Makna Natal Sesungguhnya

Natal sangat identik dengan seorang santa claus yang suka membagikan hadiah ke orang-orang terutama anak-anak. Sehingga banyak orang berpikir natal itu tentang hadiah secara materi. Ada juga yang mengartikan natal adalah hari dimana berkumpul dengan keluarga/teman. Memang itu tidak sepenuhnya salah, memang hari natal dijadikan momen untuk berkumpul dengan keluarga/teman yang mungkin jauh tempat tinggalnya ataupun sibuk dengan aktivitas sehari-harinya. Sebenarnya apa arti natal yang sesungguhnya? Arti natal yang sesungguhnya adalah kelahiran Jurus’lamat dunia, yaitu Yesus Kristus yang tercatat dalam Yohanes 3 : 16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Tuhan Yesus lahir ke dunia bukan tanpa alasan, melainkan untuk menyelamatkan orang berdosa seperti kita ini. Ia rela turun ke dunia dan menjadi manusia sama seperti kita. Sungguh terlihat betapa Ia sangat sayang kepada kita anak-anakNya, manusia yang berdosa ini.

Allah memang begitu mengasihi kita, dan sejak semula Ia tidak pernah menginginkan manusia jatuh ke dalam dosa dan binasa. Penebusan itu memang terjadi hanya bagi manusia karena makhluk lainnya, bahkan malaikat sekalipun, tidak beroleh anugerah penebusan dan pengampunan. Akan tetapi, kita perlu memahami bahwa Yesus tidak datang ke dunia semata-mata karena Ia mengasihi kita. Ia datang dan menjalani karya penebusan itu untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya, Sang Sutradara Utama dalam skenario penebusan manusia dan ciptaan-Nya (lihat Kejadian 3:15). Allahlah subjek utama dari keselamatan manusia karena sejak semula Ia telah menetapkannya demikian. Dengan menyadari hal tersebut, hendaknya kita memiliki pemikiran bahwa segala sesuatu hanya terjadi oleh karena anugerah, bukan karena kelayakan kita untuk memperoleh keselamatan tersebut. Yesus disalibkan dan menjadi jalan pendamaian bagi dosa-dosa kita karena Allah berkehendak agar manusia dan dunia ciptaan-Nya dipulihkan dari dosa, dan dijadikan kudus untuk kembali memenuhi panggilannya yang semula, yaitu memuliakan Allah dan menikmati kehadiran-Nya. Karya keselamatan yang dikerjakan Yesus sejatinya adalah bentuk ketaatan-Nya kepada Allah Bapa, seperti yang senantiasa Yesus tegaskan kepada murid-murid-Nya (Yohanes 8:42; 6:38; 7:28). Dan, dalam ketaatan tersebut, Yesus juga memberi teladan nyata, bukan sekadar wacana, agar kita taat dan tunduk kepada Allah.

Natal hendaknya menjadi peristiwa bagi kita untuk sepenuhnya menyadari anugerah Allah yang terwujud dalam diri Yesus sehingga kita dapat memaknai kasih Allah dalam kerangka yang benar. Dengan menyadari anugerah-Nya yang begitu besar bagi kita yang tidak layak, kiranya kita akan semakin menghargai anugerah keselamatan dari Allah dan menggunakan hidup kita untuk memuliakan nama-Nya.

Referensi :

Eclecia Jasmine