Penyebaran Islam dan pengaruhnya dalam Batik di Nusantara

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Karya: Yasmine Firdausa Rahmiandary, Kemanggisan

 

Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Sejarah perbatikan di Indonesia berkaitan erat dengan penyebaran ajaran Islam di Jawa. Perkembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Kaitan dengan penyebaran Islam adalah karena daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa merupakan daerah-daerah santri kemudian batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh pedagang Muslim. Sampai sekarang batik masih diminati warga Indonesia dan menjadi kebangaan Indonesia bahkan luar negeri pun mengakui bahwa batik adalah budaya dari Indonesia. Sampai sekarang batik masih dikenal didalam dan diluar negeri dan masih dipakai oleh warga Indonesia baik itu dipakai sebagai baju, hiasan dinding, taplak meja, bantal kursi dan lain-lain. Lalu bagaimana penyebaran dan pengaruhnya terhadap batik di Nusantara?

 

Penyebaran Islam telah membawa pengaruh besar tidak hanya pada perkembangan Islam di daerah pantai utara Jawa, namun juga perkembangan sektor lainnya seperti perdagangan kain Batik. Pengusaha batik di pesisir utara pulau Jawa kebanyakan adalah santri. Mereka mengenal perkembangan teknologi cetak kain dari India dengan media yang terbuat dari kayu. Mereka berhubungan dengan bangsa-bangsa muslim lain untuk mengembangkan tekstil seperti Persia dan Turki. Para santri juga mempunyai pengaruh pada desain batik pesisiran. Hal ini terlihat pada penggunaan ragam hias kaligrafi Arab yang berupa ayat Al-Qur’an atau kalimat thayyibah lainnya. Batik berkaligrafi Arab biasa dipakai untuk ikat kepala, selendang, hiasan dinding dan lain-lain. Kain yang dijadikan ikat kepala seringkali dihiasi dengan kalimat tauhid dan banyak dipasarkan di Aceh dan Bugis. Selain itu, syariat Islam membawa pengaruh pada pertumbuhan batik di tanah air. Salah satunya bisa dilihat dalam motif Pelo Ati yang menjadi ciri khas corak batik Rifa’iyah. Batik pesisir ini dipengaruhi budaya warga Rifa’iyah yang dipegang teguh pada ajaran Syaikh Ahmad Rifa’i. Batik Rifa’iyah menghindari unsur motif binatang atau manusia karena mengikuti syariat Islam. 

 

Pengaruh Islam terhadap ragam hias tekstil terlihat pada batik Besurek khas Bengkulu. Motifnya hanya berupa huruf Arab gundul yang tak punya arti khusus kecuali beberapa jenis kain untuk upacara adat. Keberadaan kain Besurek di Bengkulu diperkirakan muncul awal abad ke-16 seiring masuknya pengaruh Islam. 

 

Sumber: 

https://amp.kompas.com/regional/read/2015/03/20/21000061/Mengungkap.Pengaruh.Syariat.Islam.terhadap.Seni.Corak.Batik

https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/253-penyebaran-islam-dan-pengaruhnya-terhadap-batik-di-nusantara