Pengamatan Udang Purba Bersama LatGab Caving Jabodetabek

Calling all cavers!

Di awal bulan Februari ini, Latgab Caving Jabodetabek ada kegiatan lagi, setelah sebelumnya kegiatan terakhir itu belajar dan berbagi bareng tentang Fotografi Gua di daerah Sodong, Kelapanunggal bulan puasa tahun lalu. Selain oleh Latgab Caving Jabodetabek, kegiatan ini juga diadakan bekerjasama dengan ISS (Indonesian Speleological Society), Bandung Speleological Activities (BSA), dll. Banyak sekali mapala-mapala yang ikut. Seru!

c6545266-9d96-45dc-b69a-dd4293d6a337
Sumber: instagram.com/isspeleo

 

Selain sebagai ajang temu kangen sesama cavers, kegiatan ini sekaligus untuk sosialisasi aplikasi KarstKita yang diprakarsai oleh ISS.  Penjelasan singkatnya, aplikasi KarstKita ini sangat memudahkan pekerjaan para surveyor karena menggabungkan perangkat GPS, lembar kerja survei sama kamera. Kita bisa input data general tentang gua tersebut (namun tidak termasuk dengan data mapping gua) lalu dikirim ke server dan data tersebut dapat diakses oleh semua penggiat caving. Aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan, jadi bagi teman-teman penggiat caving yang punya kemampuan di bidang IT dan sistem informasi, mungkin bisa ikut bantu ? -> pesan dari bapak professor hehe.

Karena masih dalam tahap pengembangan, aplikasi KarstKita ini baru bisa diakses di smartphone berbasis Android. Pengguna iOS bersabar sedikit yaa. Silahkan kunjungi web ISS dan unduh aplikasinya, karena belum ada di Playstore. Silahkan klik di sini untuk unduh aplikasi KarstKita.

Tak hanya sosialisasi penggunaan aplikasi KarstKita, kegiatan kali ini juga bertujuan untuk mengamati udang purba Stenasellus Javanicus. Bertempat di Gua Cikarae, Desa Leuwikaret, Kec. Klapanunggal, Tajur, Bogor. Di gua yang sama pula, udang purba ini pertama kali ditemukan di tahun 2004 oleh om Cahyo Rahmadi (Presiden ISS) bersama dengan Lawalata IPB. Direncanakanlah riset tentang udang purba ini, sejak Januari 2018 dan rencananya diadakan selama setahun, hingga Januari 2019 nanti, tiap bulannya akan dilakukan pengecekan terkait suhu, kelembapan, penghitungan populasi udang tersebut, dll. Jadi, buat teman-teman mapalanya yang berminat untuk ikut dalam pengamatan spesies ini, bisa gabung di pengamatan bulanannya. Beberapa penelitian tentang spesies ini sudah dilakukan, namun masih terbatas, contohnya untuk jumlah jantan dan betina belum dilakukan dikarenakan jumlah populasi yang terbatas dapat membahayakan apabila dilakukan penelitian di luar habitatnya.

Kegiatan ini berlangsung selama sehari, di hari Sabtu tgl 10 Februari kemarin. Penjelasan singkat tentang pengamatan nantinya dan sosialisasi aplikasi KarstKita dilakukan di sekretariat KPA Linggih Alam, dan siang menjelang sore dilanjut ke Gua Cikarae. Sesampai di Gua Cikarae, karena peserta cukup banyak, sekitar 44 orang dari 20 organisasi, dibagilah menjadi 4 kelompok. Tiap kelompok ada pendamping masing-masing.

img_2665
Siap-siap menuju Gua Cikarae, setelah sosialisasi aplikasi KarstKita dan penjelasan singkat tentang pengamatan udang purba ini.

 

img_2667
Briefing dan pembagian kelompok sebelum masuk ke Gua Cikarae

 

Kelompokku dipandu oleh om Cahyo sama mbak Tiara. Di chamber pertama kita berhenti dan ada sebuah kolam dari air perkolasi. Om Cahyo jelasin sedikit tentang udang ini, lalu kami bersama-sama mencari kehadiran udang itu. Hmm, cukup lama sampai akhirnya mata kami terbiasa dan..voila! Muncul juga udang tersebut. Kecil, ya kecilllllllllll sekali. Lebih mirip cacing halus warna pink dengan kaki yang banyak. Benar-benar di luar ekspektasi, karena dari namanya: ‘udang’ di bayangan setidaknya lebih besar sedikit. Hehe. Tapi katanya, memang ukurannya yang kecil, jadi ga keliatan kaya udang kalau dilihat sekilas. Namun, kalau diamati lebih lanjut, dengan mikroskop, terlihat kalau spesies ini punya kulit yang persis seperti udang. Beruas-ruas.

img_2689
Pengamatan si pinky udang purba

 

Di kolam pertama itu, kami berhasil melihat 3 ekor udang. Berbeda dari pengamatan sebelumnya, mereka melihat sekitar 13 ekor udang di kolam tersebut. Lanjut eksplor, kami berhenti lagi di sebuah genangan air lagi, dan setelah mengamati beberapa menit, terlihatlah beberapa ekor udang lagi, dan hal yang sama di beberapa genangan air berikutnya di sepanjang lorong gua. Total udang yang kami lihat sekitar belasan. Udang ini memang hidup di genangan, namun dalam beberapa pengamatan, pernah terlihat juga, udang ini mampu merayap/ berjalan/ berenang (eh apa sih sebutannya, jadi bingung hehe) menaiki ornamen gua yang berair. Udang ini memang hidup dan tinggal di genangan air yang notabene cenderung ‘diam’, namun di kolam ketiga, saya menemukan dua ekor udang yang berada di tepian aliran air, cukup kencang juga alirannya. Mengenai makanan yang dikonsumsi udang purba ini, belum dilakukan penelitian persisnya mereka makan apa. Semoga kedepannya penelitian selama setahun ini membawa hasil yang positif.

img_2694
Foto bareng profesor Ewek a.k.a Nasrullah Ridwan haha, kumaha damang kang?

 

Ini penampakan si ‘pinky’ udang purba ini. Kapan-kapan waktu caving, mungkin bisa coba amati genangan air yang kalian temui di lorong gua, barangkali ada mereka. Tapi hati-hati ya, karena mereka cenderung sensitif, dengan sinar dan gerakan. Mind your steps!

Instansi yang bergabung saat latgab caving ini:

-ISS (Indonesian Speleological Society)

-BSA (Bandung Speleological Activities)

– Latgab Caving Jabodetabek

-SWANARAPALA Binus

-MAPA Gunadarma

-Girigahana UPN Veteran

-Makopala UBL

– IMAPALA UHAMKA

– LAWALATA IPB

– MAPENTA UNISBA

– UNISI

– MAPALA UI

– PAFARKA

– PALIKAR

– RAFFLESIA UNINDRA

– WD Udayana Bali

– KPA Linggih Alam

– KPG (HIMAKOVA)

Terima kasih semuanya untuk ilmu dan kebersamaannya. Sampai jumpa di lain kesempatan. Salam speleo!