JENIS-JENIS KAMERA
Oleh: Novita (1901553670)
Hai KLIFONERS! Saat memotret, kamera adalah senjata paling penting untuk menghasilkan foto yang bagus! Apa saja sih jenis jenis kamera yang ada beserta kelebihan dan kekurangannya? Yuk cek!
- Compact digital
Kamera jenis ini merupakan kamera digital paling simpel. Dengan ukurannya yang tidak telalu besar dan pas di kantong atau biasa disebut kamera saku, menjadikan kamera ini banyak dipilih untuk pengguna yang membutuhkan kamera yang hanya sekedar mendapat foto saja. Dengan fitur standar namun memiliki mobilitas tinggi. Kamera ini juga tidak mempunyai shoot mode dialer.
Biasanya untuk menekan harga kamera ini memiliki dua jenis input bateri, batre AAA atau pun bateri bawaan yang bisa di charge. Yang menggunakan bateri AAA harganya jauh lebih murah.
Cocok digunakan pada Event indoor, Event outdoor yang tidak terlalu mengandalkan zoom, dokumentasi standar, Anda yg memiliki mobilitas tinggi & tidak mau repot.
Ciri-cirinya :
- Ada mode exposure manual
- Berukuran sensor besar
- Dapat memilih format foto RAW
- Punya hotshoe untuk dudukan flash external/aksesoris
- Bodi kamera biasanya lebih besar dari biasanya.
Kelebihan :
- Sensor Yang Lebih Kecil
- Ukuran Lebih Kecil Dan Mudah Dibawa Keman-Mana
- Harga Terjangkau
Kekurangan :
- Auto Focus Yang Lambat
- Kualitas gambar yang kurang bersih
- Kualitas rentang dinamis yang kurang baik
- Prosumer
Kata “prosumer “ diambil dari PROfesional dan conSUMER. Kamera yang berjenis “point and shoot” ini mempunyai fitur lebih lengkap dibandingkan dengan kamera saku, antara lain pengaturan exposure dan iso secara manual. Ada beberapa orang yang menggunakan kamera jenis ini untuk memulai belajar fotografi karena dirasa lebih praktis dan fungsional daripada kamera DSLR.
ciri-ciri :
- Kamera prosumer terdiri dari dua jenis, yaitu Kamera prosumer berbentuk Kamera digital SLR (DSLR-like) yang juga disebut Bridge Camera
- dengan lensa tetap yang tak dapat dilepas, sedangkan MILC walaupun lensanya dapat dilepas, tetapi tidak memiliki Cermin Reflex dan tentunya juga tidak memiliki Optical Viewfinder dan sebagai gantinya dipakai Electronical Viewfinder atau layar LCD saja.
Kelebihan :
- Kamera digital prosumer memiliki bodi mirip kamera DSLR dan berlensa panjang namun tidak bisa dilepas-pasang layaknya lensa pada kamera DSLR.
- Untuk ukuran lingkaran lensa, prosumer cenderung lebih kecil dari pada DSLR dan lebih besar dari compact.
- Untuk fitur, kamera prosumer menyerupai DSLR. Setingan programnnya bisa diatur secara manual. Aperture/diafraghma, ISO dan Shutter Speed bisa diatur secara manual.
- Dengan kemampuan dan tekhnologi yang ada, prosumer dianggap lebih praktis untuk fotografi sehari-hari.
Kekurangan :
- Sensor prosumer yang lebih kecil disbanding DSLR berakibat kualitas hasil foto tidak bisa sebaik kamera DSLR
- Kecepatan auto focus dan jeda antar satu foto dengan foto selanjutnya juga
- merupakan kendala bagi yang membutuhkan moment penting dan cepat.
- Bridge Camera
jenis kamera digital prosumer atau disebut juga Bridge CDC (Compact Digital Camera). Jenis kamera ini disebut bridge karena menjembatani pengguna kamera pocket untuk mendapatkan fitur dan kualitas yang lebih baik. Kualitas jenis kamera ini berada diantara kamera pocket dan kamera profesional (DSLR).
Ciri-ciri :
- kemampuan zoomnya yang saat ini sudah melampaui 50x bahkan 60x dan untuk itu diperlukan sistem stabilisasi yang mumpuni, sehingga ada Bridge Camera yang dilengkapi dengan 5-axis Image Stabilization (Pitch, Yaw, Roll, Vertical Shift and Horizontal Shift), sehingga lebih unggul dari pada Sistem Stabilisasi yang dimiliki oleh Kamera digital SLR.
- Image Stabilization yang unggul juga berguna untuk pengambilan gambar video sambil berjalan dan tentunya juga dapat mengambil foto dengan Kecepatan yang lebih lambat.
Kelebihan :
- Punya lensa yang bisa zoom sangat jauh (ideal untuk foto subjek yang jauh seperti burung, atau pemandangan seperti detail gunung dll.
- Sebagai perbandingannya, lensa kamera superzoom dapat mencapai lebih dari 500mm. Beberapa diantavranya mencapai 1000mm. Sedangkan untuk kamera DSLR kebanyakan 200-300mm dan itu pun perlu membeli lensa zoom telefoto terlebih dahulu.
