Training Pelayan “God Given Talent”
Ketika melihat kembali kehidupan jemaat Kristen di Roma pada masa lampau, kita dapat membayangkan sebuah komunitas yang berusaha tetap setia di tengah tekanan dan ketidakpastian. Mereka hidup dalam situasi yang tidak mudah, namun Rasul Petrus meneguhkan mereka melalui suratnya. Salah satu pesannya yang paling kuat terdapat dalam 1 Petrus 4:10, di mana ia menekankan bahwa setiap orang percaya memiliki karunia dari Tuhan yang harus digunakan untuk saling melayani. Pesan ini bukan sekadar arahan, tetapi sebuah pengingat yang memberi pengharapan sekaligus tanggung jawab bagi umat pada waktu itu maupun bagi kita saat ini.
Pemahaman ini menolong kita melihat bahwa pelayanan bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi tentang bagaimana kita menggunakan talenta yang Tuhan berikan dengan sikap hati yang benar. Setiap orang memiliki peran yang berbeda dalam ibadah ada yang memimpin jalannya pujian, ada yang menyanyi untuk menolong jemaat bersekutu, ada yang mengoperasikan perlengkapan ibadah agar ibadah berjalan dengan baik, dan ada pula yang menyambut serta memperhatikan jemaat yang hadir. Semua peran ini memiliki nilai yang sama pentingnya, karena masing-masing dipakai untuk saling melengkapi dan membangun pelayanan bersama, bukan untuk meninggikan diri.
Dalam konteks itulah Training Pelayan dilaksanakan sebagai ruang bagi mahasiswa baru untuk mengenal kembali talenta mereka sebagai karunia Tuhan. Melalui kegiatan ini, peserta diajak memahami bahwa apa pun kemampuan yang mereka miliki tidak muncul semata-mata karena usaha pribadi. Talenta berasal dari Tuhan, sehingga tidak ada alasan untuk menjadi sombong atau merasa lebih baik dari yang lain. Sebaliknya, perbedaan kemampuan yang ada justru membuat pelayanan menjadi lebih indah, karena setiap orang bekerja dalam peran yang Tuhan titipkan.
Di sepanjang kegiatan, peserta belajar bahwa pelayanan tidak hanya tentang bisa tampil di depan atau menguasai alat musik, tetapi tentang bagaimana keputusan-keputusan dalam pelayanan dibuat dengan hati yang benar misalnya memilih lagu yang sesuai tema, memperhatikan alur ibadah, dan memahami tujuan rohani dari setiap bagian yang mereka kerjakan. Semua itu dilakukan agar talenta yang ada tidak dipakai untuk diri sendiri, tetapi untuk membangun dan menolong orang lain.
Melalui Training Pelayan ini, ada tiga hal utama yang ingin ditekankan. Pertama, bahwa setiap talenta berasal dari Tuhan, sehingga tidak boleh menjadi sumber kesombongan. Kedua, bahwa talenta itu diberikan bukan untuk disimpan, tetapi untuk digunakan dalam melayani. Ketiga, bahwa pelayanan selalu berhubungan dengan orang lain; apa yang kita lakukan seharusnya dapat menguatkan, mendukung, dan memberkati sesama.
Harapannya, setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta semakin sadar bahwa mereka adalah bagian dari tubuh yang sama. Masing-masing memiliki karunia yang berbeda, tetapi semuanya dipanggil untuk tujuan yang sama: saling melayani dan memuliakan Tuhan melalui talenta yang telah Ia percayakan. Dengan hati yang rendah dan keinginan untuk melayani, perbedaan talenta tidak lagi menjadi alasan untuk membandingkan diri, melainkan menjadi kesempatan untuk bekerja bersama demi kemuliaan-Nya.
