Persembahan Natal
Natal adalah hari raya umat Kristiani yang jatuh pada tanggal 25 Desember. Namun, sebelum hari Natal tiba sudah banyak pernak-pernik Natal bertaburan di sekitaran kita, baik itu di tempat perbelanjaan, tempat makan atau bahkan lingkungan tempat tinggal kita, dan lain sebagainya. Rasanya, hampir semua umat di bumi ini merayakan Natal. Bahkan, di masa serba teknologi dan online shop banyak sekali yang menjadikan moment Natal ini memberikan banyak diskon atau hadiah-hadiah menarik yang membuat semua masyarakat ikut merasakan dan berbondong-bondong menantikannya.
Terkadang kita sampai lupa apa yang sesungguhnya perlu dinantikan dan dipersiapkan khususnya bagi umat Kristiani. Natal bukan hanya hari raya melainkan bentuk ucapan syukur kita karena Juruselamat telah lahir di dunia. Tentunya, perayaan yang sesungguhnya adalah mempersiapkan kebutuhan untuk menyambut kelahiran Raja Damai di dunia ini. Seperti halnya, Orang Majus dari timur yang sibuk mempersiapkan persembahan untuk diberikan kepada bayi yang lahir. Tiga orang majus itu mempersiapkan rangkaian acara dengan bertanya-tanya tentang berita kelahiran bayi itu dan mempersiapkan persembahan untuk menyembah Dia; membawa persembahan berupa emas, kemenyan dan mur; berjalan untuk mengikuti bintang agar sampai kepada bayi yang lahir dengan tepat; menuruti hikmat Tuhan untuk melalui jalan pulang. Tentunya, itu merupakan persiapan yang sungguh amat baik dikarenakan dengan hati yang tulus mereka mau mencari bayi yang lahir itu dan menyembah-Nya (Matius 2:1-12)
Lalu, bagaimana dengan kita umat percaya? Apa yang telah kita persiapkan untuk menyambut Raja Damai? Apakah kita lebih menantikan diskon untuk membeli perlengkapan atau pakaian baru untuk menyambut Natal? atau lebih kepada kita mempersiapkan hati dan penyembahan sungguh-sungguh kepada Tuhan? Persembahan Natal adalah persembahan yang sebaiknya kita persiapkan dengan bentuk penyembahan yang sejati kepada Tuhan. Seperti halnya, Roma 12:1-2 yang mengatakan “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Mari, coba ingat kembali pada waktu kerabat dekatmu (cth: keluarga, pacar, sahabat) ulang tahun. Apa yang kamu persiapkan? Tentunya rangkaian yang membuat hati kerabat dekatmu bahagia bukan? Yuk, begitulah kita menyambut Tuhan. Melalui hati yang tulus, kita persiapkan untuk menyenangkan hati Tuhan. Tuhan Yesus sangat senang jika kita sungguh-sungguh menyambut Dia, bersyukur akan kasih dan penyertaan yang sudah diberikan selama ini. Mari, kita memberikan persembahan dan mengartikan Natal dengan ucapan syukur dan hanya untuk memuliakan nama Tuhan.
Selamat Natal teman-teman, God bless you..!