Lighting dalam Pementasan Teater

Ditulis oleh
Jovian Lukito

Dalam sebuah pementasan teater, banyak sekali unsur pendukung artistik seperti make-up, kostum, properti, musik, dan lighting. Tanpa adanya pendukung tersebut, maka pementasan tidak dapat ditampilkan secara maksimal.

Lighting adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah untuk untuk menerangi panggung dan mendukung sebuah pementasan. Sebab, tanpa adanya cahaya, maka pementasan tidak akan terlihat, suasana yang sesuai dengan tuntutan naskah akan sulit untuk dibangun, dan pesan untuk penonton pun tidak tersampaikan.

Ada banyak jenis lighting yang biasa dipakai dalam sebuah pementasan yaitu :

  1. PAR (Parabolic Aluminized Reflector)
    Fixture yang paling umum kita jumpai dalam stage lighting. Pada umumnya, PAR adalah fixture statik/tidak bergerak, yang menembakkan beam/cahaya yang berpendar tanpa mempunyai batasan yang jelas, dan berperan sebagai ambient/flood light untuk mengisi seluruh ruangan dan menghasilkan suasana tertentu.
  2. Moving Head
    Fixture yang mempunyai head/kepala yang dapat bergerak karena terdapat motor di dalamnya yang mengatur posisi, arah, dan kecepatan gerakan.
  3. Follow Spot
    Fixture yang menembakkan cahaya dengan output besar (biasanya berupa spot light), yang dapat dioperasikan secara manual oleh operator lighting. Biasanya follow spot digunakan untuk menyorot figur/obyek tertentu di panggung agar seluruh penonton fokus pada obyek yang disorot.
  4. Lampu Sorot (spot light )
    Jenis cahaya dengan intensitas yang cukup tinggi, dan arah pencahayaannya terpusat pada area tertentu dengan batasan yang jelas. Tujuan pencahayaan ini untuk memberikan aksen pada suatu obyek dengan cara menyorotinya.
  5. Lampu Blitz (Lampu Strobo Blitz )
    Lampu dekorasi panggung strobo blitz berbentuk kotak untuk pencahayaan dekorasi lampu panggung, stage lighting, bersifat kedap kedip blitz untuk menyemarakkan suasana pesta dengan lampu blitz.

    Source:
    legatomusiccenter.com
    kasurterjun.wordpress.com