BERDOA SENANTIASA DALAM SEGALA HAL
Ardhi Purwoko
(Perkantas Jakarta)
Sumber Gambar : http://sixseeds.patheos.com/davewillis/
Tidak mudah untuk mengharapkan sikap “senantiasa” dan “di dalam segala hal” dalam kehidupan doa kita. Istilah “senantiasa” membutuhkan motivasi yang kuat dan kesanggupan untuk berdisiplin. Sedangkan istilah “di dalam segala hal” membutuhkan kebesaran hati untuk mengakui bahwa segala hal itu perlu didoakan. Seringkali kita hanya mendoakan hal-hal yang kita pikir tidak sanggup dikerjakan, namun jika kita sanggup maka terkadang kita “lupa” untuk memintanya dalam doa.
Kepada jemaat di Kolose, Paulus memberikan nasehat, “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jaga dalam ucapan syukur.” Atau terjemahan veri NET (New English Translation) Colossians 4:2 “Be devoted to prayer, keeping alert in it with thanksgiving. Kalimat ini memiliki makna bahwa jemaat diperintahkan untuk terus menerus berdoa atau meminta kepada Allah dengan cara berjaga-jaga di dalam ucapan syukur.
Jadi alasan kita senantiasa berdoa adalah perintah Allah yang disampaikan bagi kita, umat percaya. Kiranya perintah yang Paulus sampaikan kepada jemaat di Kolose dapat juga kita lakukan, yakni para kaum intelektual yang begitu serius di dalam kemuridan, juga orang-orang yang merindukan Indonesia mengalami transformasi, dan senantiasa mengandalkan kekuatan anugerah Allah. Kerinduan inilah yang seharusnya menjadi semangat utama kaum intelektual berdoa dalam segala hal.
Sumber Penulisan/Daftar Pustaka : Media pembinaan “Oratio” dari Perkantas Jakarta