Kisah dua ekor kucing
Ada seekor kucing. Anggaplah kucing ini adalah seekor kucing yang sangat manis. Seorang kaya membelinya dari sebuah toko binatang yang sangat termasyhur di kota metropolitan ini. Kucing ini begitu imut hingga semua orang ingin membelai bulunya. Si orang kaya selalu memberinya makan 3 kali sehari. Harga makanan kucing ini cukup mahal. Yah, mungkin makanan kucing ini mencapai 100 ribu seminggu. Orang kaya ini selalu memandikan kucing ini dengan air yang telah diformulasikan dengan bahan bahan yang membuat bulu kucing ini menjadi lembut dan tidak rontok. Pokoknya orang kaya ini sangat mencintai kucing ini melebihi binatang apapun di dunia ini. Hingga suatu saat terjadi sebuah kejadian , seekor kucing ini memakan makanan yang ada di meja makan hingga habis tak tersisa ketika si orang kaya sedang keluar rumah. Ketika orang kaya itu kembali dari rumah ia hanya mengelus dada , dan menyuruh pembantunya untuk membuat kembali masakannya.
Cerita yang kedua adalah tentang seekor kucing liar yang memiliki enam orang anak. Dia adalah seorang ibu yang merupakan orangtua tunggal dari anak anaknya. Suami si kucing ini berselingkuh ketika ia telah menghamili kucing ini. Dengan tabah si ibu kucing ini rela tidak makan demi memberi makan anak anaknya. Dia hanyalah kucing liar. Kucing liar dengan bulu rontok, yang memiliki luka di sekujur tubuhnya. Tapi sang ibu tidak putus asa. Dia tetap mencari makan demi anak anaknya. Yang terpenting ialah tetap melihat anak anaknya tertawa. Hingga suatu saat terjadi sebuah kejadian , seekor kucing ini memakan makanan yang ada di meja makan hingga habis tak tersisa ketika si orang kaya sedang keluar rumah. Kucing ini tidak punya akal , dia tidak tahu mencuri itu tidak baik. Kucing ini sudah tidak makan selama tiga hari demi anak anaknya. Ketika orang kaya itu kembali, dia memukul dan menyiksa kucing liar jalanan itu hingga mati. Anak anak kucing ni semakin terlantar dan mati pula oleh kerasnya alam ini.
Cerita ketiga : Ada seorang berdasi, rupawan, dan katanya memiliki rasa sosial tinggi sehingga ia pantas menjadi seorang wakil rakyat. Dia memiliki banyak mobil dan banyak pembantu yang bertugas untuk mengabulkan segala keinginannya. Dia merasa bangga karena rumahnya berada di antara rumah rumah elit bangsawan lain. Hingga terjadi suatu kejadian. Dia mencuri uang rakyat sebesar 10 milyar dan kejadian itu diketahui oleh aparat penegak bangsa. Dan dengan memberikan 1 milyar kepada aparat penegak bangsa , pencuri berdasi ini pun tidak di tuntut dan menambah satu koleksi mobil barunya.
Cerita yang keempat adalah tentang seorang wanita miskin yang memiliki enam orang anak. Dia adalah seorang ibu yang merupakan orangtua tunggal dari anak anaknya. Suaminya berselingkuh ketika ia sedang hamil. Dengan tabah si ibu ini rela tidak makan demi memberi makan anak anaknya. Ibu ini hanyalah seorang miskin. Seseorang yang hidup dengan dipandang sebelah mata oleh rakyat yang lain. Tapi sang ibu tidak putus asa. Dia tetap mencari makan demi anak anaknya. Yang terpenting ialah tetap melihat anak anaknya tertawa. Hingga suatu saat terjadi sebuah kejadian , wanita ini mencuri dompet pria koruptor yang ada di cerita tiga , dan kebetulan dompet pria itu hanya berisi dua ratus ribu. Ibu itu menjalankan profesi hina ini semata mata karena tak ada satupun masyarakat yang punya belas kasihan terhadap dirinya dan anak anaknya. Masyarakat menggebuki si ibu itu tanpa peduli latar belakang pencurian dan fakta bahwa ibu itu sudah tua dan seorang wanita. Dia diserahkan kemudian ke aparat hukum dan menderita 5 tahun penjara. Anak anaknya sementara menggigil dan menangis, berharap dengan sesuatu yang tak pasti kapan ibu mereka akan keluar.
Saran saya:
Jika dunia yang kita tinggali tidak mengenal rasa toleransi dan maaf terhadap kesalahan kecil dan memaafkan kesalahan yang begitu besar, hiduplah di dunia kita sendiri dengan rasa cinta dan kasih di dalamnya.
Penulis : Salman Kembara Habibi- Mahasiswa Binus University angkatan 2016