Proses Upacara Kematian Umat Khonghucu Kalimantan Barat
Penulis : Josan (6 Juni 2022)
Pada proses kematian etnis Tionghoa khususnya di Kalimantan Barat, biasanya jenazah akan ditaruh selama satu minggu di dalam peti freezer, tujuannya untuk disembahyangkan atau mendapat penghormatan terakhir dari rekan-rekan, keluarga, kerabatĀ jauh ataupun dekat Almarhum. Persembayangan nya menggunakan hio merah kemudian berdoa di depan altar Almarhum yang telah disediakan. Selama masa itu pula keluarga harus membakar kertas Ci Chian/Kim Ci, menyediakan makanan dengan sendok dan sumpit berdiri tegak menancap pada makanan, yang ditaruh di depan altar persemayaman Almarhum. Tidak hanya itu, keluarga atau kerabat harus membuat kertas berbentuk emas menggunakan kertas Kim Kho (Kertas kuning yang tengahnya emas).
Source : BinGo Indonesia
Keluarga juga harus mengenakan baju yang sama setiap hari tanpa menggantinya, yaitu warna putih diperuntukkan untuk anak, saudara dan istri Almarhum, warna biru diperuntukkan untuk cucu Almarhum dan kuning diperuntukkan untuk cicit Almarhum. Pada minggu terakhir, akan dilakukan proses pelepasan Almarhum sebelum dimakamkan esok hari, acara ini dilakukan oleh Bosong selaku pemandu upacara pelepasan Almarhum sebelum dimakamkan hingga dimakamkan.
Source : Youtube
Pada pelepasan ini, keluarga akan mengenakan atribut seperti penutup kepala pada anak perempuan dan menantu perempuan yang berbentuk segitiga berwarna putih, topi/headband putih untuk anak laki-laki dan juga menantu laki-laki serta biru untuk para cucu. Keluarga juga diwajibkan mengenakan gelang kain yang harus dipakai selama proses pelepasan sesuai dengan warna baju masing-masing dan yang terakhir adalah kain berbentuk kotak kecil berwarna hitam yang dipenitikan pada sisi lengan kiri baju. Gelang ini juga harus dipakai selama satu minggu setelah Almarhum dimakamkan untuk acara satu mingguan setelah pemakaman.
Source : Youtube
Proses pelepasan Almarhum akan didoakan oleh Bosong, dengan bait-bait doa dalam bahasa China daerah Kalimantan barat yaitu Hakka beserta dengan mandarin, dalam doa tersebut meliputi nama Almarhum dan keluarga Almarhum. Sebelum proses pemindahan jenazah ke dalam peti mati, beberapa sisi tempat seperti perbatasan pintu untuk keluar, bagian altar, foto Almarhum, akan didoakan diikuti mantra tulis menggunakan kepala ayam hitam dan juga palu yang digunakan untuk mengetuk peti.
Source : Youtube
Setelah doa selesai maka jenazah akan dipindahkan ke dalam peti. Perlu diingatkan dalam proses pemindahan jenazah dan juga penutupan peti, tidak boleh disaksikan oleh keluarga yang memiliki Shio bertentangan yang telah diberitahukan oleh Bosong, hal ini juga berlaku untuk anak kecil dalam keluarga. Konon katanya, jika dilanggar jenazah tidak bisa pergi dengan tenang ataupun keluarga yang melihat akan sakit. Setelah jenazah dipindahkan, peti akan di penuhi oleh aset Almarhum seperti baju, celana atau barang yang sering dipakai Almarhum sewaktu masih hidup mungkin seperti topi, selendang atau kain bisa dimasukkan juga ke dalam peti bersamaan dengan aset Almarhum lainnya. Kemudian, pada pinggir peti akan ditaruh kertas Nyiun Kho (Kertas kuning yang di tengahnya berwarna perak). Selanjutnya, jenazah akan ditutupi oleh kain merah dibalutih lagi oleh selimut Almarhum. Sebelum peti ditutup, peti akan dipenuhi oleh kertas Bong Sen Chian (Kertas kuning berbentuk bunga, uang khusus roh) barulah peti ditutup namun tidak sepenuhnya, karena masih harus dilakukan doa terakhir oleh keluarga, diiringi oleh doa berirama yang dilantunkan oleh Bosong.
