Movie Review: Drive

 

Sutradara: Nicolas Winding Refn

Penulis: Hossein Amini (screenplay), James Sallis (original novel)

Pemain: Ryan Gosling, Carey Mulligan, Bryan Cranston, Albert Brooks, Oscar Isaac

Rating: Dewasa (Restricted)

 

YOU KNOW THE STORY ABOUT THE SCORPION AND THE FROG?

 Drive bercerita tentang seorang driver misterius yang tinggal di Los Angeles. Pada siang hari ia bekerja sebagai stuntman film, sementara di malamnya ia menjadi supir bayaran bagi para kriminal untuk membantu mereka kabur dari kejaran polisi. Kisah Drive sendiri diangkat dari sebuah novel berjudul sama karangan James Sallis.Film dibuka dengan adegan driver (Ryan Gosling) menelpon kliennya, membahas “pekerjaan” yang akan dilakukannya. Driver menjelaskan aturan-aturannya kepada klien, dan kita bahkan melihat bagaimana driver sudah merencakanan rute perjalanannya. Kemudian ia berangkat, menjemput kliennya, lalu mengantarkan mereka ke tempat tujuan & menunggu mereka menyelesaikan aksinya. Setelah itu driver mengendarai mobilnya, mengikuti rute-rute yang sudah ia pikirkan sambil bersembunyi menghindar dari hadapan para polisi. Malam itu, driver berhasil mengantarkan kliennya dengan sunyi & aman, menghilang dari pandangan polisi yang mencari.

Tatkala, kehidupan Driver yang dingin pun berubah setelah pertemuannya dengan tetangganya, seorang ibu muda bernama Irene (Carey Mulligan) dan anaknya Benicio. Driver jatuh hati kepada Irene. Ia pun menjalin hubungan dengan tetangganya, dan menemukan harapan untuk bisa hidup bahagia dan keluar dari hidup kriminalnya. Bisakah Driver menggapai impiannya? Masalah baru pun muncul saat suami Irene, Standard (Oscar Isaac) keluar dari penjara, dan meminta pertolongan driver untuk membantunya menjalankan aksi perampokan untuk membayar hutangnya saat di penjara.

Ringkasan pembukaan di atas sudah memperlihatkan kira-kira seperti apatone film ini seterusnya. Drive yangdisutradarai oleh Nicolas Winding Refn,memiliki pacing yang slow dan tenang. Film ini tidakterburu-buru menampilkan adegan aksi non-stop.Drive sendiri bukanlah sebuah film aksi, tetapi thriller-drama, maka janganberharap ada adegan kejar-kejaran dan baku hantam ala Fast & Furious di sini. Malahan, Drive dipenuhi oleh adegan drama. Selain itu, plotyang dibawakan pun sebenarnya terbilang simple, tidak begitu kompleks. Kekuatannyajustru ada pada drama & pembawaan karakter (dan sinematografi &soundtrack dalam segi artistik).

Sepanjang film, terdapat banyak adegan yang bertujuan untuk membangunkarakter. Adegan-adegan ini pun berhasil menunjukkan setiap perasaan driver di sepanjang film dengansejelas-jelasnya. Selain itu, ada pula adegan yang hanya diisi oleh silence, membiarkan ekspresi para aktoruntuk berbicara membawakan cerita, didukung oleh sinematografi, soundtrack, dan lighting. Juga, banyak adegan yang berfokus pada hubungan romantisantara Driver dengan pujaannya Irene.Romance antara driver dengan Irene pun sifatnya lebih seperti jaim, bukan lebay penuh tangisan dan tertawa sana sini. Juga, beberapa dialog pada film initerasa agak subtle (tapi tetap mudahdipahami) dalam menggambarkan perasaan & pikiran karakternya.

Driver: [watching a cartoon] Is he a bad guy?

Benicio: Yeah.

Driver: How can you tell?

