Takut? Dosa?
Dalam kehidupan, orang beriman ketika ia mngingat keburukan dan dosa-dosa seperti ia sedang duduk di pinggir pantai yang gelombang lautnya sudah berpotensi tsunami, dia sangat khawatir jika air itu akan menghempaskannya.
berbeda dengan orang yang selalu berbuat kemaksiatan dan dosa atau disebut orang fajir, ketika ia mengingat dosanya adalah seperti melihat semut yang menempel di tangan lalu ia mengusirnya hingga semut itu terlempar jauh ( menyepelekan dosa).
Sahabatku, sala satu ciri keimanan seorang hamba pada Tuhannya adalah rasa ketakukan dan dan juga rasa khawatir yang sangat mendalam dan amat besar terhadap dosa-dosa yang telah dilakukan, karena….. setiap dosa tersebut nantinya membuat kepedihan mendalam juga lalu menjadi bara yang membuat derita dan menyengsarakan. Ia merasa ketakutan, seolah-olah seperti menemui ajal. kkhawatiran bak air tsunami yang menghabiskan semua yang dilewatinya
Lain halnya ahli dosa yang selalu berbuat maksiat. dia tidak memiliki “fear” atau rasa cemas , takut dengan perbuatan buruk dan dosa yang dilakukan. ia meng – “underestimate” atau menganggap remeh dosa-dosa seperti semut yang berada di tangannya, lalu dia usir dengan tangannya sambil membatin “kaya gini doang” (Mengganggap dosa-dosanya seperti hinggapan semut).
-Rilla Gusela