Unlovable Loved

Kasih Tuhan kepada kita benar-benar besar, jauh lebih besar dari semua kasih yang bisa kita temukan di dunia ini. Tetapi seringkali kita lebih sibuk fokus ke hal-hal duniawi, seperti perkuliahan, pencapaian, atau validasi dari orang lain. Tanpa sadar, hal itu membuat kita semakin jauh dari Tuhan, dan lupa bahwa kita tidak layak menerima kasih Tuhan.

Hidup yang jauh dari Tuhan, melupakan Tuhan, mengejar hal-hal duniawi, jatuh dalam dosa. Apakah hal-hal ini membuat Tuhan tidak mengasihi kita? TIDAK. Walaupun kita telah melupakan Tuhan, bahkan meninggalkan Dia, ketahuilah bahwa Tuhan tetap mengasihi kita sampai kapanpun. Ia tetap menerima kita sebagai anak-Nya. Inilah kasih karunia—kasih Tuhan yang tidak memandang kelayakan kita tetapi kasih yang sungguh-sungguh mengasihi kita.

“Or do you have no regard for the wealth of His kindness and tolerance and patience [in withholding His wrath]? Are you [actually] unaware or ignorant [of the fact] that God’s kindness leads you to repentance [that is, to change your inner self, your old way of thinking—seek His purpose for your life]?” (Romans 2:4 AMP)

Kasih Tuhan itu nyata dalam hidup kita. Walaupun kita ini manusia berdosa, Tuhan tetap menerima kita apa adanya. Tapi kasih itu bukan berarti kita boleh terus merasa nyaman hidup dalam dosa. Justru sebaliknya, kasih-Nya memanggil kita untuk kembali kepada-Nya, kembali berjalan sesuai dengan kehendak-Nya.

Bagi kita, mahasiswa, dunia dengan mudah menarik kita untuk mencari identitas di luar Tuhan: lewat prestasi, pengakuan sosial, atau tren digital. Banyak dari kita akhirnya menjadikan iman sekadar rutinitas, bukan hasil dari perjumpaan pribadi dengan Kristus. Padahal, hanya di dalam kasih Tuhan identitas sejati kita dipulihkan. Kita bukan lagi budak pencapaian atau validasi dunia, tapi anak-anak Allah yang dikasihi tanpa syarat.

Meski kita unlovable, kita tetap loved. Dan kasih Allah yang begitu besar ini bukan hanya menyelamatkan kita, tetapi juga memanggil kita untuk mengalami perjumpaan yang nyata dengan kasih karunia Allah. Kasih Allah yang mengarahkan kembali tujuan hidup kita: bukan lagi dibentuk oleh dunia, tetapi berakar di dalam Kristus.