Movie Review: Hereditary

Ditulis oleh
Jordany Shohan

Sutradara: Ari Aster
Pemain: Toni Collette, Alex Wolff, Milly Shapiro, Gabriel Byrne, Ann Dowd
Rating: Dewasa

ARE WE REALLY IN CONTROL?

Apa kita sudah menjalani hidup yang memang kita impikan? Atau, ada dorongan dan paksaan dari pihak-pihak lain, terutama keluarga? Juga, bagaimana sikap kita dalam menghadapi kejadian traumatis dalam hidup kita? Mau kah kita menghadapi dan menyelesaikannya? Atau malahan menutupnya saja, menganggapnya tak pernah ada?

Hereditary menceritakan kisah sebuah keluarga yang baru saja ditinggal kepergian sang nenek. Akan tetapi, kejadian-kejadian aneh mulai terjadi di sekitar hidup mereka, dan hal ini pun mempengaruhi kondisi mental para anggota keluarga, terutama sang ibu. Jujur saja plot dasar Hereditary terhitung standar, ada banyak film horror tentang kejadian mistis yang menimpa keluarga atau sekelompok orang yang baru saja menghadapi kematian anggotanya. Yang membuat Hereditary terasa spesial, adalah eksekusi dan fokus yang ia bawakan, juga penekanan yang kuat akan tema mental illness.

Sepanjang film, kesan unsettling selalu ada dalam setiap adegan. Apalagi setelah terjadinya sebuah adegan shocking di sekitar 1/3 film yang benar-benar menguatkan tone depressing yang ada pada film. Kesan unsettling dan unstable yang dibawakan film ini pun benar-benar kuat, sampai anda akan bertanya-tanya saat menonton, apa memang ada hantu yang mengganggu, atau memang karakter sang ibu memiliki gangguan jiwa yang merupakan “pengganggu” sebenarnya, terutama dengan backstory sang ibu yang orang tua dan saudaranya punya penyakit mental (it’s unsettling in a good way though). It blends horror and family drama really well.

Para aktor dalam film ini pun semuanya memberikan performance yang berkisar dari ”cukup” hingga “mantap”. Dalam bidang ini, rasanya credit terbesar harus diberikan kepada Toni Collette sebagai sang ibu, Ia benar-benar menunjukkan rasa sedih, unstable, dan sayang dengan bercampur aduk tapi natural. Performance menarik lainnya datang dari Milly Shapiro sebagai Charlie si anak kesayangan sang nenek, yang bisa terlihat innocent, misterius, dan unsettling. Peter si anak sulung yang diperankan Alex Wolff juga memberi performance yang bagus sebagai remaja yang mengalami trauma, sehingga terus merasa takut dan tidak aman. Gabriel Byrne sebagai sang ayah pun bermain dengan baik, bisa menunjukkan seorang ayah yang berusaha mewujudkan suasana yang stabil dalam keluarganya, di tengah ketidakpastian yang melanda.

Scene-scene dalam film ini pun saya bilang tersusun dengan rapi. Plot film cukup mudah untuk diikuti, meski pacing film yang lumayan lamban mungkin bisa jadi turn-off untuk sebagian orang. Tidak ada adegan yang terasa “useless” dalam Hereditary. Everything build up to something. Selain itu, ada banyak pula clue-clue atau foreshadowing yang berlangsung diam-diam sepanjang film. And when you realized it, damn the details are so astonishing

Juga, tidak seperti kebanyakan film horror masa kini, Hereditary tidak menggunakan jumpscare untuk menakuti penontonnya! Scare-scare dalam film ini di-build up sedemikian rupa, tidak cuma dengan mengagetkan penonton saja untuk “menakuti”. The movie earned it’s scares, really. Sutradara Ari Aster pun menurut saya juga membangun adegan-adegan menyeramkannya dengan sifat gabungan realistis dan surreal (apalagi makin ke ending, makin surreal). Ada adegan yang terasa realistis, tapi ada pula yang agak over, dan kesan overnya itu malahan menguatkan rasa surreal dan mentally ill, so every scene is coherent with one another, with the creepy and realistic tone all at once. Selain itu, menurut saya, sebenarnya pun Hereditary lebih terasa creepy & unsettling dibanding scary. Can’t really explain the difference, but it kinda is

Film ini juga memiliki sinematografi yang indah oleh Pawel Pogorzelski. Tiap frame yang ada terasa rapih untuk dilihat, juga enak untuk diikuti. Gambar-gambar yang ia tunjukkan pun bisa menunjukkan emosi dan atmosfir dalam film. Selain itu, soundtrack oleh Colin Stetson pun sangat berkontribusi akan atmosfir dalam film. Soundtrack yang ada terasa disturbing, tapi misterius. Selalu ada rasa was-was, tidak aman, dan bahaya dalam tiap nada. There’s always something unidentifiable… something unsettling about it. Bahkan soundtrack yang dibawakan ini bagi saya terasa cukup ikonik sehingga penonton bisa dengan mudah meng-identify beberapa soundtrack yang ada setelah menonton (apalagi OST endingnya… just whoa…).

Hereditary adalah film dengan premis standar tapi memiliki eksekusi yang luar biasa. Plot yang ia “hidangkan” berjalan perlahan tapi pasti, dengan dukungan solid aktor-aktornya. Atmosfir dan kesan yang ia bawakan pun dibawakan dengan keras, pas. Film ini pun terbilang film horror yang “unik”, considering most horror movies today are presented… with jumpscares and tons of sightings. It really is a good horror, watch it yo.

 

source:
imdb.com

Jordany Shohan