Life Design ala Ustadz Reza Milady
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Seringkali terlintas di pikiran kita, apakah aset yang paling berharga di dalam hidup? Apakah keluarga? Harta? Ternyata jawabannya adalah waktu. Kenapa waktu? Karena waktu tidak dapat diulang, apa yang terjadi maka terjadilah. Waktu terus berjalan tanpa bisa kita memberhentikannya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam Qur’an surah Al-‘Asr ayat 1-3 tentang waktu,
(3)وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Lalu, pertanyaan selanjutnya terlintas. Apakah ada hal yang lebih penting dan lebih berharga daripada waktu? Ternyata jawabannya adalah karakter. Setiap manusia sudah ditentukan materi dasarnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum Ia menciptakan dimensi ruang dan waktu atas manusia. Karakter manusia merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dan dibangun. Karena apabila seseorang lemah karakternya maka kemungkinan besar ia akan menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang sia-sia di dalam hidup. Hal ini menunjukkan bahwa memahami dan membangun karakter lebih penting daripada jatah waktu yang diberikan. Setiap manusia diberikan jatah waktu yang sama akan tetapi kualitas kehidupan seseorang benar-benar bergantung kepada karakter manusia itu masing-masing.
Seharusnya, seperti apa road map atau life design yang kita terapkan di dalam kehidupan kita? Menurut ustadz Reza, seperti ini. Dari mulai taman kanak-kanak (TK) seorang anak fokus kepada manajemen diri seperti mandi, makan, tidur, dan sebagainya. Selanjutnya pada tingkat sekolah dasar (SD) anak mulai mengeksplorasi lingkungannya tentang bagaimana ia mengenali dirinya, keluarganya, masyarakatnya, negaranya, dan dunianya. Bagaimana pada fase sekolah menengah pertama (SMP)? Fase SMP merupakan fase kritis dan fase baligh. Pada masa baligh, seharusnya ia sudah menemukan apa yang menjadi bakatnya dan passion-nya. Selanjutnya pada fase sekolah menengah atas (SMA) seharusnya seseorang sudah bisa merancang masa depannya seperti karier, bisnis, atau profesi yang akan ia jalani ke depannya. Kemudian, pada fase universitas atau perkuliahan seseorang sudah mulai merancang dan membangun kompetensinya, ia akan pakar atau ahli di bidang yang mana. Namun, hal yang menarik ialah sejak SD hingga SMA, anak seringkali hanya disibukkan dengan belajar serta ujian sehingga pada saat kuliah bingung mengenai tatanan hidupnya dikarenakan semua beban road map di atas ditumpukan pada diri yang sudah di fase universitas. Banyak mahasiswa di Indonesia merasa salah jurusan karena belum benar-benar mengenal diri sendiri; seperti kelebihan diri, proposal hidup, dan kompetensi diri.
Oleh karena itu, disarankan untuk mengenal diri lagi lebih dalam dari mulai sifat, cara pengambilan keputusan, serta kompetensi yang disenangi sebelum mengambil keputusan akan berkarier di bidang apa. Banyak tes kepribadian yang bisa dicoba untuk bisa mengenali diri lebih jauh. Memang banyak di antaranya membutuhkan biaya yang besar, akan tetapi tes kepribadian bisa menjadi salah satu ‘jalan pintas’ dan investasi di awal untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin bisa terjadi di masa depan yang tentunya kita belum tahu berapa besar biaya yang perlu dikeluarkan untuk kesalahan tersebut.
Akhirulkalam,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.