[Interview] Ngobrol Bareng Pemain “One Cut Of The Dead”: Bercerita Tentang 37 Menit Tanpa Cut
Halo minna! Pada hari Sabtu tanggal 8 Desember 2018 tim Jurnalistik Nippon Club mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai tiga pemain dari salah satu film yang sedang populer yaitu film One Cut Of The Dead. Siapa sajakah tiga pemain itu dan ingin tahu lebih lanjut tentang film ini? Yuk, langsung saja simak artikel wawancaranya berikut.
Pada gambar di atas, yang berada di sebelah kiri adalah Harumi Syuhama yang berperan sebagai Harumi Higurashi. Lalu yang berada di tengah adalah Kazuki Nagaya yang berperan sebagai Kazuaki Nagaya, dan yang terakhir adalah Sakina Asamori. Ia berperan sebagai Saki Matsuri.
Q: Apakah ini pertama kalinya kalian datang ke Indonesia?
Sakina: Ini pertama kali saya ke Indonesia.
Kazuki: Saya juga baru pertama kali berkunjung ke sini.
Harumi: Sama dengan yang lainnya, ini juga pertama kalinya bagi saya.
Q: Bagaimana kesan kalian selama berada di Indonesia?
Harumi: Saat sampai di bandara, saya melihat bandaranya (Bandara Soekarno-Hatta) besar dan bagus. Kemudian saat di jalan juga saya melihat layar besar pada sebuah mall, lalu ada banyak gedung-gedung tinggi. Dari sini saya melihat, bahwa Jakarta ini kota yang maju ya.
Q: Apakah ada makanan kesukaan selama berada di Indonesia?
Sakina: Nasi goreng.
Kazuki: Mie goreng.
Harumi: Lele! Menurut saya lele itu enak sekali.
Q: Bagaimana perasaannya ketika kalian mendengar film ini akan tayang di Indonesia?
Harumi: Kalau film One Cut Of The Dead ini tidak ditayangkan di Indonesia, maka kami pastinya tidak bisa datang ke sini. Menurut kami, ini adalah salah satu kesempatan yang sangat berharga. Berkat film ini juga lah akhirnya kami dapat datang ke Indonesia.
Q: Apakah diperlukan latihan khusus untuk memerankan setiap adegan di film ini?
Kazuki: Untuk film One Cut Of The Dead ini ada dua bagian syuting yang kami jalani. Pertama adalah satu take yang langsung dilakukan dengan durasi waktu 37 menit. Apabila ada kesalahan di tengah, maka adegannya akan diulang dari awal. Lalu bagian kedua adalah pengambilan adegan setelah satu take itu sendiri. Tentu saja kami melakukan banyak latihan terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan.
Q: Bagaimana reaksi kalian saat mengetahui bahwa film ini menggunakan sistem one cut?
Harumi: Awalnya saya merasa kaget karena ini adalah sebuah tantangan besar menurut kami. Awalnya kami tidak pernah mengetahui seberapa sulitnya untuk membuat film, apalagi kami masih pemula dalam hal ini. Untuk saya pribadi yang sudah biasa di dunia teater, saat 37 menit itu tidak ada masalah yang berarti.
Q: Apakah ada kesulitan selama proses pembuatan film ini?
Sakina: Jadi saat terkena darah sebenarnya itu tidak ada di skenarionya, tetapi tiba-tiba ada dan saya lanjutkan saja.
Kazuki: Pada saat syuting itu sebenarnya sedang musim hujan di Jepang. Kebetulan ada satu adegan yang mengambil tempat di bawah tanah. Karena cuaca yang sering hujan, tempat itu pun menjadi banjir. Ada beberapa orang yang akhirnya tidak ikut dalam satu adegan karena ia membantu membersihkan air yang menggenang di sana.
Q: Di adegan terakhir ada adegan membuat piramida manusia, bisa diceritakan bagaimana proses adegan itu bisa terjadi?
Kazuki: Jadi, memang ada adegan membuat piramida di film ini. Sebenarnya di skenario itu ada perempuan yang menjadi sebagai penopangnya. Tapi karena suatu hal, dia tidak bisa melakukan adegan tersebut. Adegannya kurang lebih dilakukan selama 15 detik, seperti itu.
Q: Ada project lain yang sedang atau akan dikerjakan?
Harumi: Kebetulan masih ada project lain yang akan dijalankan selain ini, namun belum bisa diberitahu tentang apa untuk sekarang.
Q: Ada keinginan lagi untuk datang ke Indonesia?
Sakina: Ya, tentu saja.
Kazuki: Saya ingin datang kembali ke Indonesia.
Harumi: Begitu pun dengan saya.
Q: Film ini sudah tayang di Indonesia sejak November kemarin dan mendapatkan respon yang cukup baik, ada pesan dan kesan kepada para penonton di Indonesia?
Sakina: Saya berterima kasih sekali untuk semua yang sudah menonton film ini. Kami sangat tidak menyangka bahwa selain di negara kami sendiri, kalian juga ternyata bisa menikmati filmnya juga.
Kazuki: Sebelumnya kami tidak ada target bahwa film ini bisa sebesar sekarang. Saya sangat bahagia saat mengetahui bahwa orang-orang di Indonesia bisa suka dengan film ini.
Harumi: Semoga dengan film ini orang-orang di Indonesia bisa tertarik dengan film Jepang lainnya. Mungkin nanti juga ke depannya ada film Indonesia yang masuk ke Jepang agar kita bisa sama-sama menonton hasil karya dari Indonesia.
Sekian hasil bincang-bincang kami bersama para pemain dari film One Cut of The Dead. Terima kasih kepada pihak Moxienotion dan juga kepada para pemain yang telah meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang dengan kami. Nantikan wawancara dan artikel lainnya dari Nippon Club, ya!
Interview ini dilakukan oleh Ferguso dan A-Lien