OIKOUMENE “INTERDENOMINASI” x INDONESIA “BHINNEKA TUNGGAL IKA”

Oikoumene berasal dari kata Yunani οἰκουμένη (oikouménē), yang berasal dari kata όικος yang berarti “rumah” dan μενήιν yang berarti “berdiam” atau “tinggal”. Oikoumene pada zaman sekarang menjadi upaya dalam penyatuan atau kerjasama antara denominasi gereja-gereja. Oikoumene juga sering digunakan oleh Persekutuan Mahasiswa Kristen menjadi sebutan nama persekutuannya dengan sifat Interdenominasi.

Interdenominasi merupakan suatu sebutan yang memiliki arti antar golongan atau lintas golongan yang dimana tidak terikat pada suatu golongan atau paham tertentu saja, melainkan terdiri dari beberapa golongan (Sihombing, 2013). Interdenominasi sering diungkapkan di dalam persekutuan rohani pelajar (siswa/mahasiswa), ini disebabkan dari adanya perbedaan golongan atau aliran gereja yang dianut oleh pelajar tersebut.

Interdenominasi jika diumpamakan adalah seperti Nusantara yang diubah menjadi Indonesia yang memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Hal ini memiliki kekhasan yang sama dalam makna dari interdenominasi. Nusantara sesungguhnya adalah gambaran wilayah kepulauan Indonesia yang membentang dari Sumatera sampai Papua yang artinya memiliki keberagaman seperti ras, suku, tata cara, adat dan lain sebagainya yang berbeda. Tetapi itulah yang membuat Indonesia memiliki ke-khasan yang unik, yang menyatukan keberagaman itu dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Pelayanan Mahasiswa Kristen (PelmaKri), Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas), Persekutuan Oikoumene (PO) seharusnya memiliki karakteristik Interdenominasi. Ini adalah sifat yang khas yang dimiliki oleh Persekutuan Mahasiswa Kristen. Selain suatu yang khas, ini juga membedakan mereka akan gereja lokal. Perlu diketahui bahwa, aliran gereja di dunia atau secara khusus di Indonesia sangatlah banyak sehingga perlu adanya suatu bentuk sifat interdenominasi yang menyatukan mahasiswa untuk bertumbuh bersama. Lalu apa landasan untuk tetap bisa bersekutu ditengah perbedaan aliran gereja di persekutuan mahasiswa? Jawabannya ialah Kristus.

Melalui satu Kepala ialah Kristus membantu mahasiswa memiliki gerakan kesatuan umat Tuhan walaupun berbeda denominasi gereja. Kristus yang mengajarkan apa arti bersekutu, kesatuan hati, mengasihi, belajar firman Tuhan, saling membangun dan mendukung. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, – yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih (Efesus 4:16).

Mungkin interdenominasi merupakan gerakan yang tidak mudah di dalam persekutuan mahasiswa Kristen, banyak tantangan yang dihadapi khususnya ketika gerakan denominasi mulai muncul. Namun, seperti halnya Indonesia yang berjuang menghadapi perbedaan untuk mencapai kesatuan begitu juga halnya persekutuan mahasiswa Kristen berjuang untuk mempertahankan interdenominasi di kampus. Jika persekutuan yang bersifat interdenominasi berjalan sebagaimana mestinya itu akan terlihat kekhasan dan keindahannya.

Referensi:

Sihombing, D. (2013, November 29). Retrieved from Apa itu Interdenominasi?: https://www.danielnugroho.com/ministry/apa-itu-interdenominasi/ diunduh pada 18 Maret 2021

Silitonga, N. R. (2014, November 07). Retrieved from Oikumenika Gereja: https://www.slideshare.net/NadaSilitonganada/oikumenika diunduh pada 18 Maret 2021

Sinulingga, R. (2007, Oktober). Gereja dan Pelayanan Mahasiswa Kristen: Sebuah Studi Pertumbuhan Gereja Mula-Mula dan Implikasinya Bagi Pelayanan Mahasiswa Kristen di Universitas Sumatra Utara. Jurnal Teologi dan Pelayanan, 8(2), 277-288.

Suparlan, P. (2003). Bhinneka Tunggal Ika: Keanekaragaman Sukubangsa atau Kebudayaan? Antropologi Indonesia, 24-37.