Manfaat Tidur dalam Keadaan Gelap

6

Pergantian siang dan malam termasuk salah satu tanda kekuasaan Allah Ta’ala bagi siapa saja yang mau berpikir. ”Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.”  (QS. an-Nuur [24]: 44). Demikian al-Quran mengungkapkan.

Fenomena siang dalam malam telah melahirkan sejumlah konsekuensi biologis pada tubuh manusia. Semisal lahirnya variasi diurnal yang disebut bioritme yang berlangsung dalam 24 jam. Ritme biologis ini dinamakan pula ritme sirkadian ”circadian rhytm” yang dikontrol oleh serangkaian jam biologis yang terjadi pada tubuh. Contoh mekanisme bioritme adalah tidur, ekskresi kortisol dan melatonin. Produksi hormon melatonin dari kelenjar pineal itu sendiri sangat dipengaruhi oleh tingkat intensitas cahaya.

Intensitas tersebut akan bertambah banyak ketika manusia berada dalam lingkungan yang gelap dan suasana hening. Ada pun pada siang hari, cahaya yang memasuki mata diteruskan ke otak. Kondisi ini merangsang kelenjar pineal untuk menghambat pelepasan melatonin.

Berdasarkan hal ini, tidur dalam keadaan gelap jauh lebih baik bagi kesehatan daripada tidur dalam keadaan terang. Tidur dalam keadaan gelap adalah tidur yang alami. Tidur yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. “Apabila kalian tidur, maka padamkanlah lampu-lampu kalian. Sebab, setan-setan berkeliaran seperti tikus dan menabrak (lampu-lampu kalian) sehingga kalian terbakar.” (HR Ibnu Hibban)

Sejumlah penelitian pun membuktikan bahwa tidur terlalu banyak terpapar cahaya pada malam hari, dapat meningkatkan risiko depresi. Sebuah penelitian yang disajikan pada pertemuan tahunan Society for Neuroscience di San Diego, pada November 2010 menjelaskan bahwa pekerja shift malam dan orang yang selalu terkena cahaya pada malam hari, lebih berisiko terkena gangguan mood atau depresi.

Penelitian lain yang dipublikasikan dalam Cancer Genetics and Cytogenetics Journal membuktikan bahwa menyalakan cahaya buatan pada malam hari ketika tidur, memiliki dampak negatif pada jam biologis tubuh. Hal tersebut dapat menjadi pemicu ekspresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel kanker.

Putra Pamungkas –  Manajemen Binusian 18  dari daaruttauhiid.org