Dasa Awatara: Manifestasi Brahman dalam Misi Penyelamatan Dunia
Dalam kepercayaan Hindu, konsep Awatara atau Avatara menjadi salah satu pilar yang fundamental dalam memahami hubungan antara manusia dan Tuhan. Awatara secara harfiah berarti ‘inkarnasi’ atau ‘penurunan’. Awatara atau Avatara (Sanskerta: अवतार, avatāra) berasal dari kata “Ava” yang berarti bawah dan ”Tr” yang berarti menyebrangi. Jadi, Awatara dapat diartikan sebagai inkarnasi Sang Hyang Widhi Wasa atau manifestasinya ke bumi dengan mengambil suatu bentuk material guna menyelamatkan dunia dari kehancuran dan kejahatan serta menegakkan Dharma (kebenaran).
Konsep Awatara ini tidak terbatas hanya pada Hinduisme, tetapi juga dapat ditemukan dalam beberapa agama besar di dunia. Aldos Huxley dalam bukunya yang berjudul The Perennial Philosophy menyatakan bahwa konsep Tuhan yang menjelma dalam bentuk manusia ini muncul di sebagian besar eksposisi sejarah Perennial dalam Hinduisme, Buddhisme Mahayana, Kristen, dan Sufi Islam. Konsep awatara menjadi salah satu dari sedikit titik temu di antara berbagai kepercayaan.
Dewa Wisnu yang merupakan Dewa pemelihara alam semesta yang secara periodik turun ke dunia dalam berbagai bentuk untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran dan mengembalikan keseimbangan dharma (kebenaran). Konsep ini diperlihatkan melalui Dasa Awatara, sepuluh inkarnasi Dewa Wisnu yang muncul dalam berbagai zaman dalam misi menyelamatkan dunia. Diantaranya Sembilan Awatara telah muncul di dunia, sementara Awatara yang kesepuluh, Kalki Awatara, masih menunggu saat yang tepat untuk turun ke dunia.
Salah satu Awatara yang paling terkenal adalah Kresna, yang merupakan awatara kedelapan Dewa Wisnu. Kisah Kresna tercantum dalam epik Mahabharata, di mana ia turun ke dunia pada masa Dwapara Yuga untuk menegakkan kebenaran yang terancam punah. Melalui aksinya, Kresna membawa pesan moral dan etika yang menjadi pedoman bagi umat manusia.
Dasa Awatara mencerminkan kearifan Hindu dalam memahami perubahan zaman dan kebutuhan manusia. Setiap inkarnasi memiliki tujuan yang unik sesuai dengan konteks zaman dan tantangan yang dihadapi umat manusia.
Berikut adalah sepuluh Awatara Dewa Wisnu beserta zaman munculnya:
- Matsya Awatara: Muncul pada masa Satya Yuga dalam bentuk ikan raksasa untuk menyelamatkan dunia dari banjir besar.
- Kurma Awatara: Muncul pada masa Satya Yuga sebagai kura-kura untuk membantu Dewa Wisnu dan para dewa dalam mengangkat gunung Mandara saat pencarian amrita.
- Waraha Awatara: Muncul pada masa Satya Yuga sebagai seekor babi hutan untuk menyelamatkan bumi dari tenggelamnya akibat serangan raksasa Hiranyaksha.
- Narasimha Awatara: Muncul pada masa Satya Yuga dalam bentuk manusia berkepala singa untuk mengalahkan raksasa Hiranyakashipu dan melindungi bhakta-Nya.
- Wamana Awatara: Muncul pada masa Treta Yuga sebagai seorang brahmana kerdil untuk mengalahkan raja asura Bali dan mengembalikan ketertiban kosmis.
- Parasurama Awatara: Muncul pada masa Treta Yuga sebagai seorang ksatria bersenjata kapak untuk membersihkan dunia dari para ksatria yang korup.
- Rama Awatara: Muncul pada masa Treta Yuga sebagai seorang ksatria yang berusaha memperjuangkan kebenaran dan membawa keadilan kepada umat manusia.
- Kresna Awatara: Muncul pada masa Dwapara Yuga sebagai putra Wasudewa untuk memimpin Pandawa dalam perang Mahabharata dan menyebarkan ajaran dharma.
- Buddha Awatara: Muncul pada masa Kali Yuga sebagai Pangeran Siddharta Gautama untuk menyebarkan ajaran-ajaran kebijaksanaan dan menghentikan praktik kekerasan dalam agama Hindu pada saat itu.
- Kalki Awatara: Akan muncul pada masa Kali Yuga sebagai pemusnah untuk mengakhiri zaman yang penuh kejahatan dan memulai zaman baru yang suci.
Dalam pandangan Hindu, konsep Dasa Awatara bukan hanya sekadar mitos atau cerita legenda, melainkan juga mengandung pesan-pesan moral dan spiritual yang relevan untuk kehidupan manusia. Ia mengajarkan bahwa Tuhan, dalam bentuk-Nya yang beragam, senantiasa hadir dalam kehidupan manusia untuk membimbing mereka menuju kebenaran dan keselamatan.
Dengan memahami konsep Dasa Awatara, manusia diharapkan dapat menggali makna mendalam tentang kasih sayang Tuhan, serta menginspirasi mereka untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan berbudi luhur, sesuai dengan ajaran dharma yang diwariskan oleh para awatara sebelumnya.
Referensi :
Ananda, I N. (2023). “Avatara Dalam Mahabharata”. Jurnal Penelitian Agama Hindu. 7(4). ISSN : 2579-9843. https://www.researchgate.net/publication/374442327_Avatara_Dalam_Mahabharata
Sanjaya, I Komang Alit Adi. (2022). Tattwa: Mengurangi Makna, Menyikap Realita. Bali : Nilacakra. 227-234. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=iud-EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA227&dq=dasa+awatara&ots=haLmavcJX1&sig=-jHuZagyMhRqzrzDEy26hf2rP3U&redir_esc=y#v=twopage&q=dasa%20awatara&f=true
STIE STEKOM. Awatara. Ensiklopedia Dunia. https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Awatara.