Hal sepele yang mendatangkan azab kubur

Siapa yang tidak takut azab kubur? Kematian saja sudah begitu menakutkan. Apalagi jika seusai kematian kita ditimpa berbagai siksaan sampai kelak hari kiamat datang. Siapa yang sanggup menahan pedihnya siksaan tersebut?

Kita mungkin berpikir bahwa azab kubur itu hanya menimpa orang-orang yang melakukan dosa besar. Kita mengira azab kubur itu hanya menimpa mereka yang tak memeluk agama ini sampai akhir hayatnya. Tidak! Sungguh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Salam telah mengabarkan, ada seseorang yang dia muslim dan dia tidak melakukan dosa besar, tetapi Allah memberikan azab kubur kepadanya. Hanya karena suatu hal yang sepele, dia mendapat azab kubur. Apakah hal yang sepele itu?

Mari kita hayati hadits Rasulullah saw. berikut ini:

Suatu hari Rasulullah saw. pernah berjalan melewati dua makam, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya penghuni kedua makam ini sedang menjalani siksaan. Mereka berdua disiksa bukan karena dosa besar. Salah seorang dari keduanya adalah orang yang selalu tidak bersih bersuci dari buang air kecil (kencing), sedangkan yang kedua adalah orang yang suka mengadu domba.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi)

Pada pembahasan ini, saya hendak mengupas sedikit tentang sebab siksa kubur yang pertama dalam hadits ini. Yakni, tidak bersih bersuci dari buang air kecil (kencing). Sepele,‘kan?

Ah, agama ini memang begitu sempurna. Semua hal-hal dalam hidup manusia diatur sedemikian rupa. Dari urusan istinja sampai urusan negara. Maka sebagai seorang muslim, kita semestinya berpedoman pada hukum-hukum Islam dalam menjalankan setiap detail kehidupan kita. Termasuk dalam urusan istinja (bersuci setelah buang air besar/kecil).

Bagaimana tata cara bersuci usai buang air kecil?

Air kencing termasuk najis yang harus dibersihkan dengan menghilangkan zatnya dari kemaluan kita. Kita bisa menggunakan air untuk bersuci dari air kencing. Jangan sekedar menyiramnya, sebab dikhawatirkan ada bagian yang terkena air kencing namun tidak terjangkau oleh air.

Jangan sekali-kali menyepelekan hal ini. Sayang sekali shalat kita, jika ternyata saat shalat kita masih ‘menyimpan’ sisa-sisa najis usai buang air kecil. Sungguh malangnya kita, jika kita harus merasakan azab kubur hanya karena tidak bersih dalam bersuci.

Demikian, hanya itu yang dapat saya sampaikan dalam pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Terakhir, saya tutup dengan firman Allah yang artinya, “Allah tidaklah malu dalam menjelaskan hal yang benar.” (QS. Al Ahzab: 53)

src;dakwahsekolahku.com