- Ukuran dan beratnya lebih ringan dan sedikit lebih kecil
- Beberapa kamera memiliki kecepatan foto berturut-turut melebihi 10 foto per detik
- Relatif murah dibandingkan kamera DSLR
Kekurangan :
- Kualitas foto masih jauh dibandingkan hasil kamera DSLR karena pemakaian sensor foto yang sangat kecil. Kualitas foto yang dihasilkan lebih menyerupai kualitas kamera saku atau ponsel canggih.
- Karena bukaan lensa biasanya makin kecil saat zooming, maka kita perlu cahaya lingkungan yang terang. Jika cahaya agak gelap, seperti sore hari atau di dalam ruangan, kualitas foto akan sangat menurun. Mengunakan tripod akan sangat membantu di dalam ruangan.
- Tidak bisa ganti-ganti lensa seperti kamera DSLR
- Banyak
- Consumer DSLR
DSLR bisa ganti lensa, harga relatif kompetitif 4 juta sampe 6 jutaan. Dengan Lensa Kit 18-55, kualitas gambar yang bagus menjadi pilihan anak muda sekarang.
Ciri-ciri :
- Bisa Ganti Lensa
- Memiliki Jenis Body Warna Lebih dari 1
- Harga Relatif murah 4 – 6 Juta
- Menggunakan Lensa Kit 18-55mm
Kelebihan :
o Lebih Fleksibilitas
o Gampang Upgradable
o Kinerja Yang Lebih Baik
o Kualitas Gambar Lebih Baik
Kekurangan :
- harganya yang terbilang relatif mahal jika pengguna masih tergolong di dalam kelas pemula di dunia fotografi
- lebih besar dan lebih berat dari camdig
- orang akan merasa sulit untuk mengubah lensa atau terus mengoperasikan banyak tombol.
- Microless camera / tlr
Hybrid atau Mirorrless ini adalah kamera mirip DSLR tanpa mirror dengan bentuk yg kompak. Biasanya memiliki kemampuan yang sama dengan DSLR dengan sensor 4/3 dan APSC memberikan kualitas gambar yang sama dan bisa ganti lensa memberikan nilai + sendiri. Bentuk kompak + kualitas bagus.
Ciri-ciri :
- Ukurannya yang relatif kecil,
- Beratnya yang ringan,
- Lensa yang dapat diganti-ganti,
- Hasil bidikan yang dihasilkan juga tidak jauh beda dengan DSLR,5
Kelebihan :
memiliki kemampuan yang sama dengan DSLR dengan sensor 4/3 dan APSC memberikan kualitas gambar yang sama dan bisa ganti lensa memberikan nilai + sendiri.
Kekurangan :
gambar dalam jendela bidik dibalik secara horizontal (dari kiri ke kanan) yang mengakibatkan pembingkaian foto yang sulit, terutama bagi pengguna yang belum berpengalaman atau dengan subjek yang bergerak
- Semi Pro DSLR
Fullframe atau APSH kualitas ga perlu di ragukan dengan harga 20 ~ 50 jutaan. Biasanya sih di gunakan di Studio Foto.
Yang membedakan antara Pro dan Semi Pro adalah kemampuan sensor(CCD) dalam menangkap gambar. Pada DSLR –Pro , CCD sudah mengadopsi 1/1 (terbuk
a penuh). Kemudi
an pada memori D
SLR-Pro sudah menggunakan High Speed Memory. Disamping itu fasilitas fitur-fitur pada kedua jenis ini hampir sama, bisa dioperasikan dengan berbagai pilihan program maupun manual.
Ciri-ciri :
lensa yang dapat dibuka/diganti, sehingga fotografer dapat memilih lensa sesuai yang diinginkan.
- Boutique Camera
Kamera Butik, Stylish dan Powerfull dengan rata rata menggunakan sensor fullframe ( Leica M9 ) atau APS C ( X100 ) dengan kualitas gambar yg tak perlu di ragukan. Menurut Kai W seorang Fotografer dari Hongkong, Kualitas Kamera Butik lebih bagus dari pada Fullframe DSLR seperti D3S, dan Butik APSC seperti X100 mengalahkan EOS7D dari segi Image Quality menurut DXO Mark dengan bentuk yang Compact. Dengan 69 Juta sa
pa yg mau beli ( Leica M9 ) dan X100 13 Juta dan Harga Lensa Kamera Buik juga mahal.
Ciri-ciri :
- rata rata menggunakan
Sensor Fullframe ( Leica M9 ) atau APS C ( X100 ) dengan kualitas gambar yg tak perlu di ragukan. - Harganya cukup mahal
Kelebihan :
- Stylish dan Powerfull
- Kualitas lebih bagus dari pada Fullframe DSLR
Kekurangan :
- Harga lensa yang mahal
- Medium format DSLR
Kamera Medium Format merupakan kamera yang biasanya menggunakan rollfilm. Besarnya format film pada kamera ini ditentukan oleh panjang foto yang direkam diatas kamera.
Kelebihan :
kualitas hasil foto yang bisa dicetak dengan ukuran besar, sehingga kebanyakan kamera ini dipakai untuk tujuan komersial atau reproduksi
kekurangan :
- harga peralatan yang relatif mahal
- adanya keterbatasan dalam depth of field (DOF) pada lensa dengan sudut gambar yang sama