Bulan Safar Bukan Bulan Yang Sial

Bismillahirrohmanirrohiim

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

 

Bulan safar adalah bulan kedua setelah Muharram dalam kalender Islam atau kalender Hijriah berdasarkan tahun Qamariyah (perkiraan bulan mengelilingi bumi). Makna dari kata safar adalah nol atau diartikan juga sebagai kosong. Alasannya adalah karena pada bulan ini, di rumah-rumah orang Arab zaman dulu akan kosong karena para penghuninya pergi berperang. Sebelum disebut sebagai bulan safar, bulan ini disebut sebagai bulan Najir.

Dalam buku berjudul “12 Bulan Mulia, Amalan Sepanjang Tahun” karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny menyatakan bahwa perbuatan mengkhususkan ramalan apapun dengan suatu waktu tertentu adalah tidak dibenarkan. Baik itu bulan Safar atau bulan-bulan lainnya.

Tidak ada waktu yang baik atau pun waktu sial. Tidak ada pula bulan yang buruk dan bulan yang baik. Waktu adalah ciptaan Allah dan di dalamnya dijadikan sarana manusia untuk beraktivitas.

Bahkan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW berkata, “Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa” (HR. Bukhari).

Rasulullah SAW menyebutkan seluruh bulan adalah baik dan mendatangkan kebaikan. Artinya tidak ada bulan yang penuh bala dan mendatangkan sial. Jadi mitos bulan safar itu bulan sial adalah keliru.

Dalam sebuah doa yang dibaca pada bulan Safar tersirat adanya peristiwa penting yang terjadi pada bulan Safar, salah satunya Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah bin Khuwailid. Selain membaca doa yang baik-baik, di Bulan Safar kita diperbolehkan melakukan puasa sunnah dan melakukan sholat sunnah empat rakaat dengan dua salam.

Salah satu puasa sunnah yang dapat dikerjakan saat bulan safar adalah puasa Ayyamul Bidh. Pada bulan Safar 1443 H ini puasa Ayyamul Bidh jatuh pada tanggal 20-22 September 2021.

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah pada pertengahan bulan hijriah. Puasa ini dilakukan tiap tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan-bulan Islam. Puasa ini disunnahkan dan nilainya terhitung seperti puasa tahunan. Hal ini disebabkan amal shalih dalam Islam diganjar sepuluh kali lipat. Puasa sehari diganjar seperti puasa sepuluh hari. Sehingga barang siapa berpuasa tiga hari setiap bulannya, terhitung berpuasa setahun penuh.

Doa, puasa, dan shalat sunnah akan meningkatkan nilai spiritual kita sehingga kita dapat memiliki jiwa yang sehat, terhindar dari berbagai penyakit.

 

 

 

Referensi: