Siapkah Kita Menghadapi Perubahan Iklim? – Seminar Lingkungan Hidup (Lingkar Alam)
Memperingati Hari Lingkungan Hidup, pada Hari Jumat, 10 Juni 2022 Lingkar Alam mengundang SWANARAPALA untuk hadir di Seminar Lingkungan Hidup yang mereka adakan di Perpustakaan Nasional dengan judul ‘Siapkah Kita Menghadapi Perubahan Iklim?’ yang mengundang Greenpeace Indonesia, WALHI, Pemerintah DKI Jakarta, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai pembicara.
Pada kesempatan itu perwakilan dari WALHI, Yuyun Harmono menyampaikan mengenai ‘Keadilan Iklim’ di mana masyarakat marginal menjadi korban yang paling terdampak dan dirugikan. Dimana tingkat sosial dan gender menjadi beberapa faktor yang mendorong terjadinya ketidakadilan. Maka perlu melihat sesuatu secara kompleks kemudian diurai untuk dapat menemukan jawaban yang tepat.
Lost and Damage yang tidak dapat dihindari dari kerusakan iklim, dimana ada hal – hal yang sudah tidak bisa diadaptasi, sebagai contoh; pembuatan tanggul dapat merusak ekosistem suatu daerah (maladaptasi) mendapatkan kompensasi/ganti rugi, karena setiap manusia mempunyai hak, kalau hak seseorang terganggu, mereka harus mendapatkan ganti rugi. Korporasi sudah seharusnya ikut bertanggungjawab. Posisi korporasi bukan menjadi mitra namun subjek yang harus bertanggungjawab atas kerusakan yang telah mereka ciptakan dimana mereka berkontribusi emisi global.
Kak Sekar, perwakilan dari Greenpeace Indonesia menyampaikan, perlu adanya penegakkan hukum yang tegas terhadap industri Kelapa sawit, kertas, dan batubara dikarenakan mereka menjadi faktor terbesar penyumbang kerusakan hutan dan lingkungan. Greenpeace Indonesia bersama WALHI ingin adanya penindakan tegas terhadap korporasi ang terbukti merugikan dan memberi dampak buruk bagi lingkungan. Mengambil keuntungan dari krisis iklim tidak akan menyelesaikan permasalahan utama.
Melalui Seminar ini diharapkan audiens semakin sadar akan betapa memprihatinkan dan mengancamnya kondisi alam, dimana diperlukan kesadaran, sikap kritis dan aksi terhadap permasalahan yang ada agar kondisi alam yang memburuk tidak terus terjadi dan semua orang berpikir jangka panjang utnuk tidak mewariskan konsidi alam saat ini kepada generasi selanjutnya, maka sangat penting bagi generasi penerus untuk berpartisipasi, karena tidak mungkin generasi sebelumnya membuat regulasi untuk masa depan, dimana masa depan tidak lagi akan mereka jalani dan radakan, melainkan generasi penerus yang akan hidup di masa selanjutnya.