MENGIKIS KARAKTER
Ev. Sudiana
Di dalam setiap pribadi kita mempunyai hati yang baik, tapi kadang di tutupi oleh karakter atau kebiasaan yang kurang baik – kebiasaan yang buruk, berkata kasar, cepat emosi , dan lain sebagainya. Untuk itu setiap nasehat dan teguran dari orang tua, dari pasangan, rekan kerja kita, atasan kita atau pembimbing rohani kita, Jangan dianggap suatu serangan yang negatif, tapi sebuah pahatan yang mengikis karakter-karakter yang jelek, yang buruk, yang tidak diperlukan. Sehingga kita dapat menjadi pribadi yang menyenangkan dan disukai banyak orang dan disukai Tuhan.
Roma 2:1-5: “Siapapun juga engkau, yang menghakimi orang , engkau sendiri tidak Bebas dari salah, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri,”
Jika kita membaca 2 kalimat diatas , ada orang-orang yang merasa dirinya lebih benar. Benar seperti apa? Benar menurut siapa? Benar karena kelompok tertentu? Benar menurut dirinya sendiri? Atau… seperti pepatah mengatakan “maling teriak maling” Mereka yang merasa dirinya lebih benar “ternyata mampu melakukan apa saja dari tindakan yang kasar sampai yang anarkis” kepada yang dianggap salah.
Hal yang ke 2 “orang-orang yang merasa dirinya lebih benar adalah orang-orang yang menganggap remeh kasih karunia Tuhan. Ingatlah Tuhan memberi kesempatan kepada semua orang kesempatan untuk bertobat, seperti Tuhan memberi sinar matahari, hujan – kepada semua orang.
Roma 2 : 3-4: Kesabaran – kelapangan hati bukan kelemahan melainkan penangguhan hukuman , agar orang-orang berdosa diberi kesempatan bertobat. Bertobat artinya berbalik “ketika kita menyadari jalan yang kita tempuh salah lalu berbalik.
Sumber Penulisan/Daftar Pustaka : www.menatarohani.blogspot.com