[Review] “Rascal Does Not Dream of a Sister Venturing Out”, Film Tentang Ambisi dan Kesanggupan
Setelah penantian selama lebih dari empat tahun. Kita akhirnya disuguhkan oleh film baru dari seri Seishun Buta Yarou. Setelah menyelesaikan permasalahan sindrom pubertas dari Shoko Makinohara, sekuel dari seri ini kemudian berfokus pada adik dari tokoh utama, Kaede Azusagawa.
“Setelah bulan Desember yang melelahkan, Sakuta tidak lama lagi akan mengakhiri tahun kedua masa SMA-nya. Berbeda dengan Mai yang merupakan siswi tahun ketiga, mereka tidak memiliki waktu lebih banyak untuk bersama sebelum acara kelulusan. Sementara itu, adiknya, Kaede, perlahan namun pasti sudah mulai keluar rumah. Baru saja keluar kamar, ia langsung memiliki ambisi besar, yaitu masuk SMA kakaknya.”
Tentu yang terlintas di pikiran kita ketika mendengar judul Seishun Buta Yarou adalah anime romansa dengan cerita berat melalui sindrom pubertas (peristiwa supranatural) dari tokoh yang terlibat di dalamnya. Meski memiliki judul yang sama, sekuel ini tidak berfokus pada sindrom pubertas sebagai konflik utamanya.
Hal ini kemudian membuat film ini menjadi jauh berbeda dari seri sebelumnya sehingga membuat cerita pada anime ini menjadi lebih ringan. Kendati demikian, film ini masih memiliki cerita yang menarik dan mengharukan. Selain itu, hubungan antara Sakuta dan Mai yang sangat erat turut menambah bumbu romansa pada anime ini.
Perpaduan antara Sakuta dan Mai dalam menjadi support system Kaede dapat membuat penonton sangat terharu. Kaede mendapat dukungan moril dan materil dari kakak maupun kenalannya yang sangat luar biasa, bagai orang tua yang menjaga dan membina seorang anak. Mendampingi Kaede belajar dan keluar rumah menjadi hal yang dilakukan oleh Sakuta dan Mai. Namun, perjuangan setelah keluar ruangan ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
Film ini mampu merepresentasikan perjuangan mantan hikikomori (mengucilkan diri) secara tepat. Bagaimana seorang mantan hikikomori berusaha untuk berinteraksi dengan orang asing. Bagaimana seorang mantan hikikomori menghadapi trauma masa lalunya. Semua itu dijelaskan secara jelas dan tepat melalui film ini.
Selain itu, seri Seishun Buta Yarou yang satu ini juga sarat akan pesan moral. Melalui perjuangan Kaede, kita seakan dibuat sadar bahwa kebahagiaan itu bersumber dari diri sendiri, bukan orang lain. Berjuang untuk orang lain adalah tindakan yang baik. Akan tetapi, kita seharusnya sadar akan kapasitas diri kita sendiri sehingga tidak perlu memaksakan diri.
Kendati demikian, saya merasa bahwa film ini seakan diakhiri secara terburu-buru. Meski pada akhirnya Kaede mampu menetapkan pendiriannya, kehidupan sekolah Kaede yang baru belum dapat kita saksikan. Hal ini menyebabkan kita belum dapat melihat sejauh mana perkembangan Kaede.
Lantas, bagaimanakah perjuangan Kaede setelah mulai keluar rumah? Apakah Kaede berhasil melalui ujian masuk dengan mulus? Bagi yang penasaran, kalian bisa menyaksikannya di bioskop terdekat mulai 13 Oktober ya mina-san.
Belum selesai sampai di sini, seri Seishun Buta Yarou masih memiliki film selanjutnya. Movie baru dari seri Seishun Buta Yarou berjudul Rascal Does Not Dream of a Knapsack Kid. Adapun film ini akan mulai tayang pada awal Desember mendatang di Jepang. Film ini disinyalir akan berpusat pada Sakuta dan Mai sehingga sangat dinantikan oleh penggemarnya.
Author : Eru
Editor : 59Duck
Sumber: