Keutamaan Berhijrah: Menggapai Ridha Allah di Tengah Hiruk-Pikuk Dunia
Teman-teman yang dirahmati Allah, pernahkah kita merenungkan apa sebenarnya tujuan dari hidup kita di dunia ini? Dalam hiruk-pikuk aktivitas sehari-hari, sering kali kita terjebak dalam rutinitas yang membuat kita lupa akan tugas utama kita sebagai hamba Allah. Namun, jika kita kembali merenungkan firman Allah, kita akan ingat bahwa Allah menciptakan kita dengan tujuan yang sangat mulia, yaitu untuk beribadah kepada-Nya, mengingat-Nya, bersyukur atas nikmat-Nya, serta taat kepada perintah dan larangan-Nya. Inilah hakikat penciptaan kita, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzariyat: 56)
Namun, realitasnya, kita sering kali tergoda oleh kesibukan dunia yang menjauhkan kita dari tujuan tersebut. Keinginan untuk meraih kesuksesan materi, popularitas, dan status sosial sering kali menggeser fokus kita dari ibadah kepada Allah. Di sinilah pentingnya hijrah dalam pengertian yang lebih luas, yaitu perpindahan dari kondisi yang kurang baik menuju kondisi yang lebih baik, baik dari segi spiritual, moral, maupun sosial.
Hijrah Bukan Sekadar Perpindahan Fisik
Dalam Islam, hijrah memiliki makna yang sangat mendalam. Jika kita mendengar kata “hijrah”, mungkin yang terlintas di benak kita adalah peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Namun, makna hijrah tidak hanya terbatas pada perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain. Lebih dari itu, hijrah juga bisa berarti perpindahan dari keadaan yang buruk menuju keadaan yang lebih baik. Ini bisa meliputi perubahan dalam cara berpikir, perilaku, lingkungan, atau bahkan hubungan sosial.
Misalnya, jika kita berada di lingkungan yang sering kali mendorong kita untuk melakukan maksiat atau menjauhkan kita dari ketaatan kepada Allah, maka hijrah yang kita lakukan adalah meninggalkan lingkungan tersebut dan mencari lingkungan yang lebih mendukung untuk meningkatkan iman dan amal saleh kita. Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam konteks ini, hijrah bukan hanya soal perpindahan tempat, tetapi juga perubahan dalam sikap dan tindakan kita. Kita berusaha untuk meninggalkan segala bentuk maksiat dan mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Hijrah Sebagai Tanda Ketaatan dan Penghambaan
Hijrah bukan hanya soal meninggalkan sesuatu, tetapi juga soal meraih sesuatu yang lebih baik. Ketika kita memutuskan untuk berhijrah, kita sedang menunjukkan bentuk penghambaan kita kepada Allah. Kita meninggalkan sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah demi meraih ridha-Nya. Ini adalah bukti nyata bahwa kita lebih memilih Allah dan akhirat daripada dunia yang sifatnya sementara.
Allah SWT berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 218)
Hijrah juga merupakan bentuk pengorbanan. Terkadang, kita harus meninggalkan zona nyaman kita, mungkin kita harus meninggalkan teman-teman, kebiasaan, atau bahkan pekerjaan yang selama ini kita lakukan demi menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Pengorbanan ini tentunya tidak mudah, namun Allah telah menjanjikan balasan yang luar biasa bagi mereka yang berhijrah di jalan-Nya.
Hijrah dalam Kehidupan Sehari-hari
Teman-teman, hijrah dalam kehidupan sehari-hari bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Misalnya, jika kita selama ini terbiasa menunda-nunda shalat atau sering kali tergoda untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, maka hijrah kita adalah berusaha untuk lebih disiplin dalam menjalankan ibadah dan lebih selektif dalam memilih aktivitas yang kita lakukan. Jika selama ini kita terbiasa berbicara kasar atau menggunjing, maka hijrah kita adalah berusaha untuk menjaga lisan dan berbicara dengan kata-kata yang baik dan bermanfaat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya hijrah itu tidak akan terputus selama masih ada taubat, dan taubat itu tidak akan terputus selama matahari belum terbit dari barat.”
