Berbakti Kepada Kedua Orang Tua dan Mempererat Hubungan Keluarga (3)

ibu

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,

“Seorang lelaki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata,

‘Siapakah yang paling berhak aku pergauli dengan baik?’

 

Rasulullah menjawab,

‘ibumu.’

 

‘Lalu siapa ?’

 

Rasulullah menjawab,

‘Ibumu.’

 

Sekali lagi orang itu bertanya,

‘Kemudian siapa ?’

 

Rasulullah menjawab,

‘Ibumu.’

 

Sekali lagi orang itu bertanya,

‘Kemudian siapa ?’

 

Rasulullah menjawab,

‘Ayahmu.’

 

[Muttafaqun ‘alaihi. HR. Bukhari No.5971 dan Muslim No.2548]

 

Dalam riwayat lain disebutkan,

‘Ya Rasulullah, Siapakah orang yang lebih berhak aku pergauli dengan baik ?’

 

Beliau menjawab,

‘Ibumu, lalu ibumu, lalu ibumu, lalu ayahmu, lalu orang yang terdekat denganmu, yang terdekat denganmu.’

 

Ash Shahabah artinya persahabatannya. Sabdanya tsumma abaaka, demikian ini dimanshubkan dengan fi’il yang dibuang, jelasnya birra abaaka yakni berbaktilah kepada ayahmu. Dalam riwayat lain disebutkan tsumma abuka dan ini jelas artinya

Sumber: Riyadhush Shalihin (Kitab Kumpulan Hadits Shahih) karya Imam An Nawawi

Syarah :

Hadits ini menganjurkan setiap manusia untuk berbuat baik pada ibu bapaknya dengan segenap kemampuannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengulang-ngulang untuk berbuat baik pada ibu sebanyak tiga kali, karena ibu merasakan kesulitan, kesakitan dalam mengurus seorang anak yang tidak dirasakan oleh yang lain. (Syaikh Utsaimin)

-Rilla