Kedermawanan Khalifah Utsman bin Affan
Usman bin Affan r.a. adalah termasuk sahabat yang mendapat ridha dari Rasulullah SAW dan diberitakan mendapat jaminan untuk masuk syurga. Ia termasuk orang yang ketiga sesudah Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. dan Umar bin Khatab r.a. yang meneruskan roda pemerintahan Islam setelah Rasulullah SAW wafat.
Usman bin Affan juga mendapat gelar ‘Dzun Nurain’ (yang memiliki dua cahaya) karena Usman bin Affan telah mengawini dua orang putri Rasulullah SAW. Istri Usman bin Affan yang pertama adalah Ruqayyah, kemudian ia meninggal, dan Usman bin Affan menikah lagi dengan putri Rasulullah yang bernama Ummu Kaltsum.
Kelebihan dari sahabat Rasulullah yang bernama Usman bin Affan ini adalah sifat pemalunya. Rasulullah SAW pernah menyatakan, “Orang yang paling kasih sayang dari umatku ialah Abu Bakar, dan yang paling teguh dalam memelihara ajaran Allah ialah Umar, dan yang paling bersifat pemalu ialah Usman.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al-Hakim dan Tirmidzi).
Sifat pemalu yang dimiliki oleh Usman bin Affan itulah yang menjadikan ia seorang yang dermawan dan penuh belas kasih, sehingga ketika Rasulullah SAW tengah mempersiapkan pasukan “Al-Usrah”, seluruh biaya ditanggung oleh Usman seorang diri, maka Rasulullah SAW menyambutnya dengan ucapan, “Tidak akan ada sesuatu yang dapat membahayakan Usman dengan apa yang dia lakukan hari ini. Ya…! Allah, ridhailah Usman, sesungguhnya aku ridha kepadanya.”
Diriwayatkan tentang kedermawanan Usman bin Affan terhadap kaum Muslimin khususnya kepada agama Allah adalah seperti berikut ini. Ketika kaum Muslimin hijrah dari Mekah ke Madinah, mereka dihadapkan pada masalah kesulitan air, dimana di Madinah ada sebuah sumur, tapi sumur itu milik seorang Yahudi dan sengaja airnya diperdagangkan. Hijrahnya kaun Muslimin ke Madinah amat menggembirakan bagi orang Yahudi tersebut karena memberinya kesempatan untuk memperoleh uang yang banyak dari hasil penjualan airnya.
Oleh karena itu Rasulullah SAW sangat mengharapkan ada salah seorang sahabat yang mampu membeli sumur itu untuk meringankan beban kaum Muhajirin yang telah menderita karena harta benda mereka ditinggalkan di kota Mekah. Mengetahui kejadian seperti itu, Usman bin Affan bergegas pergi ke rumah orang Yahudi tersebut untuk membeli separuh sumur tersebut. Setelah terjadi tawar menawar maka disepakatilah harga separuh sumur itu 12.000,- Dirham dan dengan perjanjian satu hari menjadi hak orang Yahudi itu, dan keesokan harinya adalah hak Usman bin Affan atas sumur tersebut.
Pada giliran hak pakai Usman bin Affan, kaum Muslimin bergegas mengambil air yang cukup untuk kebutuhan dua hari. Dengan demikian si Yahudi merasa rugi, karena pada giliran hak pakai dirinya terhadap sumur itu tidak ada lagi kaum Muslimin yang memebeli air padanya. Orang Yahudi tersebut mengeluh kepada Usman, dan akhirnya menjual separuhnya kepada Usman dengan harga 8.000,- Dirham. Sumur itu mengalirkan air yang melimpah bagi kaum Muslimin dengan gratis..
Itulah sebagian dari kedermawanan Usman bin Affan r.a. Usman bin Affan adalah seorang yang bertakwa, selalu bersikap wara’, di tengah keheningan malam dia selalu mengkaji Al-Qur’an dan setiap tahunnya dia menunaikan ibadah haji. Apabila ia berzikir, maka dari matanya mengalir air mata haru. Ia selalu bersegera dalam segala amal kebajikan dan kepentingan umat. Semoga kisah keteladan sang sahabat nabi, Utsman bin Affan dapat mengingatkan kita akan arti pentingnya berbagi kepada sesama, dan melakukannya Ikhlas hanya untuk mengharap Ridho Allah SWT.