Movie Review: The Darkest Mind

Halo Manis! Kita ketemu lagi nih!

Review film selanjutnya adalah The Darkest Mind. Film ini memiliki genre aksi dan adventure yang menyuguhkan cerita mengenai satu kelompok teenager yang bersatu untuk melawan dan meraih masa depan mereka.

Diceritakan masa depan distopia dengan wabah penyakit menular yang disebut Idiopathic Adolescent Acute Neurodegeneration. Penyakit ini membunuh sekitar 98% anak-anak dan remaja pada masa itu yang mana menghadirkan para penyintas dengan kekuatan super. Para penyintas ini dipenjarakan di seluruh dunia dengan tujuan memperalat mereka sebagai kaki tangan pemerintahan. Para penyintas sendiri dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan warna matanya, yakni hijau, kuning, biru, merah dan oranye dimana kelompok warna merah dan oranye akan dibunuh karena dianggap berbahaya. Sayangnya Ruby Daly adalah salah satu anak dari warna orange. Dengan kekuatannya, Ruby berhasil menyamar sebagai si cerdas atau warna hijau. Selama 6 tahun persembunyiannya, Ruby tidak berhasil menyamai kemampuan kelompok hijau yang dianggap super cerdas hingga akhirnya identitas Ruby terbongkar. Si Oranye ini pun kabur dan bertemu 3 remaja lain yang memiliki kekuatan super, yaitu Chubbs dari warna hijau, Suzume dari warna kuning, dan Liam dari warna biru. 

Konflik utama dari film ini ada sebuah kepercayaan. Di mana rasa kepercayaan mereka akan diuji dengan bumbu-bumbu action yang menarik. Alurnya membuat penonton ikut merasa tegang, namun juga prihatin dengan konflik yang dimiliki remaja pada umumnya yaitu pencarian jati diri. Jika kalian ingin menonton, siap-siap untuk diajak berpikir dan mencari jawaban dari petualangan mereka. Kelompok ini berniat mencari tempat untuk berlindung bersama anak-anak super lainnya. Bisakah mereka menemukannya?

Amanat yang dapat diambil adalah apa yang kita lakukan dan miliki adalah hasil dari pilihan yang kita ambil. Begitu Pula kesalahan yang merupakan bagian dari sebuah pelajaran.

“We’ll just have to try to make better mistakes tomorrow”.

Sampai ketemu lagi, Manis!

Hanny Aka Ananda