PENTINGNYA KARAKTER KRISTEN

AGUS TINUS

1801383202

Sumber Gambar : http://2.bp.blogspot.com/-69npu6O1nXI/UYoczmNXpFI/AAAAAAAAAEY/IG0qjOPpFCw/s1600/character-matters.png

(1) Kemerosotan moral. Karena saat ini sudah begitu luas kalangan yang merasakan terjadinya kemerosotan moral. Pengajaran karakter adalah suatu perlawanan terhadap kemerosotan moral dan terhadap etika modern yang rasionalistik yang dipengaruhi oleh pencerahan dan individualistik; (2) Bahaya Pluralisme. Dalam zaman globalisasi dari postmodern saat ini kita semakin menyadari berbagai aturan moral yang berbeda dari berbagai budaya yang berbeda. Saat ini kita hidup disuatu zaman perjumpaan global dan keragaman budaya, dan itu membutuhkan kemampuan untuk beradaptasi; (3) Pudarnya semangat keteladan. Karakter dibentuk oleh orang-orang lain yang menjadi model atau mentor yang kita ikuti. Orang tua, guru, pembina, pelatih yang menjadi model atau teladan bagi kita turut membentuk karakter kita. Dengan dituntun atau mengikuti dan meneladani para pembina atau sosok lain yang layak diteladani kita belajar mengenali dan mewujudkan berbagai disposisi, kebiasaan, dan keterampilan emosional dan intelektual yang dinyatakan oleh berbagai kebajikan. Sayangnya, kebanyakan teori etika individualistik dan rasionalistik modern kurang memperhatikan pengaruh-pengaruh ini, atau dengan kata lain semangat untuk mewarisi keteladanan kebenaran ini semakin memudar.

Kita mengetahui bahwa identitas orang Kristen dikenal lewat dua kualitas transformatif yang secara metaforis dinyatakan sebagai “garam” dan “terang” dunia (Matius 5:13,14). Kedua metafora ini mengacu kepada “perbedaan” dan “pengaruh” yang harus  dimanifestasikan murid-murid Yesus kepada dunia ini. Kedua metafora ini dapat diartikan sebagai “penetrating power of the Gospel” yang harus dinyatakan oleh murid-murid Yesus yang sudah lebih dahulu mengalami transformasi. Implikasi dari penegasan ini cukup serius, yaitu bahwa orang Kristen secara harus memikul beban moral dari metafora-metafora ini secara konsisten dan konsekuen. Lebih jauh, implikasi ini bukan sekedar penegasan, tetapi merupakan sebuah panggilan bagi orang Kristen untuk melibatkan diri dan memberi solusi dalam masalah-masalah dunia ini tanpa harus menjadi duniawi.

Tetapi, pengaruh kurangnya karakter yang baik merupakan aspek yang dapat merusak kesaksian Kristen. Jika garam menjadi tawar maka ia tidak berguna (Matius 5:13). Dan jika terang disembunyikan di bawah gantang maka ia tidak dapat menerangi semua orang (Matius 5:15). Karena itu Kristus menegaskan, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik (kalá erga)dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:16). Kata Yunani “kalá erga” atau yang diterjemahkan “perbuatan yang baik” menunjuk kepada perbuatan baik dalam pengertian moral, kualitas dan manfaat. Dengan demikian, perbuatan baik adalah cermin dari kualitas karakter seseorang.  Karena itu, pentingnya karakter hidup Kristen dijelaskan oleh Stephen Tong sebagai berikut, “Hal ini merupakan tugas dan fungsi akhir dari pendidikan Kristen”. Selanjutnya Stephen Tong menjelaskan, “Kita sebagai orang Kristen, selain memberikan hidup kepada orang-orang yang kita didik, selain kita mengharapkan mereka memiliki hidup di dalam (inward life) yang sudah dilahirkan kembali, mereka juga membentuk karakter diluar (outward character). Hidup ini merupakan pekerjaan Roh Kudus melalui firman yang kita kabarkan, melalui Injil yang kita tegaskan sebagai pusat iman, kita melahirkan mereka melalui kuasa Injil dan Firman oleh Roh Kudus di dalam kuasa Allah. Setelah itu kita mendidik mereka di dalam karakter Kristen”.

Sumber Penulisan/Daftar Pustaka :

http://artikel.sabda.org/membangun_dan_mengembangkan_karakter_kristen_yang_kuat