Santa Maria Magdalena de Pazzi, Perawan
Santa Maria Magdalena de Pazzi, Perawan
Tanggal Pesta: 25 Mei
Maria Magdalena lahir di Florence pada tanggal 2 April 1566. Magdalena adalah anak tunggal dari sebuah keluarga terkemuka di kota yang makmur dan indah itu. Semasa mudanya, tingkah lakunya menampakkan suatu keistimewaan. la berbudi halus dan memiliki pikiran yang tajam. Pada umur 10 tahun, pada Pesta Khabar Malaekat ia menerima Komuni pertama dan oleh Bapa Pengakuannya ia diperbolehkan menerima Komuni Suci setiap hari.
Hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Ia selalu memberitahukan orangtuanya apabila ingin mengikuti perayaan Misa Kudus. Kebiasaannya ini lama kelamaan melahirkan dalam dirinya keinginan untuk mempersembahkan diri seutuhnya hanya kepada Yesus. Ia ingin hidup demi Yesus saja. Keputusannya ini sungguh mengecewakan orangtuanya. Karena dengan demikian keluarga bangsawan itu tidak lagi mempunyai keturunan. Meskipun demikian kedua orangtuanya patuh pada kehendak Allah. Mereka yakin bahwa Tuhan mempunyai rencana yang baik pada mereka. Pada tahun 1582 Magdalena masuk biara Karmel “Maria Ratu pada Malaekat“. Magdalena
sengaja memilih biara ini karena ia tahu bahwa di sana ia dapat rnenerima Komuni Suci setiap hari. Di dalam biara itu, Magdalena dengan sepenuh hati menaati semua peraturan biara dan menaati pimpinan biara.
Ia mempunyai keyakinan bahwa tak satu pun peraturan dari tarekatnya tidak dikehendaki Roh Kudus. Ia tidak suka mengecualikan dirinya dalam menjalankan tapa dan pantang, kecuali hal itu diperintahkan oleh Tuhan. la sering mengalami penglihatan ajaib di mana Yesus mengajarinya tentang kediaman ilahi dalam hatinya demi menguatkan dia apabila dia ditimpa percobaan. Suatu waktu datanglah berbagai cobaan dan sengsara menimpa dirinya. Selama lima tahun ia menanggung banyak penderitaan karena ditimpa berbagai jenis penyakit, siksaan batin yang berat dan lain-lainnya. Saat-saat itu, Magdalena benar-benar merasakan apa yang pernah dialami Yesus di atas salib ketika Allah Bapa seolah-olah meninggalkan Dia. Tatapi Magdalena tetap dengan tabah menjalani dan menanggung semuanya itu. Semboyannya ialah: “Bukan kematian, melainkan penderitaan“.
Memulihkan dosa-dosa, baik dosa pribadi maupun dosa-dosa seluruh umat manusia adalah cita-citanya yang utama. Sambil turut menanggung derita bersama Kristus, Magdalena ingin mengenakan pemulihan Penebus kepada manusia. la tetap seorang suster yang rendah hati meskipun ia dianugerahi banyak
karunia luar biasa. Pada Pesta Pentekosta tahun 1590, malam gelap yang penuh penderitaan itu habis dan ia dipilih menjadi pemimpin Novisiat hingga dua kali sampai dia diangkat menjadi pemimpin biara. Pada tahun 1607, Magdalena meninggal dunia setelah menderita penyakit yang berbahaya.