Anastasia the Musical

Film Anastasia (1997), yang diproduksi oleh 20th Century Fox Animation, pertama kali hadir di Broadway pada April 2017 kemarin. Pertunjukan ini juga dinominasikan oleh Drama Desk Award sebagai Best Musical of the Year.

Cerita Anastasia diadaptasi dari kisah seorang putri Rusia yang hilang di mana banyak pihak memercayainya sebagai satu-satunya keluarga Romanov yang berhasil selamat dari revolusi besar-besaran di Rusia pada 1917-1918. Namun, seperti yang kebanyakan orang tahu, otoritas Rusia membantah rumor itu dan menekankan bahwa seluruh keluarga Romanov telah dieksekusi mati pada suatu malam di tahun 1918.

Pertunjukan dengan sentuhan musikal ini diperankan oleh Christy Altomare (sebagai Anastasia) dan Derek Klena (sebagai Dimitri). Keduanya bermain dengan sangat apik, dan chemistry yang tercipta diantara keduanya sangat menyentuh! Saya begitu menyukai cara mereka memandang antar sesama lawan pemain. Tidak ada keraguan, dan seolah-olah mereka benar-benar adalah Anastasia dan Dimitri. Saya juga menyukai cara mereka berbicara, intonasi dan atrikulasi yang sangat baik. Seperti cara berdialog dalam Teater, mereka dapat menggunakan bridging atau jeda yang pas. Mimik dan gestur juga dapat mereka mainkan dengan sangat baik sehingga penonton juga ikut merasakan apa yang mereka rasakan.

Beberapa lagu yang ditampilkan menjadi favorit saya, diantaranya Once Upon a December, A Journey to the Past, dan Crowd of a Thousands. Saya begitu menyukai Crowd of a Thousands, Christy dan Derek tidak hanya bernyanyi, namun sekaligus bercerita. Menurut saya, pesan-pesan mereka berhasil tersampaikan sepenuhnya dengan sangat baik.

Adegan menarik juga ada di Once Upon a December. Lagu ini diceritakan sebagai kenangan antara Anastasia dan neneknya yang pindah ke Paris. Anastasia sebagai satu-satunya yang berhasil selamat dari serangan Kaum Revolusioner kemudian hilang ingatan. Ketika ia beranjak dewasa, dan hendak mencari jati diri yang sebenarnya, ia melakukan perjalanan sampai ke St. Petersburg dan menemukan tempat tinggalnya dulu.

Ketika masuk ke dalamnya, kenangan-kenangan lama seolah terulang kembali di hadapan Anastasia, dan menurut saya ini menjadi adegan yang sangat memukau. Orang-orang berdansa dengan lighting yang didominasi oleh warna biru-ungu, dan spot light untuk Anastasia. Selain itu, ada juga bayangan orang-orang berdansa yang melayang-layang, diciptakan oleh pantulan proyektor, semakin menambah suasana yang bahagia namun sedih, misterius dan sedikit seram. Semuanya terasa campur aduk!

Properti yang digunakan juga patut diacungi jempol. Saya menyukai adegan di mana Anastasia akhirnya bertemu dengan Dimitri dan Vladimir yang berkata akan membawanya ke Paris dengan menaiki kereta. Keretanya sangat mengagumkan! Dengan detail yang sangat baik, dan ditambah background seolah kereta berjalan dengan sangat cepat.

Pementasan dibawakan sangat mendekati dengan versi filmnya, namun ada dua tokoh yang dihilangkan dan diganti. Siapa mereka?

Ya, mereka adalah Rasputin dan Bartok. Hal ini sangat disayangkan, even though he’s terrifying. Lynn Ahrens, penulis lirik Anastasia, film dan musikal, mengatakan bahwa kedua tokoh itu tidak pas untuk versi musikal. Mereka digantikan oleh seorang Opsir Rusia, tokoh antagonis yang lebih rumit dan berkharisma.

Secara keseluruhan, Anastasia adalah suguhan yang sangat bagus untuk ditonton. Semuanya adalah tentang rumah, cinta, dan keluarga.

Miranda Essendaputri