Laku Bakti
Author: Jessica Jodis
Sumber foto: https://www.news18.com/news/lifestyle/parents-day-2021-images-wishes-status-and-quotes-to-share-with-your-parents-4004435.html
Laku Bakti adalah pokok ajaran agama dalam Agama Khonghucu (孝– Xiao). Istilah laku bakti memiliki makna “Memuliakan hubungan” antara yang lebih ‘rendah’ kepada yang lebih ‘tinggi’ (merujuk kepada tingkatan dalam keluarga; anak kepada orang tua).
Pada zaman dahulu, sikap laku bakti sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat. Namun, seiring berkembangnya zaman, nilai-nilai laku bakti semakin bergeser dan memudar. Sehingga, tidak jarang anak muda yang tidak mengerti arti dari istilah tersebut.
Pada Lun Yu Pasal 6, Halaman 97 tercatat:
Nabi bersabda: “Seorang muda, di rumah hendaklah berlaku Bakti, di luar hendaklah bersikap Rendah Hati, hati-hati sehingga dapat dipercaya, menaruh cinta kepada masyarakat dan berhubungan erat dengan orang yang berperi cinta kasih. Bila telah melakukan hal ini dan masih mempunyai kelebihan tenaga, gunakanlah untuk mempelajari kitab-kitab.”
Dalam pesan itu, Nabi memberikan pesan bahwa seseorang harus memperhatikan empat sikap dalam kehidupan sehari-hari – sikap dalam rumah (Bakti), sikap di luar rumah (Rendah Hati), sikap dalam lingkungan (bergaul dengan orang-orang yang menyebarkan Cinta Kasih), dan mempelajari kitab-kitab. Kemudian, pada Lun Yu Pasal 2, halaman 95-96, tercatat:
Youzi berkata, “Seorang yang dapat berlaku Bakti dan Rendah Hati, tetapi suka menentang atasan, sungguh jarang terjadi; tidak suka menetang atasan, tetapi suka mengacau, ini belum pernah terjadi. 2. Maka seorang Junzi mengutamakan pokok, sebab setelah pokok itu tegak, Dao akan tumbuh. Laku Bakti dan Rendah Hati itulah pokok peri Cinta Kasih.”
Kutipan pasal tersebut menekankan kita bahwa laku bakti adalah pokok untuk mencapai keharmonisan. Dimana untuk mencapai yang jauh, kita harus memulai dari yang dekat terlebih dahulu, yaitu dengan bersikap laku bakti di dalam rumah. Oleh karena itu untuk menelaah kembali esensi dari laku bakti, dapat dilakukan dengan refleksi diri dengan pertanyaan sebagai berikut: “Apakah saya telah melakukan hal yang memberikan rasa bangga kepada seseorang yang saya anggap sebagai orang tua?”.
Perlu diingat bahwa bakti sendiri memiliki tiga prinsip atau ukuran. Urutan yang tertinggi adalah yang didasari oleh rasa sayang dan cinta hingga tak dapat terukur atau terlihat secara kasat mata. Dilanjutkan dengan urutan bakti tengah, dapat ditunjukkan dengan jeri payah dari seorang anak. Bakti kecil merupakan bakti yang umumnya ditunjukkan dengan tenaga.
Bagi para pembaca, sebesar apapun laku bakti yang dapat atau telah dilakukan, semoga dapat memberikan bekas dan warna kepada seorang yang telah diberikan laku bakti tersebut. Maka dari itu sikap laku bakti baiknya dipraktikkan dari dalam hati nurani pembaca.
Referensi:
Adegunawan, S. (2019, September 6). Hormat Kepada Yang Tua Dan Rendah Hati. Genta Rohani. Retrieved October 24, 2021, from https://www.gentarohani.com/2019/09/hormat-kepada-yang-tua-dan-rendah-hati.html.
Bratayana Ongkowijaya, S. E. (2013). Laku Bakti – Xiao (孝); ‘Memuliakan Hubungan‘ Adalah Pokok Kebajikan – De (德). spocjournal.com. Retrieved October 24, 2021, from https://www.spocjournal.com/widya-karya/279-laku-bakti-xiao-memuliakan-hubungan-adalah-pokok-kebajikan-de.html.
News, R. P. N. (2020, March 27). Awal dan Akhir Laku Bakti dalam pandangan agama Khonghucu: Sebuah Renungan ” Pelita Nusantara. Pelita Nusantara. Retrieved October 24, 2021, from https://pelitanusantara.com/awal-dan-akhir-laku-bakti-dalam-pandangan-agama-khonghucu-sebuah-renungan/.
Sendana, U. (2020, May 30). Catatan Uung Sendana. catatan uung sendana. Retrieved October 24, 2021, from https://www.uungsendana.com/2020/05/.