The Humility of the Servant King

Yohanes 13:34 TB

Sebuah perintah baru Kuberikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikianlah hendaknya kamu saling mengasihi.

Sebelum mengucapkan kata-kata ini di Yoh. 13:34, Tuhan Yesus mencuci kaki para murid yang menjadi teladan kasih bagi mereka. Mencuci kaki menjadi praktik budaya yang umum di mana hal tersebut adalah tugas hamba terendah. Namun, Yesus dengan rendah hati menurunkan diri untuk mencuci kaki para murid (Yohanes 13:1–20). Tindakan ini menyiratkan pengorbanan yang tak terduga, seorang Pencipta alam semesta berlutut untuk mencuci kaki murid-murid-Nya. Kristus menegaskan bahwa kita sebagai pengikut-Nya harus meniru-Nya, melayani satu sama lain dengan rendah hati dan kasih (Yoh. 13:14-15). Saat kita mencari kedudukan yang utama dan menolak untuk melayani, kita tidak menyenangkan Tuhan. 

Jika mencuci kaki adalah tugas hamba terendah, salib adalah ancaman berat bagi kelas hamba. Ancaman salib adalah alat untuk mencegah ketidakjujuran, balas dendam, dan pemberontakan di antara kelas hamba.  Ketika kita melihat kembali tindakan rendah hati Yesus, kita menyadari bahwa Dia mempersiapkan diri untuk mati sebagai seorang hamba. Kristus,  adalah raja yang tidak datang untuk diberikan pelayanan, melainkan memberikan pelayanan dan nyawaNya sebagai tebusan bagi banyak orang (Matius 20:28). Cucian kaki oleh Kristus menjadi gambaran pembersihan rohani bagi para murid. Begitu pula kita, para pengikut Kristus, kita dibersihkan dari kejahatan dan dosa-dosa kita oleh pengorbanan salib-Nya sehingga kita tidak dihukum melainkan beroleh keselamatan (Yoh. 3:18). Maka dari itu, sebagaimana Kristus telah memberi diriNya untuk melayani, mengasihi dan menyelamatkan kita, marilah kita juga memberi diri mengasihi dan melayani sebagai bukti kasih kita kepada Allah dan sesama.