ORANG AWAM DAN DALIL
Dewasa ini, banyak bermuncul kaum-kaum awam yang mulai merasa pintar dan mumpuni keilmuannya bila dibandingkan dengan pakar-pakar ilmu agama Islam. Sebagai contohnya, kaum-kaum Wahabi yang kerap mempertanyakan kaum Ahlussunnah Wal Jamaah mengenai dalil-dalil tentang bidah hasanah, tawassul kepada alim yang sudah meninggal, memintah berkah dari ulama, yasinan tiap malam jumat, menghadiahkan Al-Fatihah kepada mereka yang sudah meninggal, tahlilan dengan kurun-kurun waktu tertentu, hingga ke masalah doa berbuka puasa saja, mereka sibuk sekali mempermasalahkannya.
Padahal, segala hal tersebut bukanlah merupakan masalah yang ushul (mendasar) dan bila ditinggalkan pun juga tak mendapatkan dosa. Oleh sebab inilah, umat Islam di Indonesia lebih sering direpotkan oleh gonggongan kaum Wahabi yang sempit pikirannya, dibandingkan dengan usaha kaum muslim di bidang sains dan teknologi. Andaikata mereka mau bersikap legowo dan tidak asbun (asal bunyi), Insya Allah keilmuan Islam akan lebih fokus pada pengembangan teknologi, bukannya masalah yasinan tiap malam Jum’at itu boleh atau tidak.
Maka, bagi orang-orang awam yang senang mengkritisi ibadah bidah maupun ibadah-ibadah lain kaum Ahlussunnah Wal Jamaah, Ibrahim bin Musa As-Syathibi (wafat 790 H) berpendapat dalam kitabnya Al-Muwafaqat, h. 5/ 336:
فتاوى المجتهدين بالنسبة إلى العوام كالأدلة الشرعية بالنسبة إلى المجتهدين
“Fatwa-fatwa ulama mujtahidin bagi orang awam itu ibarat dalil syar’i bagi para mujtahid.”
والدليل عليه أن وجود الأدلة بالنسبة إلى المقلدين وعدمها سواء؛ إذ كانوا لا يستفيدون منها شيئا؛ فليس النظر في الأدلة والاستنباط من شأنهم، ولا يجوز ذلك لهم ألبتة
“Dasarnya adalah ada atau tidaknya dalil bagi orang awam itu sama saja. Karena mereka belum bisa mengambil manfaat dari dalil-dalil tersebut. Menganalisa dalil syar’i bukanlah tugas mereka. Bahkan, mereka sama sekali melakukan hal itu.”
Kesimpulannya, tahu tidaknya orang awam atas suatu dalil, sama saja, tidak akan berguna bagi dirinya maupun umat. Wallahua’lam.
Sumber Penulisan : Kitab Al-Muwafaqat oleh Ibrahim bin Musa As-Syathibi
Ditulis : Mazza Fakar Alam
Nim : 1901484676