Sahabat Terbaik
Sahabat Terbaik
Pernahkah kalian memiliki sahabat terbaik di dalam kehidupan kalian? Ini merupakan pertanyaan yang terkadang sulit untuk dijawab sebagian orang Kristen. Saya ingin sekali memperkenalkan kepada kalian lagu yang dipublikasikan pada tahun 2021 oleh Yeshua Abraham dengan judul “Sahabat Terbaik”. Di dalam lirik tersebut ada kalimat yang berbunyi
Kau selalu mendengar yang belum terucap
Kau selalu melihat, setiap tetes air mata
Kau takkan biarkan, ku berjalan sendiri
Di dalam kelemahan, kuasaMu sempurna
Menurut saya, sebagai orang Kristen tentunya kita memiliki sahabat terbaik. Siapa sangka Tuhan Yesus telah menganggap kita sahabat. Di dalam Yohanes 15:15 berbunyi: “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.”
Lalu, jika ditanya pertanyaan “Pernahkah kalian memiliki sahabat terbaik di dalam kehidupan kalian?” tentu jawabanya bukan lagi pernah melainkan “saya atau orang Kristen selalu memiliki sahabat terbaik”. Tuhan Yesus tidak pernah tinggal diam di dalam kehidupan kita, bahkan ketika kita meninggalkan Dia. Mungkin, perjalanan hidup kita terasa begitu berat bahkan merasa ingin menyerah tapi Tuhan kita tidak pernah merasa lelah.
Menurut saya, jika saat ini kita berada di dalam pergumulan dan titik terendah dalam hidup kita, itu merupakan suatu kejadian yang semua manusia alami. Namun, bentuknya saja yang berbeda-beda. Saya pernah membaca suatu buku karya Vonny Evelyn Jingga yang dimana ada tertulis: “Kehidupan adalah scenario cinta Tuhan. Setiap penggalan kisah ditulis dengan sangat terperinci, tanpa kesalahan sedikitpun. Ada cuplikan kisah hidupmu yang mungkin tidak pernah ingin kau lewati. Bagian dimana hidupmu terasa amat sulit, menyakitkan, penuh dengan dera kecewa, kesendirian dan ketakutkan. Ada potongan adegan yang tidak ingin kau perankan, penggalan hidup di mana kau harus tampil sebagai pemain kisah kehidupan yang gagal, tertekan, hancur hati, dicampakkan dan tak punya harapan.” Lalu dilanjutkan kembali di halaman berikutnya dengan penuh keyakinan Vonny menulis “Jika kau melewatkan satu fase kehidupanmu, kau melewatkan juga makna keindahan yang seharusnya bisa kau petik, di musim akhir, di musim bahagia, di musim ketika semua badai hebat kehidupanmu mulai mereda.”
Bukankah hidup jauh lebih berwarna ketika kita bisa merasakan hal menyedihkan? Bukankah semua orang menyukai keajaiban? Bukankan suatu keajaiban yang luarbiasa di awali dengan tangisan yang hebat? Sungguh bersyukur, ketika kita umat yang percaya boleh dianggap menjadi sahabat oleh Tuhan Yesus. Dikarenakan Yesus tahu, bahwa tanpa Dia kita tidak bisa melewati kehidupan yang butuh perjuangan. Tuhan Yesus bukan jahat di dalam hidup kita untuk menaruh pergumulan itu di dalam diri kita, tapi dari sanalah kita bisa merasakan bahwa Tuhan dekat.