Tari Legong dari Bali

Legong merupakan kelompok tari klasik Bali dengan gerakan yang cukup kompleks yang dihubungkan dengan struktur tabuh pengiring yang konon dipengaruhi oleh gambuh. Kata legong sendiri berasal dari kata “bein” yang berarti gerak tari yang luwes dan luwes dan “gong” yang berarti gamelan. Jadi kata “legong” dalam hal ini mengacu pada gerak tari yang dihubungkan dengan gamelan pengiring. Ide tari legong konon berawal dari pangeran Sukawati yang masih sakit keras dan bermimpi melihat dua orang penari yang anggun diiringi gamelan yang indah.

Ciri khas genre legong terdapat pada hiasan kepala dan pakaian. Busana yang digunakan dalam tari Legong sangat khas yaitu busana dengan warna cerah seperti merah, hijau atau ungu. Kepala juga memiliki hiasan lain dan lukisan daun dan bunga emas yang bergoyang dengan setiap gerakan dan getaran bahu penari. Salah satu atribut yang digunakan dalam tari Legong adalah kipas. Tari Legong sendiri masuk dalam nama tiga bentuk tari tradisional Bali dalam ICH List UNESCO, yaitu Tari Legong Kraton (Kota Denpasar), Joged Bumbung (Kabupaten Jembrana) dan Tari Barong Ket Kuntisraya (Kabupaten Badung).

Pentingnya tari legong tidak terlepas dari unsur religi dan juga budaya Bali. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tarian ini dipentaskan pada acara-acara keagamaan animisme yang merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Bali kepada leluhurnya atas segala berkah yang telah mereka terima. Tidak hanya sebagai ungkapan rasa syukur, tetapi juga berkembang menjadi sebuah tarian yang disebut tarian hiburan, yang berguna untuk menarik wisatawan berkunjung ke Bali.

Source : Kholida Qothrunnada. (2021, December 6). Mengenal Tari Legong Asal Bali, Begini Sejarah dan Perkembangannya. Detikedu; detikcom. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5842688/mengenal-tari-legong-asal-bali-begini-sejarah-dan-perkembangannya‌