Bukan Idola Fatamorgana
Semua orang pasti mempunyai sosok yang dikagumi atau yang sering disebut dengan idola. Hmm… idola itu selalu perfect dalam pandangan orang yang menganguminya. Kita sering menempatkan seseorang sebagai tokoh idola kita, entah karena profesinya, kepintarannya atau fisiknya yang kita anggap lebih dari kita. Idola juga sedikit banyak mempengaruhi kehidupan sehari-hari para remaja. Sehingga terkadang gaya pakaian, gaya rambut atau gaya berjalan pun ditiru. Hal ini karena para remaja masih dalam masa pencarian jati diri dan memerlukan sosok yang patut untuk ditiru.
Kamu juga pasti memliki idola kan kawan? Pasti dong. Mempunyai idola itu penting, loh! karena ketika kita mempunyai seorang idola maka kita akan selalu berusaha keras agar sama seperti idola kita atau minimal mengikuti apa yang idola kita lakukan.
Namun mengidolakan seorang tokoh secara berlebihan akan menyebabkan kita menjadi subjektif dalam menyikapi suatu permasalahan. Manakala sang idola masih kita puja-puja, segala tutur katanya seolah menjadi benar dan perlu bahkan wajib kita ikuti, segala gaya hidup dan tingkah lakunya menjadi tolok ukur dan patokan untuk kehidupan sehari-hari. Namun sering kita jumpai juga seorang fans (penggemar idola) berhenti menyukai idolanya bahkan membencinya akibat suatu tindakan sosok idola yang tidak sesuai dengan hatinya . Sadar gak sih kalau idola kita itu kan juga manusia biasa yang bisa juga melakukan kesalahan. Bisa saja pilihan atau tindakan idola kita itu salah namun bisa juga benar, hanya saja justru kita yang belum memahami serta terlalu banyak berharap dan menuntut dari sang idola.
Sebenarnya apabila kita ingin mengidolakan seseorang, tidak ada satu manusiapun yang patut kita jadikan idola selain Rasulullah SAW, satu-satunya manusia yang paling mulia, baik di mata Allah SWT dan di mata makhluk.
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (Q.S. AL-Ahzab : 21)
Ada satu jaminan apabila kita mengidolakan Rasulullah SAW, tidak ada kekecewaan dan kekeliruan. Tidak ada keraguan tentang mulianya akhlak beliau. Tidak ada kesesatan selama kita mengikuti jejak langkahnya. Tidak ada permusuhan selama kita ikuti nasihat-nasihatnya. Tidak ada kebencian selama kita istiqomah di belakangnya. Beliaulah manusia yang memiliki akhlak Al-Qur’an. Beliaulah manusia yang patut dan sudah seharusnya menjadi idola sejati kita, bukan mereka yang mempunyai suara bagus, rupa yang menawan, prestasi yang tinggi, karir yang mapan, yang sebenarnya masih ada kesamaan dengan kita yaitu tidak pernah lepas dari khilaf dan dosa.
src; dakwahsekolahku.com