lebih efektif, relatable, dan tepat sasaran
Uses and Gratifications Theory menekankan bahwa kamu adalah aktor utama dalam interaksimu dengan media. Kamu bukan sekadar penerima pesan, tapi penentu media mana yang kamu pilih dan kenapa. Di dunia yang penuh distraksi ini, memahami teori ini bisa menjadi alat navigasi penting dalam menggunakan media. Yuk mulai sekarang, sebelum kamu klik video, scroll feed, atau dengerin lagu, coba tanya ke diri sendiri: apa yang sebenarnya aku butuhkan dari media ini?