VISI & MISI PERSEKUTUAN MAHASISWA
Pengantar
“I have often speculated concerning the choice the apostle Paul have made if he were alive today, in determining his sphere of service fot the Lord Jesus Christ”, a well known professor of medicine told an Inter-Varsity Fellowship Conference in Britain in 1932. “ I have a strong suspicion that he would make a straight for some of our large universisties…. It is very noteworthy in the New Testament records how he selected the strategic centers. He sought those points where gathered men and women, whose influences were likely to be far –reaching. Such points are found in the universities today. At these are being trained the leaders of the future –the school teachers and the college professors; the doctors, the writers, the administrators…”1
Persekutuan Mahasiswa Kristen di Indonesia telah berlangsung lebih kurang 27 tahun lamanya. Estafet pelayanan di antara kaum intelektual ini bergerak cepat darti waktu ke waktu, ddari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kita patut bersyukur bahwa buah- buah pelayanan PMK pun nyata di berbagia bidang kehidupan dan berbagai wilayah di Indonesia (conbtoh, di kampus, kantor, gereja, rumah sakit, sosial, rumah tangga, dls). Semua ini terjadi karena mereka menerima visi yang mulai dari Dia, pemula pelayanan ini ( Mazmur 127:! : “ Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia – sialah usaha manusia membangunnya”).
PMK terenal dengan filosofinya : “Student Today Leader Tommorow”. Pelayanan PMK merupakan ‘aset’ besar bagi bangsa Negara, gereja, dan bagi Kerajaan Allah (menjadi seperti yang Tuhan Yesus sebutkan: “Garam dan Terang Dunia”). Karena itu , setiap orang yang dipercayakan berada dan melayani dalam PMK sangat penting menggumuli pelayanan ini secara sungguh- sungguh dan terus- menerus, agar terwujud visi dari PMK yang ada.
Visi PMK
Be Thou my vision of Lord of my heart
Naught be all else to me save that Thou Art
Thou my best thought by day or by night
Waking or sleeping Thy presence my light
PMK tidak berdiri secara kebetulan, melainkan dimulaimelalui visi yang diterima dari Allah. Visi ( penglihatan ke depan) ini amatlah penting, sehingga dapat mempunyai wawasan yang luas
dalam pelyanan. Ketika seseorang baru memulai membangun PMK, visinya begitu jelas dan semangat menyala. Namun setelah generasi beralih visipun kadang ikut beralih. Padahal Visi merupakan bagian amat penting dalam pelayanan2 ; Amsal berkata “Jika tidak ada wahyu menjadi liarlah rakyat ( “if there is no vision the people “). Seorang tokoh pelayanan mahasiswa mengatkan: “When the first generation of the leaders in a movement is lost and new generation takes over, inevitably and rightly, changes occur. The danger is these cahnges will weaken what is really important and lead to aloss of clear vision for the movent,”3
Dengan visi, pelayanan menjadi terarah dan dapat mencapai sasaran. Karena itu setiap pengurus pelayanan penting memiliki visi yang kuat. Tanpa visi yang jelas, pelayanan akan kehilangna esensi dan dampaknyal serta hanya akan memiliki wawasan yang amat sempit (misalnya setelah selesai kepengurusan atau keluar dari kampus, maka pelayanan pun berakhir). Sebaliknya, jika kitam emiliki visi yang kuat, kita akan terus melayaani di mana saja dan kapan saja, serta rindu untuk menularkan dari generasi kegenerasi dengan jelas; sehingga Persekutuan terus berjalan. Pengalihan tugas pelayanan ini haruslah dilakukan secara personal, ukan menitikberatkan pada hal- hal yang non –verbal, seperti: tulisan. Kaset, dll4. Pengkotbah tekeneal bapak B.Graham pun mengungkapkan hal yang sama5; sehingga esensi dari pentransferan visi tidak menjadi kabur. Jadi transfer visi haruslah dengan cermat dan berulang-ulang dengan menjalin pershabatan yang erat, seperti Tuhan Yesus dengan murid-muridnNya, atau Paulus terhadap Timotius, serta murid- murid yang lain. Hal ini menyebabkan visi tersebut dapat dilanjutkan oleh generasi selanjutnya. Firman Tuhan dan doa adalah kunci dalam proses, namun atmosfir personal ini juga berperan6.
1Pete Lowman, The Day of His power, England- IVP ,1983, hal 13.
2Artikel Samuel Escobar dalam “Vision and Continuity” (IFES,1989) mengungkapkan: “salah satu bahaya besar dalam pelayanan mahasiswa.
Seperti hal nya dalam kegiatan kekristenan lainnya, bahwa pelayanan tersebut dapat menjadi suatu institusi (yang ) tak lagi mempunyai visi dan generasi baru akan melanjutkannya, tetapi tanpa ‘spirit’ (roh) dari gerakan tesebut”
3Artikel Olivier dalam “Vision and Continuity” (IFES 1989).
4Ibid
5”Dalam pelayanan, kita penting memikirkan dua generasi (dua dimensi), pelayanan saat ini(present) dan bagi generasi yang akan datang (future)”.
6Samuel Escobar, Ibid.