Tari Dalam Berteater
Teman – teman pastinya tidak asing dengan film The Greatest Showman (2017) atau Cats (2019) bukan? Kedua film ini merupakan film bergenre drama musikal yang trend pada masanya. Alur cerita yang luar biasa, lagu yang menyentuh hati, properti yang megah, dan pastinya tarian yang menarik mata. Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas mengenai konsep, fungsi, dan cara membuat tarian atau choreo dalam berteater.
Tarian dalam hal teater memiliki dampak yang sangat besar. Adanya ekspresi atau emosi seperti perasaan gembira, sedih, marah, kecewa, ataupun cemas dapat disampaikan melalui gerak tari. Koreografer harus bisa menuangkan setiap emosinya dalam bentuk gerakan supaya pesan atau dialog yang ingin disampaikan dapat dimengerti dengan baik oleh penonton. Tarian juga harus selaras atau sesuai dengan perjalanan dari naskah. Penggunaan musik yang memiliki unsur dinamis juga mampu memberikan dan mendukung emosi yang ingin ditunjukan.
Adapun langkah – langkah yang dilakukan seorang koreografer dalam merancang sebuah tarian dalam berteater. Pertama, seorang koreografer harus melakukan analisis skrip terlebih dahulu. Kegiatan ini berguna untuk mengeksplor karakter, sifat, dan emosi yang ingin ditunjukan oleh penulis dan sutradara. Proses ini juga untuk melihat scene – scene mana saja yang membutuhkan koreo. Pastinya seorang koreografer juga harus memperhatikan setiap detail kecil yang ingin diperlihatkan.
Kedua, seorang koreografer akan melakukan brainstorming dimana koreografer akan mencoba mengeksplorasi berbagai gerakan agar sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Gerakan yang dibuat dibagi kedalam dua bentuk. Ada yang murni, yang hanya untuk memperlihatkan kecantikan atau estetika menari, dan maknawi, yaitu gerakan yang bersifat imitative sehingga penonton dapat mengerti maksud dari pelakon yang sedang melakukan kegiatan tersebut.
Ketiga, ada membuat gerakan dimana koreografer menyatukan gerakan – gerakan yang dia buat menjadi satu kesatuan. Adapun revisi – revisi yang pasti terjadi supaya sesuai dengan keinginan penulis dan sutradara. Terakhir, tarian tersebut menjadi satu utuh dan dapat dipentaskan. Faktor – faktor yang tidak boleh diabaikan dalam pengembangan konsep koreografi adalah gerak tari, jenis tari, formasi, dan level. Kostum dan make-up yang bagus juga menjadi faktor pendukung dalam penyampaian pesan tarian. Nilai – nilai ini diperlukan untuk memberikan unsur keaslian, nilai estetika, dan unsur artistic dari tari.
Jadi, tarian dalam berteater merupakan salah satu unsur yang penting guna untuk menyampaikan pesan dan emosi kepada penonton. Kegiatan untuk menemukan tarian memiliki proses yang panjang dan mendetail. Dibutuhkannya kreativitas seorang koreografer untuk memberikan tarian yang memiliki makna dan estetika menarik. Dengan menjadi seorang koreografer seiring berjalannya waktu akan menambah pengalaman dan jam terbang yang nantinya akan terbentuk pemikiran yang kreatif dan kritis.
Resource: http://journalarticle.ukm.my/11430/1/21452-61603-2-PB.pdf