BINUS Celebration Night
“Hai guys, jadi kita dapet job nih dari SCAC untuk ngisi di HUT BINUS tanggal 1 Juli, yuk di list siapa aja yang mau ikut, 10 AS, 10 KG yaa.”
Wah kali ini STAMANARA dapet kesempatan untuk perform di acara besarnya BINUS nih. Denger-denger acara nya tahun ini besar banget soalnya HUT nya kali ini digabung dengan Appreciation Day jadi undangannya berlaku untuk banyak orang, mulai dari staff, anggota UKM, hingga mahasiswa berprestasi. Para dancers pun membentuk sebuah megacrew untuk mempersiapkan performance. Untuk tugas ini penampilan harus maksimal karena kita akan mewakili STAMANARA di hadapan komunitas Binusian. No room for mistakes!
Persiapan kami dimulai sekitar dua minggu sebelum acara, koreografi yang telah kami persiapkan kami sesuaikan dengan tema utama acara yaitu “The Great Binusian” yang diangkat dari “The Great Gatsby”. Tak hanya gerakan, kami pun sibuk memikirkan kostum untuk hari acara. Setelah membahas bersama, kami akhirnya memutuskan untuk memilih warna colorful.
Hari acara pun mendekat, latihan kami semakin ketat. Setiap detail harus jelas, sekecil apapun detail gerakan itu. Kami harus fokus karena kita sudah diberikan tanggung jawab yang besar. Jam latihan kami yang awalnya hanya sekitar 2-3 jam pun meningkat menjadi sekitar 6-8 jam karena kami ingin penampilan kami sempurna.
Akhirnya hari perayaan HUT BINUS yang ke 38 tiba, acara akan segera dimulai, panitia sibuk mempersiapkan acara, MC sedang berdiskusi mengenai pembagian dialog, dan kami juga sibuk memasang makeup. Keadaan semakin hectic ketika jarum jam menandakan 15 menit menuju waktu performance kita. “Eh, gue belum pake glitter!”, “Jei sama Niken dimana?”, tim performance kami mulai panik karena adanya last-minute difficulties. Tetapi kita bisa mengatasi masalah ini dengan cepat karena anggota yang sigap untuk menyelesaikan persiapan yang masih kurang.
Waktunya pun tiba untuk kami muncul di panggung. Di daerah penonton sudah banyak sekali orang yang menunggu sambil mendengarkan penampilan lagu yang telah dipersiapkan oleh rekan UKM kami, BDM. Jantung kami berdegup cepat karena perasaan gugup, tapi pada akhirnya kami memaksakan diri untuk melawan rasa gugup ini. Kami sudah diberikan kesempatan ini, maka kami harus membawakan yang terbaik untuk BINUS.
Penampilan dimulai dengan dancer perempuan yang muncul sebagai pembuka di tengah audiens, sementara para lelaki menunggu di atas panggung untuk menari berpasangan. Dengan penuh semangat dan maximum power kami menari sambal memberikan ekspresi terbaik yang bisa kami berikan kepada penonton. Tak terasa lima menit sudah berlalu di atas panggung, tarian kami berhenti dengan sorakan “STAMANARA! AHE!”
Semua beban yang telah kami pikul selama dua minggu ini lepas juga akhirnya. Apapun yang telah terjadi di panggung, segala hal yang baik harus dipertahankan, sedangkan yang masih kurang harus terus diperbaiki. Satu hal yang jelas dari job ini adalah: “Kami sebagai STAMANARA dancers akan terus menari dan mengembangkan kemampuan dance kami agar bisa membawakan yang terbaik kepada penonton dan kampus kami.”
STAMANARA! AHE!