Perayaan Lebaran Ketupat Menurut Pandangan Islam

Bismillahirrohamanirrohiim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Karya: Nisfu Damareodito Isnawan, Kemanggisan

 

Islam merupakan agama yang sangat sempurna. Dikarenakan di dalam islam tidak hanya berisi
tentang doa – doa dan hubungan kita kepada tuhan kita yaitu Allah saja. Namun, juga mengatur
berbagai aspek dalam kehidupan seorang muslim. Mulai dari hukum bersosial, pernikahan,
harta warisan, makan dan minum, bahkan yang paling penting yaitu budaya.
Kita sudah tidak asing dengan kata “Budaya”. Karena negara memiliki beraneka ragam budaya
yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini dikarenakan negara yang memiliki beraneka
ragam suku budaya yang membuatnya memiliki banyak sekali budaya adat. Maka dari itu
muncullah yang bernama “Bhinneka Tunggal Ika”, yang berarti “Berbeda – beda namun tetap
satu”. Kalimat ini digunakan untuk menyatukan berbagai suku yang ada di Indonesia untuk
tetap satu walaupun memiliki budaya adat yang berbeda – beda.
Salah satu kebudayaan adat istiadat yang akan kita bahas untuk hari ini adalah “Perayaan
Lebaran Ketupat”. Apa itu lebaran ketupat? Lebaran Ketupat atau bisa disebut juga dengan
“Bakdo Kupat” meruapakan sebuah perayaan yang dirayakan 7 hari setelah Hari Raya Idul Fitri
dirayakan. Perayaan ini biasanya dilakukan setelah para muslim melaksanakan puasa Sunnah
Syawal. Puasa Sunnah syawal adalah puasa sunnah yang dilaksanakan setelah bulan suci
Ramadhan dan boleh dilakukan setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri selama 6 hari berturut –
turut selama di bulan Syawal.
Setelah melaksanakan Puasa Syawal. Biasanya masyarakat jawa akan merayakan yang
namanya “Lebaran Ketupat”. Hal ini terbukti dari kata ‘Bakda’ yang artinya ‘setelah’, sementara
kata ‘Kupat’ yang artinya ‘Ketupat’. Perayaan ini sebagai wujud syukur atas berakhirnya puasa
Sunnah 6 hari di bulan syawal. Biasanya masyarakat jawa merayakan ini dengan membuat
‘Bakdo Kupat’ yang dianyam dari janur kelapa dan membentuk ruang yang dapat diisi dengan
beras.
Bakdo Kupat sendiri memiliki makna tersendiri selain untuk sebagai perayaan. Bakdo Kupat juga
melambangkan persantuan dalam keragaman masyarakat jawa itu sendiri.
Perayaan adat ini merupakan salah satu perayaan yang masih mengikuti hukum islam sendiri.
Bahkan menjalankan salah satu Sunnah yaitu puasa 6 hari di bulan syawal. Hal ini juga
diperkuat dalam hadits Ahmad :

"ما رآه المسلمون حسنًا فهو عند اللَّه حسن"
“segala hal yang dianggap oleh kaum Muslim sebagai sesuatu yang baik maka menurut Allah
hal itu adalah baik pula” (HR. Ahmad)”.

Kesimpulannya adalah bahwa adat masyarakat selama masih dalam hukum islam dan tidak
bertentangan dengan prinsip islam dan disepakati oleh para ulama, maka adat tersebut masih
boleh dilaksanakan untuk dijadikan sebagai landasan dalil dan untuk mempererat hubungan
antar sesama muslim.
Wallahu a’lam bishhowab