Thrift Fashion, Trend Baju Bekas yang Menyelamatkan Lingkungan!
Menjadi fashionable adalah suatu impian yang sedang gencar-gencarnya diimpikan banyak kaum muda. Dimulai dari mix & match model, tone sampai ke mencari tempat yang tepat untuk mengambil foto. Trend berpakaian berubah-ubah seiring waktu, maka dari itu perusahaan penghasil tekstil dan pakaian terus menerus memproduksi produk dalam jumlah besar setiap tahun nya. Tak hanya menurut trend, industri ini juga memproduksi produk secara massal menurut pergantian musim seperti musim panas, dingin dan semi. Seiring pergantian trend ataupun musim, masyarakat akan bosan dengan baju lamanya dan akan membeli baju baru. Hal ini menyebabkan adanya kelimpahan berlebih dalam baju yang diproduksi berubah menjadi limbah sehingga menimbulkan beberapa kerusakan terhadap alam, seperti polusi air, tanah, maupun penghasil gas emisi efek rumah kaca yang berkaitan besar terhadap perubahan iklim. Fenomena ini dikenal sebagai istilah ‘Fast Fashion’, di mana produksi tekstil secara massal dilakukan dengan tempo waktu yang singkat.
Industri fashion yang menggunakan metode fast fashion ini menggunakan bahan pakaian yang mengandung bahan kimia yang tak hanya merusak lingkungan namun juga kulit manusia. Dilansir dari merdeka.com, kebanyakan merk komersil menerapkan metode ini dengan menggunakan bahan kimia berbahaya seperti kain sintetis, timbal, pestisida, pewarna berbahaya dan jumlah timah hitam yang berlebih. Hal tersebut merusak lingkungan Fast fashion yang telah terjadi cukup lama dan akan terus menerus berjalan dibarengi dengan kerusakan lingkungan yang juga terus rusak. Dikabarkan bahwa jumlah limbah fesyen berjumlah sekitar 11 juta ton di Amerika Serikat setiap tahunnya. Limbah ini menyebabkan kerusakan air laut yang jika dilansir dari Zerowaste.id, industri ini menyumbang sekiranya 20% limbah air. Pencelupan tekstil adalah penyebab kedua terbesar pencemaran air di dunia. Tentunya, solusi dari permasalahan lingkungan ini tentunya banyak. Namun ada suatu solusi yang tentunya mudah dilakukan sekaligus keinginanmu untuk menjadi fashionable tetap dapat bisa dicapai. Yuk, simak informasi berikut ini!
Source: https://wolipop.detik.com/
Sebagai kaum muda yang up-to-date, pastinya tau istilah thrifting. Betul, thrifting adalah salah satu industri pakaian dua kali pakai ataupun pakaian bekas. Eits, gak seremeh namanya, metode penjualan ini disebut sebagai Slow Fashion. Industri slow fashion ini memanfaatkan baju-baju yang sudah tidak terpakai namun masih sangat layak dipakai. Dengan harganya yang lebih terjangkau, konsumen bisa mendapatkan berbagai macam pakaian sesuai gaya masing-masing individu dari berbagai macam negara terutama Korea dan Jepang. Thrifting sudah menjadi trend dikarenakan menggunakan baju jadul adalah suatu style komersil saat ini. Metode ini tak hanya tetap bisa membuatmu fashionable namun juga ramah lingkungan, lho! Selain itu, slow fashion juga mudah ditemukan, tersedia secara daring ataupun langsung di banyak tempat.