[Review] Sousou no Frieren, Karya Fantasi yang Tidak Biasa
Apa yang terlintas di pikiran mina-san ketika mendengar kata “fantasi”? Hal paling umum yang terpikirkan tentunya berhubungan dengan sihir maupun sesuatu yang merujuk pada metafisika atau melanggar hukum fisika. Kendati demikian, itulah tujuan dari karya fantasi yang menonjolkan kejadian irasional kemudian menjadi keunikan tersendiri untuk karya tersebut.
Karya fantasi memang condong kepada petualangan tokoh utama berupa individu maupun kelompok yang setiap anggotanya memiliki peran tersendiri. Mengembara dan menjelajahi dunia, mengalahkan musuh yang mengancam, menyelesaikan misi. Hal-hal tersebut menjadi hal umum ketika kita menyaksikan ataupun membaca anime atau manga dengan genre fantasi. Meski demikian, Sousou no Frieren hadir dengan konsep cerita yang jauh berbeda.
Demon King telah dikalahkan, keempatnya – penyihir Frieren, pahlawan Himmel, pendeta Heiter, dan prajurit Eisen – mengenang perjalanan selama satu dekade terakhir sebelum akhir hayat mereka tiba. Berbeda dengan waktu yang dilalui oleh elves, Frieren menyaksikan rekan seperjuangannya wafat satu per satu.
Mengusung tema pasca bencana, Sousou no Frieren meninggalkan beberapa hal klise pada karya fantasi. Hal ini dikarenakan cerita pada karya tersebut tidak lagi menonjolkan hal yang berhubungan dengan menyelesaikan misi maupun mengalahkan musuh. Meski mengembara dan menjelajahi dunia sangat ditonjolkan di sini, saya yakin hal itu diperlukan untuk pengembangan tokoh utama (Frieren) itu sendiri.
Melalui latar suasana yang damai, Sousou no Frieren tidak lagi berfokus pada mengalahkan musuh besar. Melainkan menceritakan bagaimana Frieren dapat memahami orang lain terutama terhadap rekan seperjuangannya yang kini sudah meninggal. Menjadikan seorang yang awalnya apatis menjadi lebih peduli mengenai perasaan.
Formula yang tidak biasa ini tentu memiliki resiko besar karena berpotensi menghadirkan cerita yang monoton dan repetitif. Akan tetapi, setelah membaca lebih lanjut, cerita pada manga ini kerap membuat penasaran melalui kejadian yang sulit ditebak pada petualangan mereka. Hal ini tentu menjadi keunggulan mengingat cerita fantasi saat ini sangat mudah ditebak dari segi cerita.
Selain itu, manga ini tidak menunjukkan eksposisi yang rumit dan berlebihan sehingga tidak menimbulkan hal rancu pada cerita. Latar suasana yang ada ditunjukkan dengan panel tanpa teks juga disampaikan pada momentum yang tepat. Membuat cerita seakan terus mengalir meski memiliki alur yang maju mundur.
Akan tetapi, Sousou no Frieren tidak luput dari kekurangan. Meskipun ketiga rekan Frieren mendapat porsinya masing-masing, tampaknya itu tidak cukup untuk memberikan pengaruh (perasaan) yang sama besar kepada Frieren. Saya cukup menyayangkan keputusan ini karena apabila setiap rekan Frieren dapat memberikan pengaruh yang sama, saya rasa konklusi dari cerita ini ke depannya akan jauh lebih mengharukan dan tidak hanya condong ke satu orang.
Melalui babak baru petualangan dengan rekannya yang baru. Ancaman seperti apa yang akan menghampiri Frieren berserta rekannya? Bagaimana cara mereka mengatasi permasalahan yang ada? Bagi yang penasaran, kalian bisa membacanya di platform online maupun membeli komiknya di toko buku terdekat.
Sebagai penutup, serialisasi manga Sousou no Frieren selama lebih dari tiga tahun juga membuahkan hasil. Anime Sousou no Frieren akan tayang perdana pada musim gugur tahun ini tepatnya pada 29 September 2023. Episode pertama dari anime ini merupakan episode special sebab memiliki durasi yang lebih lama dari biasanya, yakni 2 jam. Bagi kalian yang penasaran, kalian bisa menunggu penayangannya dan saksikan di platform OTT (Over-The-Top) atau layanan media favorit kalian ya mina-san.
Sumber gambar cover: Viz
Author : Eru
Editor : Tio
Sumber: MyAnimeList