Ayat Ini Membuat Dua Orang Ahli Maksiat Menjadi Ulama Besar
download rekaman artikel ini disini
Hidayah Allah betul-betul sebuah misteri. Diberikan-Nya kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. Siapa sangka seorang pencuri dan seorang pemabuk tiba-tiba menjadi ulama besar bersebab satu ayat saja?
Mengenai pencuri itu, Imam Adz-Dzahabi mengisahkan bahwa orang tersebut merupakan pencuri terhebat di daerahnya. Sebab itu, ia selalu beraksi sendiri. Tidak butuh bantuan pencuri lain.
Suatu hari, pencuri tersebut terpikat oleh seorang wanita jelita. Malamnya, ia menyelinap ke rumah wanita tersebut. Ketika ia memanjat dinding, seketika telinganya mendengar sebuah ayat.
“Belum datangkah waktunya bagi orang-orang beriman untuk tunduk hati mereka guna mengingat Allah. Serta tunduk kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka. Dan janganlah mereka seperti orang-orang sebelumnya yang telah turun Al Kitab kepada mereka. Kemudian berlalu masa yang panjang atas mereka. Lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Qs. Al-Hadid: 16)
Tubuh sang pencuri tiba-tiba gemetar. Ia lantas berkata, “Tentu wahai Rabb-ku. Sungguh telah tiba waktuku (untuk bertaubat).”
Ialah Fudhail bin Iyadh. Seorang ulama tabi’in ahli ibadah yang kini amat dikenal atas kezuhudannya.
Ayat ini pula yang menyadarkan seorang penenggak khamr.
Alkisah sang pemabuk bermimpi bahwa ia sedang berada di hari kiamat. Sangkakala tengah ditiup. Dan seluruh makhluk dibangkitkan kembali serta dikumpulkan dalam satu tempat. Sementara ia sedang dalam keadaan yang mengerikan. Seekor ular mengejarnya hingga ke atas gunung.
Di sela mimpinya, ia bertemu dengan anaknya yang telah wafat. Lantas, anaknya menyampaikan sebuah ayat, “Wahai Ayahku! Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?” (Qs. Al-Hadid: 16)
Selepas bangun, sang pemabuk segera mengambil seluruh minuman kerasnya. Ia pecahkan semua botol-botol minuman itu. “Kemudian aku bertaubat pada Allah, dan inilah cerita tentang taubatku,” katanya ketika mengisahkan cerita ini.
Ialah Malik bin Dinar. Pemabuk yang bermetamorfosis menjadi seorang ulama ahli hadits. Bahkan beliau sempat menjadi murid Imam Hasan Al-Bashri.
Lalu, bagaimana dengan kita?
Telah berapa ayat kita dengar? Berapa kali kita mengkhatamkan Al-Qur’an? Dan juga berapa peringatan Allah yang tidak kunjung kita indahkan?
Inilah ayat teguran. Sebagaimana Abdullah bin Abbas pernah berpesan, “Sesungguhnya Allah menganggap lambat hati orang-orang dalam merespon ayat-ayat-Nya. Lalu Allah menegur mereka setelah 13 tahun sejak diturunkannya Al-Qur’an!” []
src; dakwahsekolahku.com