Benicio: Because he’s a shark.

Driver: There’s no good sharks?

Driver digambarkan pula memiliki pertempuran batinnya sendiri. Driver sebelum bertemu dengan Irene diperlihatkan memiliki sifat yang dingin, dan sangat serius. Setelah pertemuan itu, ia pun menjadi lebih terbuka, dan senyumnya muncul. Driver memperoleh harapan untuk bisa bebas dari hidup kriminalnya setelah menerima kehangatan dari Irene. Kehidupan kriminal ini juga yang menjadi masalah bagi driver, yang tidak mau Irene terlibat masalah karena jalan hidupnya ini.

Selain drama, tentunya ada adegan aksi pada film, meski jumlahnya pun cukup sedikit. Akan tetapi, setiap adegan aksi yang disajikan terasa sangat “nendang” & memorable. Adegan aksi dalam film ini bisa dibilang memiliki style yang keras & “raw”, bahkan gory. Tapi adegan yang ada pun tetap disampaikan dengan “nyeni” (well, it’s an arthouse movie). Adegan aksi dalam Drive bisa dibilang disajikan bak “tindak kekerasan nan artistik”.

Drive juga memilikinuansa dreamy di sepanjang film. Halini sangat terasa dari segi lighting &soundtrack filmnya. Lighting &soundtrack yang digunakan sangat merefleksikan pandangan & perasaan sang driver. Misalnya,saat driver menemui Irene, lighting menjadi warm& lembut, sementara saat ada masalah, warna dingin seperti biru punmendominasi. Selainitu, lagu-lagu bergenre synth-pop pun mengisi soundtrack film, memberikan kesanretro yang kental, dan tiap liriknya menggambarkan perasaan karakternya pula(sebagian besar dari sudut pandang driverthough).

Menurut saya, pembawaan tiap aktor akan karakternya pada Drive tergambar dengan jelas, dengan karakteristik uniknya masing-masing. Ryan Gosling berhasil menampilkan sifat driver yang dingin & kaku, namun memiliki sisi lembutnya tersendiri, dan bisa menjadi sangat keras bila terpaksa. Carey Mulligan sebagai Irene memberikan performa simple tapi efektif sebagai love interest dari driver, yang ramah, simple, dan bisa memberikan comfort, namun memiliki concern-nya tersendiri. Oscar Isaac sebagai Standard pun memberikan performance yang cukup dalam pula. Standard bukan karakter yang mengikuti klise, di aman suami yang baru kembali dari penjara bersikap abusive terhadap istrinya. Seperti driver, ia pun genuinely menyayangi Irene, dan berusaha keluar dari hidup criminal demi keamanan keluarganya. Karakter-karakter pendukung lainnya, seperti Shannon (Bryan Cranston), Bernie (Albert Brooks) pun tampil dengan baik, dengan pembawaan karakter yang cukup dalam pula, dan tidak hanya one-dimensional.

Dalam segi artistik, Drive memiliki sinematografi & soundtrack yang ecstatic (terutama bagi kalangan moviegoers). Sinematografi oleh Newton Thomas Sigel merupakan menjadi salah satu daya tarik film ini, dengan tiap shot tersusun dengan komposisi yang rapi, enak dilihat, dan highly stylish. Selain itu, soundtrack oleh Cliff Martinez juga mengisi film ini, dengan atmosfer dramatis & retro yang kental, dan bersama dengan sinematografi yang ada menghasilkan nuansa dreamy tersendiri (seperti sudah disebut sebelumnya). Kedua unsur ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas film.

 

Drive adalah sebuah film drama thriller, dengan cerita simple yang dikuatkan oleh unsur drama, aksi, sinematografi, dan soundtrack-nya. Pembawaan plot yang dreamy & dramatis namun agak grounded dengan kesan yang bittersweet pun akan cukup membekas di kepala penonton.

source:
http://www.imdb.com/

Jordany Shohan