Source : Youtube
Selanjutnya, doa terakhir dilanjutkan oleh Bosong, seperti doa pengiring yang di dimana dalam doa tersebut akan disebutkan nama-nama keluarga dari anak, menantu hingga cucu, dibantu oleh Chu Siu (Wakil Bosong) dengan menjawab “Jiu” yang berarti nama orang tersebut hadir atau ada dalam upacara, barulah setelah nya peti akan ditutup. Sebelum melakukan perjalanan menuju pemakaman pada esok hari, masih ada upacara yang harus dilakukan, yaitu semua keluarga harus berlutut dan tidak boleh berdiri sampai Bosong selesai melantunkan doa, yang dikawal oleh menantu laki-laki Almarhum untuk memegang payung. Serta, memutari altar sebanyak 3 kali secara bertahap yang dipimpin Bosong, diikuti anak laki2 tertua membawa hio yang sudah ditancapkan, kemudian menantu yang membawa payung, dilanjutkan anak laki2 lainnya yang menjadi pendekar untuk membawa bambu dan kertas, seterusnya diikuti keluarga lain secara berurutan. Hingga akhir, semua kertas Kim Kho dan kertas yang dibawa sebelumnya akan dibakar didepan halaman rumah atau rumah duka. Selanjutnya, Bosong akan kembali ke altar dan memutari altar satu kali namun lebih pelan diikuti oleh keluarga, hingga pada doa terakhir, barulah upacara pelepasan selesai.
Source : Youtube
Esok harinya, dilanjutkan oleh upacara keberangkatan jenazah ke peristirahatan terakhir, sebelum pemberangkatan masih ada upacara yang harus dilakukan. Kondisinya, peti sudah ada didepan halaman rumah ataupun rumah duka dengan altar di depan peti yang akan didoakan oleh Bosong sebelum keberangkatan. Selama doa berlangsung, keluarga akan memberikan makanan untuk terakhir kalinya dan juga Ciu (Arak) kepada Almarhum di depan altar. Kemudian, doa akan dilanjutkan oleh Bosong dengan memutari altar sekaligus peti Almarhum yang diikuti keluarga dengan susunan yang sama seperti saat upacara pelepasan.
Source : Youtube
Setelah doa selesai maka peti Almarhum bisa langsung diberangkatkan menuju pemakaman, diiringi oleh pukulan musik selama perjalanan. Sebelum pemakaman dimulai masih ada doa yang harus dilantunkan oleh Bosong, diikuti oleh para keluarga menggunakan hio. Dalam tradisi, setelah doa maka Bosong akan melakukan Fu Liung atau melemparkan segumpal beras yang di dalamnya terdapat uang logam lalu dilemparkan kepada keluarga. Keluarga harus menampung beras dan logam tersebut menggunakan kain atau apapun yang dapat menampung, tujuannya untuk dibawa pulang ke rumah masing-masing sebagai tanda keselamatan atau warisan. Fu liung ini dilakukan sebanyak dua kali sebelum penguburan dan sesudah penguburan. Setelah peti dikubur maka makam akan dihamburkan kertas Ci Chian/Kim Ci di seluruh bagian makam dan semua atribut dari penutup kepala, topi, headband, banner ucapan serta Kim Kho yang sudah dilipat menyerupai emas semua akan dibakar. Namun, payung serta topi yang dibawakan Bosong selama upacara akan ditancapkan di makam, begitu juga dengan Hio dan bambu yang dibawa selama upacara.
Source : Youtube
Reference :
Channel, V. (Sutradara). (2020). Acara dan Prosesi Pemakaman Almarhum Bong Miau Nyian [Gambar Hidup]. https://youtu.be/sJN7bOXJngI
Kiong, J. (2022, Juni 3). (Josan, Pewawancara)
Melano, R. K. (2020, Maret 23). Tribun Pontianak. Dipetik Juni 6, 2022, dari Kisah Warga Tionghoa Singkawang Jalankan Tradisi Sembahyang Kubur di Tengah Wabah Covid-19: https://pontianak.tribunnews.com/2020/03/23/kisah-warga-tionghoa-singkawang-jalankan-tradisi-sembahyang-kubur-di-tengah-wabah-covid-19?page=all#:~:text=Ia%20bersama%20keluarga%20membuat%20%22Kim,kepada%20leluhur%20yang%20adalah%20kakeknya.