“Kenapa Kamu Harus Belajar Siroh?”

11

Banyak yang merasa bosan dipetuahi kisah-kisah nabi, sementara bersemangat mencari-cari informasi idola masa kini. Tidak sedikit pula yang menganggap dongeng dongeng karya Disney lebih bermanfaat dan memberi motivasi ketimbang memahami dan mengambil hikmah siroh nabawi. Lebih keren, katanya, inspiratif dan tidak membuat jenuh saat dibaca. Di waktu yang bersamaan, pengetahuan tentang baginda Rasul mulai terkikis, hilang bersamaan dengan tumbuhnya kecintaan terhadap tokoh-tokoh dunia yang sedang kekinian.

Karena begitu lah kenyataannya. Kita hidup di zaman artis dan tokoh luar lebih digandrungi dibanding Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.

Padahal, mengesampingkan fakta sejumlah momen viral lebih ramai diperbincangkan sosial media, kamu punya empat alasan kuat untuk mempelajari siroh nabawiyah.

 

  1. Dengan mempelajari siroh, kamu mempelajari sumber kedua dari syariat.

Sejatinya Islam adalah yang bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Yang melenceng dari itu adalah bid’ah. Dari mana kamu dapat mengetahui bahwa suatu amalan telah sesuai dengan ajaran-ajaran agama apabila tidak pernah kamu pelajari sebelumnya?

Dengan mempelajari siroh, kamu akan memaknai sunnah-sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam melalui kisah-kisahnya, bahkan bukan hanya melulu terkait cerita hidupnya, melainkan dari perkataan yang beliau larang maupun beliau diamkan mengenai perbuatan para sahabat yang dapat dijadikan sumber kedua hukum Islam dalam bermuamalah.

Tidak sampai di situ saja. Dengan mempelajari siroh dan mengkaji sunnah, kamu akan lebih memahami Al-Qur’an.

 

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا

“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 80).

 

 

 

  1. Kamu akan lebih mengenal sosok Rasul shalallahu ‘alaihi wassalam

Muslim mana yang tidak mengaku cinta pada baginda Rasul shalallahu ‘alaihi wassalam? Hampir seluruh umat muslim dan muslimah akan menjawab ‘Ya’ ketika ditanya apakah kamu mencintai Rasulullah. Namun sayangnya, ditanya sejarah tentang beliau tidak tahu. Nama paman dan ayah beliau saja kerap tertukar. Begitu bilangnya cinta, katanya. Tak kenal maka tak sayang, pepatah bilang begitu. Untuk lebih mencintai sosok beliau, kamu perlu mengenal lebih jauh siapa manusia sempurna yang menjadi utusan Allah itu.

 

Bukan soal kisahnya yang menarik, melainkan hikmah yang dapat diambil dalam setiap perjalanan hidupnya yang dapat dijadikan pelajaran. Terlebih yang kita bicarakan adalab Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Utusan Allah, Tuhan semesta alam. Dengan mempelajari sirohnya, maka kita mempelajari perintah-perintah Allah yang disampaikan melalui Rasul.

 

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الهَوَى * إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوحَى

 

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS:An-Najm | Ayat: 4).

 

  1. Menimbulkan kecintaan terhadap Nabi

Kamu bisa mengetik ‘haha’ tanpa tertawa, maka kamu juga bisa bilang cinta tanpa rasa. Mungkin juga pernah kamu lakukan terhadap Rasul, mengaku mencintai beliau tanpa ada bukti nyata kecintaanmu padanya. Dengan mempelajari siroh, kamu bukan hanya mengenalnya, tapi juga bisa menanamkan rasa cinta setiap kamu mempelajari kisah-kisahnya. Cintanya pun bukan cinta biasa. Karena lagi-lagi, ini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam yang kita bicarakan, cinta kepadanya harus melebihi cinta kepada manusia lainnya.

 

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

 

“Salah seorang di antara kalian tidak beriman (dengan sempurna) sampai aku lebih dicintainya dari anak dan kedua orang tuanya serta seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

  1. Kita akan paham apa yang dimaksud dengan sikap hikmah

Menurut bahasa, hikmah memiliki arti yang sama dengan kebijaksanaan. Bersikap bijaksana tidak harus selalu tidak memihak. Berikut salah satu contoh sikap hikmah yang dapat kami dapatkan dengan mempelajari kisah-kisah Rasul shalallahu ‘alaihi wassalam:

 

– Menaklukkan hati seseorang, tidak hanya para sahabat, tetapi juga musuh-musuhnya.

-Mengambil keputusan sesuai situasi dan kondisi, beliau tidak gegabah dan langsung memutuskan sesuatu. Melainkan menunggu hingga saatnya tiba, seperti ketika beliau memusnahkan berhala tanpa sisa di jazirah Arab.

– Bertahap dalam penerapan amar ma’ruf nahi mungkar dan pendidikan. Contohnya penerapan dalam hukum khamr, riba, dan jihad.

– Pertengahan dan moderat, inilah salah satu manfaat penting dari mengkaji siroh-siroh nabawiyah yang tidak akan mampu dipraktikkan dengan baik jika tidak mempelajarinya. Allah menjadikan umat islam sebagai umat pertengahan yang adil.

 

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan.” (QS:Al-Baqarah | Ayat: 143).

 

Lubna Mahdania MAT Binusian 2019 kisahmuslim.com