(HR. Ahmad)
Ini menunjukkan bahwa hijrah adalah proses berkelanjutan yang harus kita jalani seumur hidup. Setiap hari adalah kesempatan untuk berhijrah, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Hijrah dalam Lingkup Sosial
Hijrah juga memiliki dimensi sosial. Ketika kita berhijrah, kita juga membawa dampak positif bagi orang-orang di sekitar kita. Dengan berhijrah ke arah yang lebih baik, kita bisa menjadi teladan bagi keluarga, teman, dan lingkungan kita. Hijrah kita bisa menginspirasi orang lain untuk turut serta dalam perubahan menuju kebaikan.
Sebagai contoh, jika kita merasa lingkungan kerja atau pergaulan kita kurang mendukung dalam hal spiritual, kita bisa menginisiasi perubahan. Misalnya, dengan mengajak teman-teman untuk bersama-sama melaksanakan shalat berjamaah, mengadakan kajian rutin, atau bahkan sekadar berbagi nasihat dan motivasi untuk senantiasa berada di jalan Allah. Dengan begitu, hijrah kita tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
Tantangan dalam Hijrah
Teman-teman, hijrah tentu tidak selalu mudah. Ada banyak tantangan yang harus kita hadapi dalam proses ini. Terkadang, kita mungkin merasa ragu atau takut untuk meninggalkan kebiasaan lama atau lingkungan yang sudah nyaman. Kita mungkin juga menghadapi penolakan atau bahkan cemoohan dari orang-orang di sekitar kita. Namun, di sinilah pentingnya kekuatan iman dan keyakinan kepada Allah.
Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya yang berhijrah sendirian. Allah berfirman:
مَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةًۗ وَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاࣖ ١٠٠
”Siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang banyak dan kelapangan (rezeki dan hidup). Siapa yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian meninggal (sebelum sampai ke tempat tujuan), sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. An-Nisa: 100)
Penutup
Teman-teman yang dirahmati Allah, hijrah adalah langkah nyata yang menunjukkan komitmen kita untuk senantiasa berada di jalan Allah. Hijrah adalah bukti bahwa kita siap untuk meninggalkan segala sesuatu yang menjauhkan kita dari Allah demi meraih kedekatan dengan-Nya. Mari kita jadikan hijrah sebagai bagian dari perjalanan hidup kita, baik itu dalam bentuk perubahan fisik, spiritual, maupun sosial.
Mungkin sebagian dari kita merasa berat untuk melakukan hijrah, terutama karena meninggalkan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan. Namun, ingatlah bahwa Allah akan selalu memberikan jalan bagi siapa saja yang berniat untuk berhijrah. Allah berfirman:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq: 2-3)
Teman-teman yang dimuliakan Allah, kita semua membutuhkan lingkungan yang baik untuk bisa konsisten dalam ketaatan kepada Allah. Oleh karena itu, Majlis Ta’lim Al-Khawarizmi Binus@Malang hadir untuk menjadi tempat bagi kita bersama-sama belajar, menguatkan iman, dan berhijrah menuju kehidupan yang lebih baik.
Mari kita bergabung bersama di Majlis Ta’lim Al-Khawarizmi. Bersama-sama kita belajar dan berhijrah menuju ridha Allah. Tidak ada kata terlambat untuk berubah, dan tidak ada hijrah yang sia-sia di mata Allah. Yuk, kita hijrah bersama di majlis ini! Kami tunggu kehadiran kalian semua.
Semoga Allah memudahkan langkah-langkah kita dalam berhijrah menuju kebaikan, dan semoga kita semua termasuk ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang diridhai. Aamiin.
Penulis : Rizal – Computer Science, B27
Divisi Syi’ar Region Malang