Psikoterapi Wudhu

 

wudhu

Wudhu selain untuk bersuci, sebetulnya mempersiapkan seseorang untuk memasuki waktu shalat, sehingga dengan wudhu membuat nafas dan aliran darah seseorang berjalan lancar dan siap pergi ke masjid. Berkat air wudhu itu, tubuh menjadi lebih segar dan giat beribadah.

Setelah selesai berwudhu, seseorang keluar ke masjid untuk melaksanakan shalat. Pada saat itulah ada suatu gerakan olahraga dan dikenal semua orang yaitu berjalan. Ia memulai proses pemanasan. Ini penting agar otot- otot dan persendian tubuh menjadi bersemangat dan sistem aliran darah dan sistem penafasan semakin baik. Sistem pencernaan juga akan semakin baik.

Para ahli fikih mengartikan wudhu sebagai pekerjaan menggunakan air yang dibasuhkan pada anggota- anggota badan tertentu yang diawali dengan niat dan cara khusus. Terkait dengan cara wudhu, Allah SWT berfirman :

“Hai orang- orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai kedua mata kaki, “ (QS Al- Maidah [5] : 6)

Keutamaan wudhu:

  1. Mendatangkan kecintaan Allah SWT

Allah SWT berfirman,”Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bertaubat dan orang- orang yang menyukai diri. ( Al- Baqarah : [ 2 ] : 222 )

  1. Bercahaya pada Hari Kiamat

Nabi Muhammad SAW bersabda : Umatku akan datang pada Hari Kiamat dalam keadaan bercahaya pada anggota tubuhnya disebabkan air wudhu, maka yang ingin melebihkan cahayanya, lakukanlah. ( Shahih Bukhari, 1/136 )

  1. Membersihkan dosa- dosa

Nabi Muhammad SAW bersabda : Siapa yang berwudhu, kemudia menyempurnaka wudhunya, maka dosa- dosanya akan keluar dari jasadnya, sampai keluar dari bawah kukunya. (Muslim, 1/245)

  1. Mengangkat derajat.

Nabi Muhammad SAW bertanya kepada para Sahabat : Maukah aku tunjukkan kepadamu perbuatan yang dengannya Allah akan menghapus dosa- dosa dan mengangkat derajat? Mereka menjawab: “Tentu, wahai Rasulullah.” Nabi Muhammad SAW bersabda: Menyempurnakan wudhu meskipun dalam keadaan sulit (seperti musim dingin), memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu salat setelah shalat, maka itulah ribath.” (Muslim, 1/25)

Wudhu juga menjadi pelebur dosa- dosa yang dilakukan. Selain itu, pada setiap basuhan terkandung doa- doa yang dapat menghilangkan dosa kecil.

Rasulullah SAW bersabda ,”Ketika seorang Muslim sedang berwudhu dan memasuh wajah, maka keluarlah setiap dosa- dosa yang dibuat oleh kedua matanya dari wajahnya bersama tetesan air yang jatuh. Saat membasuh kedua tangan, maka keluarlah setiap dosa- dosa yang dilakukan kedua tangannya bersama dengan tetesan air yang terakhir. Saat membasuh kedua kakinya, maka keluarlah pula dosa- dosa yang dilakukan oleh kedua kakinya bersama tetesan air sehingga ia terbebas dari dosa- dosa sehabis wudhu.”

Wudhu juga memiliki efek penyegaran, membersihkan badan dan jiwa, serta pemulihan tenaga. Wudhu juga membersihkan jiwa dan kotoran. Hal ini berarti memiliki dua manfaat yaitu lahir dan batin. Wudhu juga memiliki dampak fisiologis, seperti tubuh menjadi lebih rileks. Hal ini terbukti dengan dibasuhnya tubuh dengan air sebanyak lima kali sehari akan membantu mengistirahatkan organ- organ tubuh dan meredakan ketegangan fisik, juga menetralkan kondisi psikologis yang tidak stabil

Manfaat wudhu pada sisi psikologis, Rasulullah SAW bersabda , “Marah itu sebagian dari perilaku setan dan setan itu tercipta dari api. Api akan padam dengan air, bila kalian marah maka berwudhulah.”

Wudhu merupakan sebuah terapi dengan menggunakan air. Dalam dunia kedokteran, terapi air telah lama dikenal. Simon Baruch (1840-1921) seorang dokter dari Amerika telah menciptakan sebuah teori yang dikenal dengan hukum Baruch. Teori ini menjelaskan bahwa air memiliki daya penenang jika suhu air sama dengan suhu kulit, sedangkan bila suhu air lebih tinggi atau lebih rendah, maka ia akan memberikan efek stimulasi atau merangsang saraf. Pengobatan air ini disebut hidroterapi, yang memiliki beberapa manfaat dan efek yang disebutkan sebagai berikut:

  1. Berendam atau menyeka tubuh dengan air dingin akan memberikan efek mendinginkan dan merangsang saraf tubuh atau bagian tubuh. Sebab, air dingin akan mengerutkan kapiler
  2. Menyeka air dingin dan air hangat secara bergantian akan merangsang sistem kardiovaskuler
  3. Berendam dalam air atau mandi di pancuran yang hangat akan berkhasiat melemaskan semua otot tubuh.
  4. Mandi air hangat akan melemaskan jaringan dan berefek pada kapiler- kapiler di kulit. Hal ini karena banyak darah dari jaringan yang ditarik oleh kulit. Di samping itu, air hangat juga dapat mengurangi rasa nyeri.
  5. Berendam dan mandi air hangat dalam waktu pendek berkhasiat menghilangkan rasa lelah dan menghilangkan ketegangan.
  6. Mandi dan meyeka dengan air dingin atau air hangat akan menjinakkan saraf kulit dan saraf organ- organ intern.

Emoto, seorang ilmuwan dari Yokohama, menyebutkan bahwa air memiliki rahasia tersendiri. Air mampu menerima ungkapan manusia baik positif maupung negatif dan kemudian ia membentuk sebuah kristal seperti bunga yang mereka indah, atau potongan permata. Bentuk indah tersebut tampak di mikroskop. Setelah melalui proses “pendinginan” air lalu diberikan kata- kata atau ungkapan positif. Namun, bila kata- kata atau ungkapan yang diberikan kalimat negatif, maka air tidak dapat menampakkan keindahannya.

Menurutnya, air juga dapat merespons beraneka ragam bahasa dunia, seperti Bahasa Inggris, Prancis, Arab, China, Korea, Jerman, Italia, dan lainnya.

Air juga sensitif terhadap suatu bentuk yang sulit dilihat, ini disebut Hado. Bentuk energi inilah yang dapat mempengaruhi kualitas air y

ang terbentu. Semua benda yang ada didunia memiliki gelombang Hado. Energi ini bisa berbentuk positif dan negatif, dan mudah dipindahkan dari saru benda ke benda yang lainnya.

Penelitian Emoto membuktikan bahwa Hado dapat mengubah air. Apabila kita berbicara kepada air dengan sikap positif dan penuh penghargaan, maka air pasti akan berubah. Bahkan  air dalam danau yang besar pun bisa berubah, dan air dalam tubuh manusia juga bisa berubah

Source : Ensiklopedia Mukjizat Al- Qur’an dan Hadist, Edisi ke 4